M I S T E R I ALAM KUBUR
SERAMNYA ALAM KUBUR
Dari
Hani' Maula Utsman berkata bahwa ketika Utsman bin Affan رضي الله عنه berdiri di depan kuburan, beliau Menangis hingga air matanya
membasahi jenggotnya. Lalu dikatakan kepadanya, "Diceritakan kepadamu
tentang Surga dan Neraka kamu tidak menangis, tetapi kamu menangis dari
ini." Maka beliau berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ الْقَبْرَ أَوَّلُ
مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الْآخِرَةِ فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ
وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ قَالَ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا رَأَيْتُ مَنْظَرًا قَطُّ إِلَّا الْقَبْرُ
أَفْظَعُ مِنْهُ
"Kuburan
adalah awal rintangan dari beberapa rintangan alam akhirat. Jika sukses di alam
itu maka setelahnya lebih mudah, dan jika tidak sukses maka setelahnya lebih
susah." Kemudian beliau berkata bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, "Tiada pemandangan yang pernah saya lihat
melainkan kuburan yang paling menyeramkan."[1]
Ketika
seseorang hamba diantar ke kuburan dia disertai tiga hal, yaitu keluarganya,
hartanya dan amalnya. Dan yang kembali pulang dua hal yaitu harta dan
keluarganya, sedangkan yang mengikutinya hanya amalnya, seperti yang telah
ditegaskan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dalam
sabdanya: يَتْبَعُ الْمَيِّتَ
ثَلَاثَةٌ فَيَرْجِعُ اثْنَانِ وَيَبْقَى مَعَهُ وَاحِدٌ يَتْبَعُهُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ
وَعَمَلُهُ فَيَرْجِعُ أَهْلُهُ وَمَالُهُ وَيَبْقَى عَمَلُهُ
"Suatu
yang mengikuti mayat ada tiga, kembali pulang dua dan ikut bersamanya satu;
dihantarkan keluarganya, hartanya dan amalnya, maka kembali pulang keluarganya
dan hartanya dan yang tersisa (bersamanya) amalnya.[2]
Dari
Hisyam bin Urwah dari bapaknya berkata: “Ketika dinding rumah Nabi صلى الله عليه وسلم roboh sementara Umar bin Abdul Aziz pada saat itu sedang berada
di Madinah, tiba-tiba telapak kaki salah seorang penghuni kuburan yang dikubur
di rumah itu terlihat dan telapak kaki itu terkena sesuatu sehingga berdarah.
Maka Umar bin Abdul Aziz kaget sekali, lalu Urwah masuk ke rumah tersebut.
Ternyata telapak kaki itu adalah telapak kaki Umar bin Khaththab. Maka Urwah
berkata kepada beliau, 'Engkau jangan kaget, kaki tersebut adalah kaki Umar bin
Khaththab رضي الله عنه.' Lalu beliau
menyuruh membangun kembali dinding tersebut dan dikembalikan seperti keadaan
semula."[3]
Abu
Umamah al-Bahili berkata, "Sesungguhnya kalian pada pagi dan petang berada
dalam hunian yang meraup kebaikan dan keburukan. Dan hampir-hampir kalian akan
pergi meninggalkannya menuju hunian lain yaitu kuburan, suatu hunian yang
sangat menyeramkan dan rumah yang sangat gelap, tempat tinggal yang sangat
sempit kecuali yang diluaskan Allah, kemudian kalian akan dibangkitkan pada
Hari Kiamat."[4]
Umar
bin Abdul Aziz رحمه الله berkata kepada
salah seorang pendampingnya, "Wahai Fulan, Aku tadi malam tidak bisa tidur
karena merenungkan sesuatu." Dia berkata, "Apa yang sedang Engkau
renungkan, wahai Amirul Mukmmin?" Beliau menjawab, "Aku sedang
merenungkan kuburan dan penghuninya. Jika kamu menyaksikan mayat pada hari
ketiganya di dalam kubur, niscaya kamu akan mendapatkan suatu bentuk sangat
mengerikan walaupun sebelum mati dia sangat menawan hati. Kamu menyaksikan
suatu hunian penuh dengan binatang binatang yang menyeramkan, badan yang mulai
mengembung dan bernanah yang dibuat santapan cacing tanah, sedang tubuh mulai
membusuk, kain kafan mulai hancur, sementara dahulu di dunia penampilannya
sangat menawan, aroma tubuhnya sangat semerbak wangi dengan parfum dan pakaiannya
sangat bersih dan indah." Setelah itu beliau tersungkur pingsan.[5]
Dari
Yahya bin Abu Katsir bahwa Abu Bakar رضي الله عنه pernah berkhutbah, "Di manakah mereka yang berwajah
rupawan, yang bangga dengan usia remajanya, yang silau dengan keperkasaannya,
namun hal itu tidak pernah dipersembahkan untuk peperangan? Di manakah mereka
yang telah membangun kota-kota besar yang dilindungi dengan benteng-benteng
yang kokoh? Semuanya telah ditelan oleh masa dan semuanya akan menuju kepada
gelapnya kuburan.[6]
Umar
bin Dzar berkata, "Andaikata orang yang sehat wal'afiyat mengetahui tubuh
penghuni alam kubur hancur lebur (dimakan cacing tanah), maka mereka akan
sungguh-sungguh dan serius selama berada di dunia karena takut pada suatu hari,
di mana hati dan mata tercengang karena ketakutan.[7]
Abu
Abdurahman al-Umari al-Abid berkata, "Wahai para pemilik istana-istana
yang megah! Ingatlah gelapnya hiburan yang menyeramkan, wahai orang-orang
yang bergelimang kenikmatan dan
kelezatan, ingatlah cacing tanah, darah campur nanah dan hancurnya jasad
bersama tanah."[8]
DERITA DAN NIKMAT ALAM BARZAKH
Seorang
muslim wajib beriman bahwa azab kubur merupakan perkara yang haq, dan
pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir kepada penghuni kubur tentang Tuhannya,
agamanya dan Nabinya suatu perkara yang pasti.[9]
Maka Abu Abdullah berkata, "azab kubur suatu yang hak dan tidak ada yang
mengingkarinya kecuali orang sesat dan menyesatkan."[10]
Dan
demikian itu berdasarkan Al-Qur'an, As-Sunnah dan ijma sahabat, maka kuburan
merupakan liang dari taman surga atau liang dari jurang neraka, sehingga ketika
seorang hamba mati dan dimasukkan ke liang kubur berarti ia telah mengawali
alam akhiratnya.
Ketahuilah,
para pembela kebenaran sepakat bahwa Allah menciptakan untuk sang mayat suatu
kehidupan yang bisa berupa kesengsaraan dan kelezatan di alam kubur.[11]
Dan seorang tidak tahu secara persis berapa lama ia harus tinggal di kampung
hunian kuburan tersebut, kuburan adalah alam yang paling menakutkan setiap
salafush shalih.
Dalam
hadits Barra bin Azib رضي الله عنه yang panjang,
bahwa tatkala Rasulullah duduk di kuburan beliau bersabda "Berlindunglah
kalian kepada Allah dari azab kubur." Ucapan itu diulang hingga dua atau
tiga kali, kemudian beliau menuturkan tentang kondisi mayat mukmin dengan
bersabda, "Maka ruhnya dikembalikan ke jasadnya kemudian datanglah dua
malaikat dan keduanya mendudukkannya lalu keduanya bertanya, 'Siapakah
Tuhanmu?' Maka ia menjawab, 'Tuhanku adalah Allah. Keduanya bertanya lagi, 'Apa
agamamu?' Maka ia men jawab, 'Agamaku adalah Islam.' Keduanya bertanya lagi
"Siapa orang yang diutus kepadamu?' Maka ia menjawab 'Dia adalah Muhammad
sebagai utusan Allah’. Lalu keduanya bertanya kepadanya, 'Bagaimana kamu bisa
tahu tentang hal itu?' Ia menjawab, 'Saya membaca Kitabullah lalu saya beriman
dan membenarkannya.'"
"Maka
terdengarlah dari langit suara panggilan yang memanggil. 'Jawaban hamba-Ku
sudah benar. Maka hamparkanlah (permadani) dari surga dan bukakan pintu menuju
arah surga serta berikanlah pakaian dari surga.'
Beliau
bersabda, "Maka masuklah ke alam kubur aroma semerbak dan wanginya surga
lalu alam kuburnya diluaskan sejauh pandangan matanya."
Beliau
melanjutkan, "Maka datanglah seorang lelaki yang berwajah tampan,
berpakaian bagus dan menamakan wewangian lalu ia berkata, 'Bergembiralah dengan
sesuatu yang pernah dijanjikan kepadamu. Maka si mayat bertanya kepadanya,
'Siapa kamu? Wajahmu datang membawa kebaikan.' Maka ia menjawab, 'Maka saya
adalah amal shalihmu.' Maka ia berkata, 'Ya Allah, bangkitkan segera Hari
Kiamat hingga aku bisa kembali kepada keluargaku dan hartaku.'
Kemudian
beliau menceritakan kematian orang kafir beliau bersabda, "Maka ruhnya
dikembalikan ke jasadnya lalu datanglah dua malaikat dan mendudukkannya lalu
keduanya bertanya kepadanya, 'Siapa Tuhanmu?' la menjawab, 'Ha... ha... saya
tidak tahu’. Lalu keduanya berlanya lagi, 'Apa agamamu?' Ia menjawab, 'Ha...
ha... saya tidak tahu’. Keduanya bertanya lagi, "Siapa yang diutus
kepadamu menjadi nabi?' Ia menjawab, 'Ha... ha saya tidak tahu’.
Maka
terdengarlah suara panggilan memanggil dari alas langit, "Ia berdusta.
Hamparkanlah permadani dari neraka, berikanlah pakaian dari neraka dan
bukakanlah pintu menuju neraka."
Beliau
bersabda, "Maka masuklah panasnya dan racunnya neraka, sehingga tulang
rusuknya berantakan dan datanglah seorang lelaki yang berwajah buruk,
berpakaian kumal dan berbau busuk. Lalu ia berkata, 'bergembiralah dengan nasib
buruk ini yang telah dijanjikan kepadamu sebelumnya.' Si mayat bertanya,
'Siapakah dirimu? Datang berwajah buruk?.
Ia menjawab 'Saya adalah amal burukmu’. Maka ia berkata, 'Ya Tuhan-ku,
janganlah Engkau bangkitkan Hari Kiamat.'"
Ada
tambahan dari hadits Jarir bahwa beliau bersabda, "Kemudian dihadirkan
orang buta dan bisu yang ditangannya terdapat cemeti terbuat dari besi.
Andaikata digunakan untuk memukul gunung, maka gunung itu akan menjadi debu
bertebaran."[12]
Begitulah
wahai saudaraku, kenikmatan surga bisa sampai kepada hamba pada saat masih
berada dialam
kubur, dan
demikian pula siksaan neraka sampai kepada hamba pada saat masih berada di alam
kubur, hingga malaikat Israfil meniup sangkakala sebagai pertanda Hari Kiamat
tiba.
Pasca
kematian bukan tempat peristirahatan namun alam pertanggungjawaban dan tempat
untuk menghisab seluruh amal perbuatan, maka sang penyair berkata:
"Jikalau kita telah mati dibiarkan
maka kematian menjadi tujuan setiap yang hidup.
Tetapi tatkala kita mati pasti
dibangkitkan dan ditanya tentang segala sesuatu."
Wahai
Dzat pengambil nyawa dari jiwa manusia pada saat kematian, wahai Dzat Pengampun
dosa, jauhkanlah kami dari siksa kubur.
SIKSA KUBUR MENIMPA JASAD DAN RUH
Menurut
pendapat yang shahih siksa kubur menimpa jasad dan ruh seperti yang telah
ditegaskan dalam hadits-hadits berikut ini:
1. Dari Anas bin Malik رضي الله عنه bahwa seorang lelaki atau wanita berkulit hitam, tukang sapu
masjid meninggal dunia lalu dikubur pada malam hari, kemudian diberitahukan
kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم, dan beliau
bersabda:
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ
مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا, وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي
عَلَيْهِمْ
"Sesungguhnya
kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla
memberi cahaya pada kuburan itu dengan shalatku atas mereka." Maka beliau
mendatangi kuburannya dan shalat atasnya.[13]
(HR. Bukhari, Muslim dan lainnya)
2. Dan dari Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata: "Pada suatu hari ketika Saad bin Muadz dikubur
maka Nabi صلى الله عليه وسلم duduk di
hadapan kuburannya lalu bersabda: 'Seandainya seseorang bisa selamat dari siksa
kubur atau pertanyaan di alam kubur maka Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya,
namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian dilonggarkan darinya.'"[14]
Menurut
pendapat yang benar bahwa siksa kubur menimpa ruh dan jasad seperti yang telah
ditegaskan Imam Ibnu Rajab, "Di antara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa
siksa kubur menimpa jasad dan ruh adalah hadits-hadits yang menjelaskan tentang
mayat yang diimpit di alam kuburnya hingga tulang rusuknya hancur berantakan.
Kalau siksa kubur hanya menimpa ruh saja maka tidak hanya khusus terjadi di
alam kubur saja dan tidak perlu dinisbatkan kepadanya."[15]
Imam
As-Subki berkata, "Kembalinya ruh ke jasad di alam kubur merupakan
ketetapan (final) berdasarkan hadits shahih yang berlaku bagi semua mayat
terutama bagi orang-orang yang mati syahid.”[16]
Ibnu
Qayyim berkata, "Jika kamu telah mengetahui beberapa pendapat yang batil,
maka ketahuilah madzhab salaful ummah dan para imam sunnah (bersepakat) bahwa
seorang hamba setelah mati berada dalam nikmat atau azab di alam kubur. Dan
demikian itu menimpa ruh dan jasadnya. Dan setelah ruh berpisah dari badan maka
ia terus berada dalam nikmat atau azab. Dan terkadang menimpa badan sehingga ia
mendapat nikmat atau azab. Kemudian pada saat kiamat besar maka ruh-ruh
tersebut dikembalikan ke badan lalu semuanya bangkit dari alam kubur mereka
untuk menghadap Rabbul Alamin. Sedang kembalinya ruh ke jasad telah terjadi
kata sepakat antara kaum muslimin, Yahudi dan Nasrani."[17]
Inilah
yang dimaksud sabda Nabi, "Sesungguhnya nyawa orang beriman berbentuk
burung yang bertengger di pohon surga hingga dikembalikan Allah ke jasadnya pada
hari Allah membangkitkannya."[18]
BENTUK-BENTUK SIKSA KUBUR
Bentuk
dan macam siksa kubur banyak sekali, di antara bentuk dan macam siksa kubur
yang menimpa para penghuninya adalah:
a.
Alam Kubur Sangat Gelap dan Seram.
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّ هَذِهِ اَلْقُبُورَ
مَمْلُوءَةٌ ظُلْمَةً عَلَى أَهْلِهَا، وَإِنَّ اَللَّهَ يُنَوِّرُهَا لَهُمْ بِصَلَاتِي
عَلَيْهِمْ
"Sesungguhnya
kuburan ini dipenuhi dengan kegelapan bagi penghuninya. Dan Allah Azza wa Jalla
membei cahaya pada kuburan itu dengan shalatku atas mereka."[19]
b. Azab Kubur Dipukul dengan Cemeti Besi
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda:
الْعَبْدُ إِذَا وُضِعَ
فِي قَبْرِهِ وَتُوُلِّيَ وَذَهَبَ أَصْحَابُهُ حَتَّى إِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ
أَتَاهُ مَلَكَانِ فَأَقْعَدَاهُ فَيَقُولَانِ لَهُ مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ
مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَيَقُولُ أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ
وَرَسُولُهُ فَيُقَالُ انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنْ النَّارِ أَبْدَلَكَ اللَّهُ
بِهِ مَقْعَدًا مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا وَأَمَّا الْكَافِرُ أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي
كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ
يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً
يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
"Sesungguhnya
seorang hamba ketika diletakkan di liang kubur dan para pengantar pulang maka
ia mendengar suara terompah mereka. Datanglah dua malaikat lalu mendudukkannya
kemudian bertanya, Apa komentarmu tentang Muhammad?' Adapun orang mukmin
menjawab, Aku bersaksi bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya.' Maka
dikatakan kepadanya, 'Lihat tempat tinggalmu dari api neraka telah diganti oleh
Allah dengan tempat tinggal dari surga.' Maka ia bisa melihat keduanya. Dan
adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanya, Apa komentarmu tentang
orang ini (Muhammad)?' Dia menjawab, 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan
sebagaimana yang dikatakan orang-orang.' Maka dikatakan kepadanya, 'Kamu tidak
mengerti dan tidak tahu.' Dan dia dipukul dengan gadam yang terbuat dari besi
sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada
disekitarnya kecuali manusia dan jin!”.[20]
c. Azab Kubur dengan Diimpit Bumi
Dari
Ibnu Abbas رضي الله عنهما berkata,
"Pada suatu hari ketika Saad bin Muadz dikubur maka Nabi صلى الله عليه وسلم duduk di hadapan kuburannya lalu bersabda, 'Seandainya
seseorang bisa selamat dari siksa kubur atau pertanyaan di alam kubur maka
Sa'ad bin Muadz pasti selamat darinya, namun dia diimpit dengan sekali impitan kemudian
dilonggarkan darinya.”[21]
d.
Azab Kubur dengan Dibelit Ular Berbisa
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda:
يُرْسَلُ عَلَي الكَافِرِ
حَيَّتَانِ وَاحِدَةٌ مِنْ قِبَلِ رَأْسِهِ وَأُخْرَي مِنْ قِبَلِ رِجْلَيْهِ تَقْرِضَانِهِ
قَرْضًا كُلَّمَا فَرَغَتَا عَادَتَا إِلَي يَوْمِ القِيَامَةِ
"Dikirim
kepada orang kafir dua ekor ular, seekor ular dari arah kepalanya dan yang
lainnya dari arah kakinya yang membelitnya dengan kuat, ketika tuntas maka
kembali membelitnya hingga Hari Kiamat.” [22]
e.
Azab Kubur Dibakar dengan Api
Sebagian
penghuni kubur disiksa dengan api neraka pada pagi dan petang[23]
seperti firman Allah:
ثُمَّ أَرْسَلْنَا مُوسَى
وَأَخَاهُ هَارُونَ بِآيَاتِنَا وَسُلْطَانٍ مُّبِينٍ. إِلَى فِرْعَوْنَ وَمَلَئِهِ
فَاسْتَكْبَرُوا وَكَانُوا قَوْماً عَالِينَ
"Kemudian
Kami utus Musa dan saudaranya Harun dengan membawa tanda-tanda (kebesaran
Kami), dan bukti yang nyata. Kepada Fir'aun dan pembesar-pembesar kaumnya, maka
mereka ini takabur dan mereka adalah orang-orang yang sombong.” (QS Al-Mukminun
[23]: 45-46).
f.
Azab Kubur untuk Orang Sombong
Di
antara pemicu siksa kubur adalah sikap angkuh dan sombong, sebagaimana sabda
Nabi صلى الله عليه وسلم:
بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي
فِي حُلَّةٍ تُعْجِبُهُ نَفْسُهُ مُرَجِّلٌ جُمَّتَهُ إِذْ خَسَفَ اللَّهُ بِهِ فَهُوَ
يَتَجَلْجَلُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
"Ketika
seseorang sedang berjalan, mengenakan pakaian yang merasa bangga diri dan
rambut tersisir dengan baik, tiba-tiba Allah tenggelamkan ke bumi dan dia dalam
keadaan sekarat hingga Hari Kiamat."[24]
g.
Azab Kubur bagi Koruptor dan Pemakan
Harta Haram
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ
إِنَّ الشَّمْلَةَ الَّتِي أَخَذَهَا يَوْمَ خَيْبَرَ مِنْ الْمَغَانِمِ لَمْ تُصِبْهَا
الْمَقَاسِمُ لَتَشْتَعِلُ عَلَيْهِ نَارًا
"Dan
demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sunggnya sehelai kain kecil dari harta
ghanimah yang dia curi pada perang Khaibar yang diluar pembagian ghanimah akan
menjadi bara api (di alam kuburnya)."[25]
h.
Azab Kubur bagi Orang yang Suka Ghibah
atau Namimah dan tidak Menjaga Kencing
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ
وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ
وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً
فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
"Sesungguhnya
keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang
pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang kedua berjala' di muka
bumi dengan namimah." Kemudian beliu mengambil pelepah kurma basah dan
membelai menjadi dua lalu beliau menancapkan pada setiap kuburan satu pelepah
kurma." Mereka berkata "Wahai Rasulullah, kenapa engkau melakukan itu?"
Beliau bersabda, "Mudah-mudahkan diringankan (siksa kubur) dari keduanya,
selagi (pelepah kurma itu) belum kering."[26]
j.
Azab Kubur Bagi Khatib Gadungan
Rasulullah
صلى الله عليه وسلم bersabda:
"Aku
pernah mendatangi sekelompok laki-laki pada waktu Isra' mi'rajku yang lisan
mereka sedang dipotong-potong dengan alat pemotong dari neraka. Aku bertanya,
'Siapakah mereka, wahai Jibril?' Beliau menjawab, 'Mereka adalah para khatib
dari umatmu yang memerintahkan manusia dengan kebaikan sementara melupakan diri
mereka sendiri padahal mereka membaca al-Kitab, apakah mereka tidak
berfikir?'"[27]
k.
Siksa Kubur yang Menimpa Pendusta,
Pezina, Pemakan Riba, Meninggalkan Shalat dan Orang yang menelantarkan
Al-Qur'an.
Nabi
صلى الله عليه وسلم bersabda:
لَكِنِّي رَأَيْتُ اللَّيْلَةَ
رَجُلَيْنِ أَتَيَانِي فَأَخَذَا بِيَدِي فَأَخْرَجَانِي إِلَى الْأَرْضِ الْمُقَدَّسَةِ
فَإِذَا رَجُلٌ جَالِسٌ وَرَجُلٌ قَائِمٌ بِيَدِهِ كَلُّوبٌ مِنْ حَدِيدٍ قَالَ بَعْضُ
أَصْحَابِنَا عَنْ مُوسَى إِنَّهُ يُدْخِلُ ذَلِكَ الْكَلُّوبَ فِي شِدْقِهِ حَتَّى
يَبْلُغَ قَفَاهُ ثُمَّ يَفْعَلُ بِشِدْقِهِ الْآخَرِ مِثْلَ ذَلِكَ وَيَلْتَئِمُ شِدْقُهُ
هَذَا فَيَعُودُ فَيَصْنَعُ مِثْلَهُ قُلْتُ مَا هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا
حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُضْطَجِعٍ عَلَى قَفَاهُ وَرَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى رَأْسِهِ
بِفِهْرٍ أَوْ صَخْرَةٍ فَيَشْدَخُ بِهِ رَأْسَهُ فَإِذَا ضَرَبَهُ تَدَهْدَهَ الْحَجَرُ
فَانْطَلَقَ إِلَيْهِ لِيَأْخُذَهُ فَلَا يَرْجِعُ إِلَى هَذَا حَتَّى يَلْتَئِمَ رَأْسُهُ
وَعَادَ رَأْسُهُ كَمَا هُوَ فَعَادَ إِلَيْهِ فَضَرَبَهُ قُلْتُ مَنْ هَذَا قَالَا
انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا إِلَى ثَقْبٍ مِثْلِ التَّنُّورِ أَعْلَاهُ ضَيِّقٌ وَأَسْفَلُهُ
وَاسِعٌ يَتَوَقَّدُ تَحْتَهُ نَارًا فَإِذَا اقْتَرَبَ ارْتَفَعُوا حَتَّى كَادَ أَنْ
يَخْرُجُوا فَإِذَا خَمَدَتْ رَجَعُوا فِيهَا وَفِيهَا رِجَالٌ وَنِسَاءٌ عُرَاةٌ فَقُلْتُ
مَنْ هَذَا قَالَا انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى أَتَيْنَا عَلَى نَهَرٍ مِنْ دَمٍ
فِيهِ رَجُلٌ قَائِمٌ عَلَى وَسَطِ النَّهَرِ
قَالَ يَزِيدُ وَوَهْبُ
بْنُ جَرِيرٍ عَنْ جَرِيرِ بْنِ حَازِمٍ وَعَلَى شَطِّ النَّهَرِ رَجُلٌ بَيْنَ يَدَيْهِ
حِجَارَةٌ فَأَقْبَلَ الرَّجُلُ الَّذِي فِي النَّهَرِ فَإِذَا أَرَادَ أَنْ يَخْرُجَ
رَمَى الرَّجُلُ بِحَجَرٍ فِي فِيهِ فَرَدَّهُ حَيْثُ كَانَ فَجَعَلَ كُلَّمَا جَاءَ
لِيَخْرُجَ رَمَى فِي فِيهِ بِحَجَرٍ فَيَرْجِعُ كَمَا كَانَ فَقُلْتُ مَا هَذَا قَالَا
انْطَلِقْ فَانْطَلَقْنَا حَتَّى انْتَهَيْنَا إِلَى رَوْضَةٍ خَضْرَاءَ فِيهَا شَجَرَةٌ
عَظِيمَةٌ وَفِي أَصْلِهَا شَيْخٌ وَصِبْيَانٌ وَإِذَا رَجُلٌ قَرِيبٌ مِنْ الشَّجَرَةِ
بَيْنَ يَدَيْهِ نَارٌ يُوقِدُهَا فَصَعِدَا بِي فِي الشَّجَرَةِ وَأَدْخَلَانِي دَارًا
لَمْ أَرَ قَطُّ أَحْسَنَ مِنْهَا فِيهَا رِجَالٌ شُيُوخٌ وَشَبَابٌ وَنِسَاءٌ وَصِبْيَانٌ
ثُمَّ أَخْرَجَانِي مِنْهَا فَصَعِدَا بِي الشَّجَرَةَ فَأَدْخَلَانِي دَارًا هِيَ
أَحْسَنُ وَأَفْضَلُ فِيهَا شُيُوخٌ وَشَبَابٌ قُلْتُ طَوَّفْتُمَانِي اللَّيْلَةَ
فَأَخْبِرَانِي عَمَّا رَأَيْتُ قَالَا نَعَمْ أَمَّا الَّذِي رَأَيْتَهُ يُشَقُّ شِدْقُهُ
فَكَذَّابٌ يُحَدِّثُ بِالْكَذْبَةِ فَتُحْمَلُ عَنْهُ حَتَّى تَبْلُغَ الْآفَاقَ فَيُصْنَعُ
بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ يُشْدَخُ رَأْسُهُ فَرَجُلٌ عَلَّمَهُ
اللَّهُ الْقُرْآنَ فَنَامَ عَنْهُ بِاللَّيْلِ وَلَمْ يَعْمَلْ فِيهِ بِالنَّهَارِ
يُفْعَلُ بِهِ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي الثَّقْبِ فَهُمْ
الزُّنَاةُ وَالَّذِي رَأَيْتَهُ فِي النَّهَرِ آكِلُوا الرِّبَا وَالشَّيْخُ فِي أَصْلِ
الشَّجَرَةِ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَالصِّبْيَانُ حَوْلَهُ فَأَوْلَادُ
النَّاسِ وَالَّذِي يُوقِدُ النَّارَ مَالِكٌ خَازِنُ النَّارِ وَالدَّارُ الْأُولَى
الَّتِي دَخَلْتَ دَارُ عَامَّةِ الْمُؤْمِنِينَ وَأَمَّا هَذِهِ الدَّارُ فَدَارُ
الشُّهَدَاءِ وَأَنَا جِبْرِيلُ وَهَذَا مِيكَائِيلُ فَارْفَعْ رَأْسَكَ فَرَفَعْتُ
رَأْسِي فَإِذَا فَوْقِي مِثْلُ السَّحَابِ قَالَا ذَاكَ مَنْزِلُكَ قُلْتُ دَعَانِي
أَدْخُلْ مَنْزِلِي قَالَا إِنَّهُ بَقِيَ لَكَ عُمُرٌ لَمْ تَسْتَكْمِلْهُ فَلَوْ
اسْتَكْمَلْتَ أَتَيْتَ مَنْزِلَكَ
"Akan
tetapi aku bermimpi didatangi oleh dua orang lelaki lalu keduanya memegang
tanganku dan keduanya membawaku ke bumi yang disucikan, tiba-tiba aku dapati
seorang yang sedang duduk dan seorang lagi sedang berdiri sementara di
tangannya memegang tombak dari besi. Sebagian sahabat kami berkata, 'Dari
Musa.' Tombak besi itu ditusukkan pada pojok mulut hingga tembus ke tengkuk.
Kemudian ditusukkan pada pojok mulut sebelahnya seperti itu. Setelah pojok
mulut pulih kembali maka disiksa lagi seperti itu.
"Aku
bertanya, 'Siapakah dia itu?' Kedua orang itu berkata, 'Pergilah.' Maka kami
pergi hingga bertemu dengan orang yang sedang tidur terlentang dan seorang lagi
berdiri di atas kepalanya dengan memegang alat pemukul atau batu besar lalu
dihantamkan ke arah kepalanya. Ketika dihantam dengan batu maka batu tersebut
terpental. Maka orang itu pergi untuk mengambilnya dan tidaklah orang itu
kembali melainkan kepala tersebut rekat dan kembali seperti semula. Orang itu
kembali kepadanya dan memukulnya.
"Aku
bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!' Maka kami pergi
hingga sampai di suatu tempat yang berlubang besar seperti dapur roti bagian
atas sempit sedangkan bagian bawah lebar. Dari arah bawah ada api yang menyala.
Ketika api mendekat, maka mereka terangkat hingga mereka hampir keluar dan
ketika api padam mereka kembali ke tempat semula. Dan di dalamnya terdapat kaum
laki-laki dan kaum perempuan dalam kondisi telanjang.
Maka
aku bertanya, 'Siapakah mereka itu?' Keduanya berkata, 'Pergilah!" Maka
kami pergi hingga kami mendatangi sebuah sungai darah, sementara ditengah
sungai ada seorang lelaki yang berdiri. Dan di tepi sungai ada seorang lelaki
yang di hadapanya ada batu-batu. Ketika orang yang di tengah sungai berenang
ketepi dan hendak keluar darinya maka orang tersebut melemparkan batu tepat
pada mulutnya. Orang tersebut kembali ke tempat semula. Dan setiap orang
tersebut ingin ke tepi dan hendak keluar maka dilempar dengan batu hingga
kembali ke tempat semula.
Aku
bertanya, 'Siapakah dia itu?' Keduanya berkah 'Pergilah.'Maka kami pergi hingga
kami sampai di suah taman yang sangat hijau. Dan di dalamnya terdapat pohon
yang sangat besar dan di bawah pohon ada orang tua dan anak-anak. Sementara ada
orang laki-laki yang dekat dengan pohon di tangannya memegang api yang dia
nyalakan lalu dia membawaku ke atas pohon dan memasukkanku ke dalam sebuah
rumah yang belum pernah aku lihat suatu rumah sebagus itu. Di dalamnu terdapat
kaum laki-laki tua, para pemuda, kaum wanita dan anak-anak. Kemudian keduanya
membawaku keluar darinya dan menaikkanku ke pohon dan memasukkan ku ke sebuah
rumah yang lebih bagus dan lebih indah. Di dalamnya terdapat kaum lelaki tua
dan para pemuda.
Aku
berkata, 'Kalian berdua telah membawaku berkeliling semalam suntuk, maka
kabarkan kepadaku tentang apa yang aku lihat?'Keduanya berkata, 'Ya Adapun
orang yang ditusuk pojok mulutnya adalah pendusta yang berbicara kedustaan.
Lalu diambil suatu kabar darinya hingga tersebar ke seluruh penjuru dunia dan
dia disiksa sebagaimana yang kamu lihat hingga Hari Kiamat. Adapun orang yang
dihantam kepalanya dengan batu adalah orang yang diajarkan Allah tentang
Al-Qur'an lalu tidur di malam hari dan tidak mengamalkan (Al-Qur'an) di siang
hari maka dia disiksa hingga Kiamat. Mereka yang kamu lihat berada di lubang
besar maka mereka adalah para pezina. Dan orang yang kamu lihat berada di
tengah sungai adalah pemakan riba. Dan orang tua yang berada di bawah pohon
adalah Nabi Ibrahim, sementara anak-anak yang berada di sekitarnya adalah
anak-anak umat manusia. Dan orang yang menyalakan api adalah malaikat Malik
penjaga neraka. Rumah yang kamu masuki pertama kali adalah rumah hunian kaum
mukminin secara umum. Adapun rumah berikutnya adalah rumah orang-orang yang
mati syahid. Dan Aku adalah Jibril sedang ini adalah Mikail. Maka angkatlah
kepalamu.'
"Maka
aku mengangkat kepalaku tiba-tiba ke arah atas aku melihat seperti mendung.
Keduanya berkata, 'Itu adalah rumahmu.'
"Aku
berkata, 'Biarkan aku masuk ke rumahku.' Keduanya berkata, 'Sesungguhnya kamu
masih punya sisa umur yang belum kamu habiskan, jika kamu telah menyempurnakan
umurmu, maka kamu akan memasuki rumahmu.”[28]
PEMICU UTAMA SIKSA KUBUR
Sebab-sebab
yang memicu siksa kubur yang menimpa penghuni alam barzakh terbagi menjadi dua
macam:
Pertama, sebab umum yaitu mereka disiksa
karena kejahilan mereka terhadap Allah, tidak menunaikan ketaatan dan melakukan
kemaksiatan. Allah tidak menyiksa ruh yang mengenal-Nya, mencintai-Nya,
mengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya dan tidak menyiksa badan untuk
selamanya selagi kondisi ruhnya demikian. Dan siksa kubur dan azab akhirat
menimpa seorang hamba akibat murka dan marah Allah kepadanya. Siapa yang
perbuatan mengundang murka dan marah Nya di dunia dengan melakukan maksiat sampai
mati belum sempat bertobat, maka ia
mendapat siksa kubur sesuai kadar murka dan marah Allah kepadanya.
Kedua, sebab khusus sebagaimana yang
dikabarkan Rasulullah tentang dua orang yang disiksa di alam kuburnya: orang
yang pertama disiksa karena namimah di tengah manusia dan orang yang kedua
disiksa karena tidak menjaga percikan kencing. Kemudian beliau juga menyebutkan
orang disiksa karena shalat tanpa bersuci, orang disiksa karena melewati orang
teraniaya tapi tidak menolongnya, orang disiksa karena diberi Al-Qur'an tapi
tidak shalat malam dan tidak mengamalkannya, mereka disiksa karena berzina,
mereka disiksa karena memakai harta riba, mereka disiksa karena malas shalat
subuh, mereka disiksa karena tidak mau membayar zakat, mereka disiksa karena menyulut
api fitnah di tengah umat manusia, mereka disiksa karena sombong dan congkak,
mereka disiksa karena beramal riya, dan mereka disiksa karena suka mengumpat
dan menghina orang lain.[29]
Akan
tetapi mayoritas siksa kubur diakibatkan karena tidak menjaga percikan kencing,
ghibah atau namimah sebagaimana yang dijelaskan Nabi dalam sabdanya:
إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ
وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لَا يَسْتَتِرُ مِنْ الْبَوْلِ
وَأَمَّا الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ ثُمَّ أَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً
فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
لِمَ فَعَلْتَ هَذَا قَالَ لَعَلَّهُ يُخَفِّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا
"Sesungguhnya
keduanya disiksa dan keduanya tidak disiksa dalam perkara besar. Adapun yang
pertama tidak menjaga dari percikan kencing dan yang kedua berjalan di muka
bumi dengan namimah”. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah dan
membelah menjadi dua lalu beliau menancapkan pada setiap kuburan satu pelepah
kurma. Mereka berkata, "Wahai Rasulullah,
kenapa engkau melakukan
itu?" Beliau bersabda, "Mudah-mudahkan diringankan (siksa
kubur) dari keduanya, selagi (pelepah kurma itu) belum kering."[30]
Bahkan
kencing menjadi faktor utama dan dominai siksa kubur seperti yang telah
ditegaskan sebuah hadits dari Abu Hurairah رضي الله عنه bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
أَكْثَرُ عَذَابِ اَلْقَبْرِ
مِنْ اَلْبَوْلِ
"Kebanyakan
azab kubur dari kencing."[31]
Imam
Qatadah berkata, "Sesungguhnya (mayoritas; siksa kubur berasal dari tiga
perkara: ghibah, namimah dan kencing."[32]
Sebagian
ulama menyingkap alasan, kenapa mayoritas siksa kubur disebabkan percikan
kencing, namimah atau ghibah. Karena kuburan adalah rintangan pertama kali
akhirat dan di dalamnya terdapat berbagai macam kejadian sebagai rentetan
peristiwa yang akan terjadi setelah Hari Kiamat, baik berupa siksa atau pahala.
Sedangkan
maksiat yang dilakukan seorang hamba ada dua macam, yakni maksiat yang terkait
dengan hak Allah dan maksiat yang terkait dengan hak hamba.
Sementara
hak Allah yang pertama kali dihisab adalah shalat dan hak hamba yang pertama
dihisab adalah darah.
Adapun
di alam Barzakh diputuskan pembuka dan pemicu utamanya, sementara pembuka
shalat adalah bersuci dari hadats dan najis sedangkan pembuka pertumpahan darah
adalah namimah dan ghibah. Dan keduanya merupakan dosa paling mudah terjadi,
sehingga awal perhitungan dan siksaan di alam Barzakh dimulai dengan kencing
dan namimah atau ghibah.[33]
HIKMAH ADZAB KUBUR
TIDAK DIDENGAR MANUSIA
TIDAK DIDENGAR MANUSIA
Para
ulama sepakat bahwa azab kubur bisa didengar oleh semua makhluk yang berada di
sekitar kuburan kecuali manusia dan bangsa jin sebagaimana sabda Nabi:
وَأَمَّا الْكَافِرُ
أَوْ الْمُنَافِقُ فَيَقُولُ لَا أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ فَيُقَالُ
لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ ثُمَّ يُضْرَبُ بِمِطْرَقَةٍ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً بَيْنَ
أُذُنَيْهِ فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ إِلَّا الثَّقَلَيْنِ
Dan
adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanya: 'Apa komentarmu tentang
orang ini (Muhammad)?' Dia menjawab: 'Aku tidak tahu. Aku mengatakan
sebagaimana yang dikatakan orang-orang. Maka dikatakan kepadanya: 'Kamu tidak
mengerti dan tidak tahu!. 'Dan dia dipukul dengan gadam yang terbau dari besi
sekali pukulan. Maka ia berteriak kencang hingga didengar makhluk yang ada di
sekitarnya kecual manusia dan jin.[34]
Adapun
hikmahnya sebagaimana yang dijelaskai Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin[35]
sebaga berikut:
a. Karena Rasulullah bersabda: "Kalau bukan
karena kalian saling mengubur orang yang mati maka aku akan berdoa kepada Allah
agar kalian dapat mendengar siksa kubur."[36]
b. Dalam rangka untuk menutup aib si mayyit.
c. Tidak membuat gundah keluarga yang masih
hidup, karena bila keluarga yang masih hidup mengetahui bahwa mayyit disiksa,
pasti hidupnya akan gelisah dan tidak merasa tentram.
d. Tidak memalukan keluarga yang masih hidup
karena pasti akan berbicara "inilah nasib anakmu' "inilah nasib orang
tuamu" dan "inilah nasib saudaramu" dan seterusnya.
e. Bisa saja orang mendengar akan binasa karena
bukan hanya sekedar teriakan, bahkan jeritan kencang yang membuat jantung
pecah, sehingga orang yang mendengar bisa pingsan atau mati.
f. Jika manusia bisa mendengar siksa kubur maka
beriman terhadap siksa kubur merupakan perkara indrawi bukan lagi perkara ghaib,
sehingga nilai ujian akan hilang. Karena manusia akan dengan mudah beriman
dengan siksa kubur karena dia bisa menyaksikan dengan alat indranya. Tetapi
bila siksa kubur perkara ghaib yang tidak bisa diketahui kecuali dengan berita
wahyu maka hikmah beriman dengan perkara ghaib menjadi suatu yang nampak nyata.[]
[1]
Hasan,
HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah., lihat Shahihul Jami’ No.5623.
[2]
Shahih,
HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i., lihat Shahihul Jami’ No.8017.
[3]
Lihat
Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, Risalah Ahwalul Qubur, hal. 175.
[4]
idem,
hal. 258.
[5]
idem,
hal. 290.
[6]
idem,
hal. 295.
[7]
idem,
hal. 296.
[8]
idem,
hal. 260.
[9]
Lihat
Tahdzib Syarah Thahawiyah, hal. 237.
[10]
Lihat
Kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 76.
[11]
Lihat
Syarah Fikih Akbar, Mullah al-Qari, hal. 209.
[12]
Shahih,
HR. Abu Daud, Ahmad dan Hakim dalam Mustadrak-nya
dan beliau berkata bahwa hadits ini shahih menurut syarat Bukhari dan Muslim
dan dishahihkan Ibnu Qayyim dalam Tadzhibus Sunan 4/ 348-349.
[13]
Shahih,
HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ibnu Majah dari Abu Hurairah dan Imam
al-Haitsami dalam Majma Zawaid-nya (4191) 3/ 145-146 dari Anas bin Malik.
[14]
Shahih,
diriwayatkan Imam at-Thabrani dalam al-Kabir (10827), Imam al-Haitsami
dalam Majma Zawaid-nya (4257) dan Silsilah Ahadits Shahihah
(1695).
[15]
Lihat
Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal. 192.
[16]
Lihat
Syarhus Sudur, Imam as-Suyuthi, hal. 204.
[17]
Lihat
Kitab ar-Ruh, Ibnu Qayyim, hal. 69.
[18]
Imam
as-Suyuthi berkata bahwa hadits ini diriwayatkan Imam Malik, Ahmad dan Nasa'i
dengan Sanad yang shahih. Imam Ibnu Katsir berkata: Hadits ini sandanya shahih
(lihat Syarhus Sudur, hal. 306 dan Tafsir Ibnu Katsir tafsir surat ‘Ali
Imran ayat: 16).
[19]
Telah
Berlalu takhrijnya.
[20]
Shahih,
HR. Bukhari.
[21]
Telah
berlalu Takhrij-nya.
[22]
Hasan
diriwayatkan Imam al-Haitsami dan beliau berkata: Diriwayatkan Ahmad dan sanad
hadits ini hasan. No: 3/180 (4284).
[23]
Mungkin
maksud Penulis adalah firman Allah:
النَّارُ
يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوّاً وَعَشِيّاً وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ
أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Kepada
mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya
Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke
dalam azab yang sangat keras". (QS Al-Mu’min/ Ghofir [40]: 46). Ibnu
Majjah
[24]
Shahih,
HR. Bukhari.
[25]
Shahih,
HR. Bukhari dan Muslim.
[26]
Shahih, HR. Bukhari dan Muslim.
[27]
Shahih
diriwayatkan Imam al-Haitsami dalam Majma Zawaid dan beliau berkata:
Hadits ini diriwayatkan Abu Ya'la dan para perawinya adalah para perawi hadits
shahih. (7/279) dan lihat Shahihul Jami' no: 129.
[28]
Shahih,
HR. Bukhari.
[29]
Lihat
al-lrsyad lla Shahihal-lqtiqad, Syaikh Shalih al-Fauzan, hlm. 321-322.
[30]
Telah
berlalu takhrij-nya.
[31]
Shahih,
HR. Ahmad dan Ibnu Majah serta dishahihkan Syaikh al-Albani dalam Irwaul
Ghalil (280).
[32]
Lihat
Syarhus Sudur, Imam as-Suyuthi, hal.162.
[33]
Lihat
Kitab Majmu Rasail Ibnu Rajab, risalah Ahwalul Qubur, hal.142-143.
[34]
Shahih,
HR. Bukhari.
[35]
Lihat
Majmu Fatawa Syaikh Utsaimin, 8/ 482-483.
[36]
Shahih,
HR. Muslim.
***************************
Penulis: Ustadz Zainal Abidin bin Syamsudin حفظه الله. :
Comments
Post a Comment