Amalan Penghapus Dosa
Ada beberapa
amalan yang bersifat rutin yang jika dilakukan oleh seorang Muslim
dengan benar dan ikhlash, maka amalan-amalan itu akan menjadi penyebab
terhapusnya dosa-dosa. Namun hendaklah kita senantiasa mengingat syarat yang
telah disebutkan oleh Allâh Azza wa Jalla dalam firman-Nya :
إِنْ تَجْتَنِبُوا
كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ نُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ
وَنُدْخِلْكُمْ مُدْخَلًا كَرِيمًا
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang kamu
dilarang untuk mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu
(dosa-dosamu yang kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga).
[an-Nisa/4:31]
Syarat ini hendaklah senantiasa kita letakkan dihadapan kita agar
menjadi penahan bagi kita dari perbuatan dosa terutama dosa-dosa besar. Karena
siapapun orangnya, selama dia seorang manusia dan masih hidup, pasti tidak akan
luput dari perbuatan dosa. Namun, Alhamdulillah, sekalipun dosa anak Adam itu
sangat banyak, tetapi Allâh Azza wa Jalla itu maha pengasih dan penyayang
terhadap para hamba-Nya. Oleh sebab itu Allâh Azza wa Jalla memerintahkan para
hamba-Nya untuk melakukan ketaatan sehingga dosa-dosanya dapat diampuni.
Diantara amalan yang bisa menghapus dosa itu, ada yang berbentuk
kewajiban rutin yang wajib dilakukan setiap hari, seperti shalat fardhu. Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ
نَهَرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا، مَا تَقُولُ
ذلِكَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ قالُوا: لاَ يُبْقِي مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا قَالَ:
فَذلِكَ مِثْلُ الصَّلَواتِ الْخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِ الْخَطَايَا
Apa pendapat kalian jika di depan pintu rumah kalian terdapat
sungai lalu ia mandi disungai tersebut sebanyak 5x dalam sehari, apakah akan
tersisa padanya kotoran ? Mereka, para sahabat Radhiyallahu anhum menjawab.
“Tidak akan tersisa kotoran ditubuhnya.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Maka itu seperti shalat lima waktu, Allâh menghapus
kesalahan-kesalahan seseorang dengan sebab shalat.” [Muttafaqun’alaihi].
Ada pula berbentuk kewajiban rutin yang dilakukan setiap minggu,
yaitu shalat Jum’at. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam berabda :
لاَ يَغْتَسِلُ رَجُلٌ
يَوْمَ الْجُمْعَةِ وَيَتَطَهَّرُ مَا اسْتَطَاعَ مِنَ الطُّهُوْرِ وَيَدَّهِنُ
مِنْ دُهْنِهِ ،وَيَمَسُّ مِنْ طِيْبِ بَيْتِهِ، ثُمَّ يَخْرُجُ ، فَلاَ يُفَرِّقُ
بَيْنَ اثْنَيْنِ ، ثُمَّ يُصَلِّي مَا كَتَبَ الله لَهُ ، ثُمَّ يُنْصِتُ إِذَا
تَكَلَّمَ الإِمَامُ ، إِلاَّ غُفِرَلَهُ مَابَيْنَهُ وَبَيْنَ الْجُمْعَةِ
الأُخْرَى
Tidaklah seorang laki-laki mandi dan bersuci pada hari Jum’at
sesuai kemampuannya, lalu ia mengenakan minyak rambut, memakai wewangian kemudian
ia keluar menuju masjid. (di masjid) dia tidak menyuruh orang untuk pergi dari
tempat duduknya lalu ia mengerjakan shalat setelah itu dia diam saat imam
sedang khutbah kecuali ia akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at yang lalu
dengan Jum’at yang akan datang.[HR.al-Bukhâri]
Adapula yang berbentuk kewajiban tahunan, seperti puasa Ramadhân
dan haji. Keduanya bisa menjadi penghapus dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh
seorang hamba, sebagaimana dijelaskan oleh Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam .
مَنْ حَجَّ ، فَلَمْ
يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ ، رَجَعَ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أمُّهُ
Barangsiapa melakukan ibadah haji lalu dia tidak berbuat keji dan
tidak melakukan perbuatan fasiq, maka dia akan kembali (tanpa dosa) sebagaimana
saat dia dilahirkan oleh ibunya. [Muttafaq ‘alaih]
Dan masih banyak lagi, amalan-amalan yang bersifat rutin yang bisa
menghapus dosa-dosa akibat dari kesalahan yang dilakukan oleh seseorang.
Itulah diantara bukti betapa Allâh Azza wa Jalla itu Maha
pengampun terhadap para hamba-Nya yang melakukan kesalahan. Oleh karena itu,
tidak ada alasan bagi kita untuk berputus asa dari rahmat Allâh Azza wa Jalla.
Mungkin ada orang yang merasa khawatir dirinya tidak berkesempatan melakukan
ibadah-ibadah di atas, karena pelaksanaannya terkait waktu tertentu bahkan ada
yang terkait dengan waktu dan tempat. Dia khawatir kematian menjemput sementara
waktu pelaksanaan ibadah itu belum masuk. Bagaimana dengan dosa-dosanya ?
Diantara amalan-amalan yang bisa menghapus dosa itu, ada pula yang
tidak terikat waktu. Artinya dia bisa dilakukan kapan saja. Seperti ibadah
Umrah. Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja dan dia menjadi penghapus dosa.
Juga berbuat baik kepada makhluk Allâh Azza wa Jalla, melakukan amar ma’ruf dan
nahi mungkar, memberikan maaf dan berlapang dada. Allâh Azza wa Jalla berfirman
:
إِنَّ الْحَسَنَاتِ
يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ
Sesungguhnya kebaikan akan menghapus kesalahan [Hûd/11:114]
Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :
وَلْيَعْفُوا
وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ
غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu
tidak ingin Allâh mengampunimu ? dan Allâh adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[An-Nûr/24:22]
Ada juga amalan lisan yang tidak terikat waktu tapi bisa menghapus
dosa. Dijelaskan dalam hadits Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَنْ قَالَ سُبْحَانَ
اللهِ وَبِحَمْدِهِ، فِي يَوْمٍ مَائَةَ مَرَّةٍ، حَطَّتْ خَطَايَاهُ، وَإِنْ
كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Barangsiapa mengucapkan Subhânallâhi wabihamdihi seratus kali
dalam sehari akan dihapus kesalahan-kesalahannya meskipun seperti buih dilautan
[Muttafaqun ‘alaihi]
Apalagi lagi yang kita tunggu ?! Marilah kita bergegas melakukannya
dengan mengikhlaskan niat kita karena Allâh Azza wa Jalla . Dan hanya kepadanya
kita memohon agar senantiasa membantu kita melakukan amalan-amalan yang
disyari’atkan dan kita memohon agar semua dosa kita diampuni.
Telah dijelaskan sebagian dari amalan-amalan yang bisa menghapus
dosa-dosa kecil yang dilakukan oleh hamba Allâh Azza wa Jalla . Tentunya, ini
merupakan bukti betapa Allâh Azza wa Jalla itu sangat sayang kepada para
hamba-Nya dan juga maha pengampun. Tidak hanya sebatas itu, bahkan makan yang
merupakan kebutuhan kita setiap hari, jika kita mensyukurinya, maka itu juga
menjadi penyebab terhapusnya dosa-dosa. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam memberitahukan bahwa barangsiapa yang mengucapkan (doa ini) setelah
makannya, maka dia diampuni dosa-dosanya yang telah lewat :
الْحَمْدُ للهِ الَّذِي
أَطْعَمَنِيْ هَذَا ، وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلاَ قُوَّةٍ ،
غُفِرَلَهُ مَاتَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Segala puji bagi Allâh yang telah memberikan makanan ini dan
menganugerahkan rizki ini kepadaku tanpa ada daya dan upaya dariku. [HR. Abu
Daud]
Penghapus dosa yang terakhir yang bisa kami sebutkan di sini
adalah musibah yang menimpa seorang Muslim. Jika dia bersabar dalam menerima
musibah yang menimpanya, maka semua musibah yang menimpanya menjadi penghapus
dosa baginya, baik musibah itu besar atau pun kecil. Rasûlullâh Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda :
مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ
مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ،
حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih,
sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allâh akan menghapuskan
kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. [Muttafaqun ‘alaihi]
Terakhir kalinya, kami mengingatkan bahwa dosa itu buruk, namun
yang lebih buruk lagi jika si pelaku tidak mau bertaubat dan tidak mau memohon
ampunan kepada Allâh Azza wa Jalla. Maka hendaklah kita mempergunakan
kesempatan hidup yang masih diberikan Allâh Azza wa Jalla kepada kita untuk
segera bertaubat dan melakukan kebaikan-kebaikan yang bisa menghapuskan
dosa-dosa kita.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 02/Tahun XVII/1434H/2013.
Footnote
[1]. Diangkat dari khutbah Jum’at di Masjidin Nabawi Madinah
al-Munawarah, pada tanggal 23/1/1434 dengan judul Maghfiratuz Dzunub bi
Yasir minal Qauli wal Amali oleh Syaikh DR Abdul Muhsin al-Qasim
Comments
Post a Comment