Rahasia Shalawat
Ujar Abah Guru Sekumpul, "Amalan yang dibaca langsung sampai (washil) kepada tujuan adalah bersholawat kepada Baginda Nabi Besar Sayyiddina Wa Maulana Muhammad Shollallaahu' Alaihi Wasallam ".
Dalam Hadits Qudsi Allah berfirman kepada Rasulullah Saw yang artinya, "Demi Kemuliaan dan KeagunganKu, apabila mereka datang kepadaKu dari segala jalan dan masuk kepadaKu dari segala pintu, maka Aku tak akan menyambut mereka kecuali mereka berada di belakang mu wahai Muhammad".
Berkata Syekh Muhammad al- Bakri " Fa Anta Baabullah Ayyumri'in ataahu Min Ghairika Laa Yadkhulu...(maka Engkau adalah pintu Allah, siapapun yg datang kepada Allah tidak melaluimu tidak akan bisa masuk ke hadirat Allah ). Rasulullah Shollahu'Alaihi Wassalam itu adalah:
Pintu Allah
Pintu Taat
Pintu Taubat.
Pintu Syafaat.
Pintu Mahabbah.
Pintu Ridho.
Pintu Iman.
Pintu Ibadah.
Pintu Doa
Pintu Syukur.
Pintu Ketenangan.
Pintu Ketinggian Derajat.
Piintu Wushul.
Pintu Bahagia.
Pintu Surga.
Pintu Rahmat.
Pintu sekaligus Tujuan.
Dinukil dari terjemahan kitab Khozinatul Asror ( Syeikh Al-Ustadz Muhammad Haqqi
An-Nazili ) Hal 181 didalam Bab Rahasia Sholawat mengatakan: Sholawat merupakan
puncaknya Asma’, Wirid, Dzikir, Azimah, mantra sakti yang kalau Kita berdo’a
dengan Ajian apapun kalau tidak di dahului dan di tutup dengan membaca Sholawat
maka Do’anya orang tsb akan tehijab /terhalang. Di dalam 1 Riwayat dikatakan
Do’a seseorang untuk sampai kepada Allah Hijabnya / Penghalangnya berjumlah 360
ribu Hizab, dengan apa kita membuka Hijab/Penutup yg berjumlah 360,000 tsb ?
Tentulah
tidak ada bacaan yang lain tanpa terkecuali, kecuali Membaca Sholawat kepada RosullullahS.A.
W, Karena tidak akan ada Ilmu apapun di dunia ini apabila Allah tidak
menciptakan Nabi kita Rosulullah S.A.W, banyak terdapat pada Hadist-Hadist yang
Mashur bahwa sesuatu yang mula pertama diciptakan Allah S.W.T ialah NUR yang
tersimpan pada diri Nabi Muhammad, Maka NUR insan tercinta inilah Makhluq
pertama muncul di Alam semesta daripadanya bercabang keseluruh wujud ini
Ciptaan demi Ciptaan, Dalam satu Hadist Shohih di terangkan, Hadist
Diriwayatkan Oleh Abdurrozz q dengan sanadnya sampai pada Jaabir bin Abdulloh
Al-Ansori R.A”.
Bahwasanya
Jaabir Bin Abdullah Al-Ansori pernah bertanya Pada Rosululloh SAW “Demi Ayah
dan ibuku wahai rosululloh beritahukanlah padaku tentang sesuatu yang Alloh
S.W.T ciptakan sebelum segalanya diciptakan”,Rosululloh Menjawab “Wahai Jaabir
sesungguhnya Alloh S.W.T telah menciptakan Nur Nabimu : Muhammad dari Nurnya
sebelum sesuatu yang lain. Dan di dalam Hadist yg di riwayatkan olehAbu Hurairah
Rasulullah S.A.W bersabda :”Aku adalah yang pertama di antara para Nabi dalam
Penciptaan, Namun yang terakhir dalam ke rasulan”,
Jadi seyogianyalah
kita Bertawassul kepada Rosullloh S.A.W dengan memperbanyak amalan Sholawat
dengan redaksi manapun atau membaca hatinya sholawat ”YAA SAYYIDII YAA
ROSUULALLOH” dimanapun dan kapanpun dalam setiap naik turunnya nafas agar semua
hajat2 kita baik Dunia, Agama, Akhirat di ijabah oleh Alloh S.W.T dan yg
terutama sekali adalah Syafa’at Rosululloh S.A.W
Bacaan shalawat yang biasa kita ucapkan itu bukan sekedar bacaan
biasa. Bunyi lafadz sholawat seakan mendoakan Nabi Muhammad SAW. “Secara harfiah memang demikian. Namun, dibalik itu semua, ada sebuah rahasia besar yang luar biasa sekali,Menganggap bahwa sholawat itu semata-mata adalah mendoakan rahmat kepada Nabi, itu salah besar. Nabi itu tidak butuh doa kita, amalan beliau sudah lebih-lebih. Bila dikaji dengan secara mendalam, ternyata sholawat adalah kata kunci, semacam “password” untuk menyatukan seluruh frekuensi kehidupan di jagad raya ini. Jadi, bukan sekadar mendoakan rahmat kepada Nabi semata. "Kalimat Wa’ala ali Sayyidina Muhammad itu tidak sekedar tertuju kepada keluarga, Ahlul Bait atau Dzurriyah Nabi semata. Tetapi juga seluruh kaum Muslimin di muka bumi ini." Oleh karena itu, jika membaca sholawat jangan sampai hanya sebatas: Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad. Secara harfiah itu boleh-boleh saja, tidak salah. Namun itu termasuk sholawat buntung . Lalu bagaimana yang lebih sempurna Bacalah:
biasa. Bunyi lafadz sholawat seakan mendoakan Nabi Muhammad SAW. “Secara harfiah memang demikian. Namun, dibalik itu semua, ada sebuah rahasia besar yang luar biasa sekali,Menganggap bahwa sholawat itu semata-mata adalah mendoakan rahmat kepada Nabi, itu salah besar. Nabi itu tidak butuh doa kita, amalan beliau sudah lebih-lebih. Bila dikaji dengan secara mendalam, ternyata sholawat adalah kata kunci, semacam “password” untuk menyatukan seluruh frekuensi kehidupan di jagad raya ini. Jadi, bukan sekadar mendoakan rahmat kepada Nabi semata. "Kalimat Wa’ala ali Sayyidina Muhammad itu tidak sekedar tertuju kepada keluarga, Ahlul Bait atau Dzurriyah Nabi semata. Tetapi juga seluruh kaum Muslimin di muka bumi ini." Oleh karena itu, jika membaca sholawat jangan sampai hanya sebatas: Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad. Secara harfiah itu boleh-boleh saja, tidak salah. Namun itu termasuk sholawat buntung . Lalu bagaimana yang lebih sempurna Bacalah:
Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammad Wa’ala ali sayyidina Muhammad
(Ya Allah semoga kiranya rahmat senantiasa tercurah kepada Kanjeng Nabi Muhammad dan juga atas keluarga Kanjeng Nabi Muhammad). "Minimal demikian. Jangan lupa sertakan selalu kalimat wa’ala ali sayyidina Muhammad,” Menurut Sayyidina Imam Syafi’i, kalimat Wa’ala ali Sayyidina Muhammad itu tidak sekedar tertuju kepada keluarga, ahlul bait atau dzurriyah Nabi semata. Tetapi juga seluruh kaum Muslimin di muka bumi ini. Jadi, ketika membaca sholawat secara lengkap akan menjadi kekuatan super dahsyat, dimana kaum Muslimin di seluruh jagad raya ini menyatukan diri dalam sebuah frekuensi. Menjadi bagian dari kekuatan doa yang maha dahsyat. Semua termaktub dalam satu kalimat. Sungguh luar biasa. “Karena itu, mulai sekarang selalu diingat-ingat, jika bersholawat jangan biasakan membaca sholawat yang buntung. Bacalah sholawat dengan mencangking (mencakup) seluruh keluarga besar kaum muslimin,” pungkasnya.
ﺁﻟﻠّﻬُﻢَ ﺻَﻠّﯿﮱِ ﯛﺳَﻠّﻢْ ﻋَﻠﮱِ ﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤّﺪْ ﻭَ ﻋَﻠﮱ ﺁﻝِﺳَﻴّﺪﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ
Di antara keistimewaan mempelajari hadits nabi; pertama, dengan mempelajari hadits nabi pelajar akan banyak bershalawat untuk Nabi Muhammad Saw, yaitu saat disebut namanya. Kedua dengan mempelajari hadits nabi pelajar merasa seolah-olah hidup bersama Nabi Muhammad Saw, yaitu saat dibaca sutu peristiwa dalam hadits. Dua kesan ini menyadarkan diri kita bahwa saat ini kita hidup di zaman yang sangat jauh dari zaman kenabian, jarak keduanya lebih dari 1400 tahun. Namun demikian kita harus bersyukur kepada Allah Swt atas nikmat-Nya yang besar, yaitu Dia tidak memutuskan hubungan umat Muhammad ini dengan nabinya, hubungan antara tetap nyambung, bahkan seolah-olah mereka hidup sezaman. Melalui “dua penghubung; yaitu ‘perintah bershalawat’ dan terjaganya ‘hadits-hadits nabi’.”
Perintah Bershalawat di dalam Al-Quran: Allah Swt menyeru hamba-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad Saw seraya berfirman, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawat dan salamlah kalian untuk Nabi, dan ucapkanlah salam penghormatan untuknya.” (QS. Al-Ahzab/33: 56). Imam Al-Qurthubi dalam kitab Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an menjelaskan, bahwa melalui ayat ini Allah Swt memuliakan nabi-Nya, baik saat masih hidup maupun setelah wafat. Shalawat dari Allah Swt adalah rahmat dan ridha-Nya. Shalawat dari para malaikat adalah doa dan istighfar. Shalawat dari umatnya adalah doa dan penghormatan atas kedudukannya. Shalawat wajib dibaca sekali seumur hidup, bahwkan wajib di setiap melakukan amalan wajib yang terdapat rukun shalawat di dalamnya.
Ayat di atas tidak hanya menjelaskan tentang perintah Allah Swt kepada hamba-Nya bershalawat untuk Nabi Muhammad Saw. Namun terdapat dua hal yang special di balik perintah bershalawat di sini; pertama, perintah bershalawat special hanya untuk Nabi Muhammad Saw tidak untuk para nabi yang lain. Kedua, Allah Swt yang memberi perintah telah terlebih dahulu bershalawat untuk Nabi Muhammad Saw, baru kemudian malaikat-malaikat-Nya, dan baru diperintahkan kepada hamba-hamba-Nya.
Rasulullah Saw Menjelaskan Energi Shalawat
Syadad ibn Aush Ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabada, “Sesungguhnya shalawat kalian untukku akan sampai kepadaku.” Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana shalawat kami untukmu bisa sampai kepadamu padahal kamu telah dikubur?” Beliau lalu menjawab, “Sesungguhnya Allah Swt telah mengharamkan bumi memakan jasad para Nabi.” (HR. An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah dan Al-Baihaqi) Imam Ibnu Mulqin berkata, shalawat seorang yang sampai kepada Nabinya merupakan “penghubung” yang menghubungkan antara dirinya dengan Nabinya.
Shalawat yang merupakan penghubung antara seorang Muslim dengan nabinya, tentu memberi energi positif bagi sang pembacanya. Syaikh Dr. Ali Jumah berkata, “Salah satu upaya seorang hamba mencegah diri dari kemaksiatan adalah menjalin “hubungan” kepada Nabi Muhammad Saw. dengan senantiasa bershalawat. Selain itu, shalawat juga merupakan bukti cinta seorang Muslim kepada Nabinya. Rasulullah Saw pernah bersabda, “Tidak sempurna iman salah seorang kalian, sehingga Aku lebih dicintainya daripada anak-anaknya, orangtuanya, bahkan seluruh manusia.” (HR. Muslim). Maka, cinta yang dibuktikan dengan memperbanyak shalawat akan memberi energi yang dahsyat bagi seorang Muslim demi menjaga cintanya kepada Nabinya.
Keagungan shalawat adalah sesempurna sifat Allah yang memerintahkannya dan semulia Nabi Muhammad Saw yang menjadi objeknya. Inilah sebabnya suatu majlis atau forum menjadi hampa tanpa adanya muatan shalawat. Keutamaan shalawat sangatlah banyak bahkan ini menjadi salah satu bukti keagungan shalawat itu sendiri. Di antara keutamaan bershalawat berdasarkan hadits-hadits yang shahih dan hasan;
Pertama, seorang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw dengan satu shalawat akan mendapat tiga keutamaan sekaligus yaitu; Allah Swt membalasnya dengan sepuluh rahmat, dihapusnya sepuluh kesalahan, dan diangkatnya dengan sepuluh derajat.Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurirah bahwa Nabi Saw bersabda, “Siapa yang bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim) .
Kedua, para malaikat akan bershalawat dengan tujuhpuluh kali shalawat kepada orang yang bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Hal ini sesuai hadits Mauquf dari ‘Abdullah bin ‘Amr, dia berkata, “Siapa yang bershalawat kepada Nabi Saw maka para malaikat bershalawat kepadanya tujuh puluh kali.” (HR. Ahmad) Hadits ini dinilai hasan oleh Imam Al-Busyairi dalam Ithaf dan Imam Al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid. Mauquf di sini dinilai Marfu’ karena tidak mungkin berasal dari Ijtihad, sebagaimana dijelaskan oleh Imam Al-Suyuthi dalam Tadrib Ar-Rawi.
Ketiga, shalawat dapat mengantarkan pengamalnya kepada posisi yang sangat mulia, paling dekat dengan Nabi Saw di Akhirat nanti. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud bahwa Nabi Saw bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling utama pada hari Kiamat adalah orang yang paling banyak bershalawat untukku.” (HR. At-Tirmidzi, kualitas hasan).
Demikianlah tiga keutamaan dari sekian banyak keutamaan bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Semoga kita dapat meraih keutamaan tersebut. Dan, mari tumbuhkan spirit bersyukur karena dengan bersyukur kepada Nabi Muhammad Saw kita bersyukur kepada Allah Swt. Terakhir, mari kita jaga shillah yang sudah disambungkan oleh Allah Swt, dan jangan kita lalai sehingga ketika disebut nama Nabi Muhammad Saw kita akan senatiasa membaca shalawat. Jangan sampai kita dinobatkan sebagai orang yang paling bakhil sedunia Akhirat. “Yaitu, orang yang ketika disebut namaku di sisinya, dia tidak berhalawat untukku.”
****************************
Kontributor: Adithiya Warman, SSI. Lc. M.Ag. Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIH. Email: ustazsofyan@gmail.com
Comments
Post a Comment