Perempuan-Perempuan Yang Menyusu Rasulullah
Tahukah Kamu Siapa Orang Pertama yang Menyusui Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam
Tentunya tahu dong siapa nama ibu Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam? Ya Siti Aminah. Namun sudah menjadi kebiasaan masyarakat Arab zaman dahulu bahwa seorang bayi yang dilahirkan tidak hanya disusui oleh satu perempuan. Hal itu pula yang terjadi pada baginda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam saat masih balita.
Setelah Aminah melahirkan bayinya dan diberi nama Muhammad oleh kakeknya di depan Ka’bah, kemudian ia menyusuinya selama beberapa hari. Ibunyalah yang menyusui Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam pertama kali. Mengenai lama beliau menyusu pada ibunya, ada yang mengatakan tiga, tujuh dan ada yang mengatakan sembilan hari.
Lalu timbulah pertanyaan siapa orang pertama yang menyusui atau menjadi ibu susu bagi Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam setelah Ibunya Siti Aminah?
Nah, yang pertama adalah Tsuwaibah. Ia adalah budak perempuannya Abu Lahab, yang menyusui Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam. Tsuwaibah adalah salah satu perempuan yang menyusui Rasulullah. Meski tercatat tak begitu lama dalam mengasuh Rasulullah, atas perannya, dia dihormati oleh Rasulullah. Bahkan, Tsuwaibah dianggap sebagai ibu oleh baginda Nabi Shalallahu 'alaihi Wasallam.
Tsuwaibah memiliki nama lengkap Tsuwaibah al-Aslamiyah. Dia merupakan budak perempuan milik paman Rasulullah, Abu Lahab. Tsuwaibah dimerdekakan oleh tuannya ketika mendengar berita tentang kelahiran Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam, tepatnya beberapa hari sebelum kedatangan Halimah as-Sa'diyah.
Tsuwaibah juga menyusui pamannya, yaitu Hamzah dan menyusui anak bibi Nabi Shalallahu 'alaihi Wasallam yang bernama Abu Salamah Al Mahzumi, sehingga mereka menjadi saudara sepersusuan. Sebagaimana dikisahkan dalam sebuah hadits, dari Zainab binti Abu Salamah :
أَنَّ أُمَّ حَبِيبَةَ زَوْجَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ انْكِحْ أُخْتِي بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ ( ولمسلم : عِزَّةَ بِنْتَ أَبِي سُفْيَانَ) قَالَ أَوَتُحِبِّينَ ذَلِكِ قُلْتُ نَعَمْ لَسْتُ لَكَ بِمُخْلِيَةٍ وَأَحَبُّ مَنْ شَارَكَنِي فِي خَيْرٍ أُخْتِي فَقَالَ إِنَّ ذَلِكِ لَا يَحِلُّ لِي فَقُلْتُ إِنَّا نُحَدَّثُ أَنَّكَ تُرِيدُ أَنْ تَنْكِحَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ (وفي رواية : دُرَّةَ بِنْتَ أَبِي سَلَمَةَ) فَقَالَ بِنْتَ أُمِّ سَلَمَةَ فَقُلْتُ نَعَمْ قَالَ لَوْ لَمْ تَكُنْ رَبِيبَتِي فِي حَجْرِي مَا حَلَّتْ لِي إِنَّهَا بِنْتُ أَخِي مِنْ الرَّضَاعَةِ أَرْضَعَتْنِي وَأَبَا سَلَمَةَ ثُوَيْبَةُ فَلَا تَعْرِضْنَ عَلَيَّ بَنَاتِكُنَّ وَلَا أَخَوَاتِكُنَّ “
Sesungguhnya Ummu Habibah istri Nabi Shalallahu 'alaihi Wasallam pernah mengatakan kepada Shalallahu 'alaihi Wasallam: “Wahai, Rasulullah. Nikahilah saudariku putri Abu Sufyan (dalam riwayat Imam Muslim: ‘Izzah binti Abu Sufyan)”. Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam bertanya,”Apakah engkau menginginkan itu?” Aku (Ummu Habibah) menjawab,”Ya. Aku tidak pernah menjadi istrimu seorang diri, dan orang yang paling aku sukai menemaniku dalam kebaikan adalah saudariku.” Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam bersabda,”Itu tidak halal bagiku.” Ummu Habibah berkata,”Sesungguhnya kami diberitahu, bahwa engkau ingin menikahi anak Abu Salamah (dalam riwayat lain : Durrah binti Abu Salamah).” Rasulullah bertanya,”Putri Abu Salamah?” Aku (Ummu Habibah) menjawab,”Ya.” Lalu Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wasallam bersabda: “Seandainya dia bukan anak asuhku, dia tetap tidak halal bagiku. Dia itu putri dari saudara sepersusuanku. Aku dan Abu Salamah pernah disusui oleh Tsuwaibah, maka jangankanlah kalian menawarkan anak-anak atau saudari-saudari kalian kepadaku”.
[HR Imam Bukhari dan Muslim].
Tercatat, ada lima perempuan yang memberikan ASI kepada Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam. Mereka adalah Siti Aminah (ibu kandungnya), Tsuwaibah (budak perempuan paman Nabi, Abu Lahab), Ummu Aiman, Barakah Al-Habsyiyah dan Halimah bin Abu Zaid (perempuan dari Dusun Bani Sa'ad). Untuk nama yang terakhir tersebut adalah perempuan yang paling lama menyusui dan mengasuh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi Wasallam hingga selama empat tahun.

Comments
Post a Comment