Pentingnya Mempelajari Bahasa Arab
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
•••••
[1] DURUS AL-LUGHAH
[2] AN-NAHWU AL-WADHIH, dan
[3] KITAB AT-TASHRIF
“Belajar Bahasa Arab Dasar” Oleh Ustadz Rizki Amipon Dasar
Buku Modul Panduan Pelatihan Bahasa Arab
==
Ebook
Kitab/Ebook Rujukan Belajar.Bahasa Arab
Kitab/Ebook Rujukan Belajar.Bahasa Arab
Dwnload Durusul Lughah Al-Arabiyyah (Buku Panduan Belajar Bahasa Arab)
=
PAKSAKAN DIRI UNTUK BELAJAR BAHASA ARAB
Oleh : Abu Fadhel Majalengka
Sungguh sangat mengherankan, ada sebagian orang yang belajar bahasa cina, bahasa jepang dan bahasa inggris yang tulisan dan bacaannya lebih sulit dibandingkan dengan bahasa arab, namun ajibnya dia mampu dan bisa menguasainya.
Kenapa mereka bisa, karena ada motivasi keuntungan dunia dan bersungguh-sungguh mempelajarinya dan tidak putus asa.
Lantas bagaimana dengan mempelajari bahasa arab? Kalau mereka memiliki motivasi yang kuat, bersungguh-sungguh, dan tidak mudah menyerah, sungguh pasti bisa.
Mempelajari bahasa arab wajib hukumnya, Karena bahasa arab itu sendiri termasuk dari agama. Mengilmuinya adalah wajib, karena memahami al-Quran dan as-Sunnah (hukumnya) wajib, dan tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa arab.
« وﺍﻋﻠـﻢ ﺃﻥّ ﺍﻋﺘﻴـﺎﺩ ﺍﻟﻠـﻐﺔ يؤثر ﻓﻲ ﺍﻟـﻌﻘﻞِ ﻭﺍﻟـﺨﻠﻖِ ﻭﺍﻟـﺪﻳﻦِ ﺗﺄﺛﻴـﺮﺍً ﻗﻮﻳـّﺎً ﺑﻴّﻨـﺎً ، ﻭﻳﺆﺛﺮ ﺃﻳﻀﺎً ﻓﻲ ﻣـﺸـﺎﺑﻬﺔِ ﺻـﺪﺭِ ﻫـﺬﻩ ﺍﻷﻣـّﺔِ ﻣﻦ ﺍﻟـﺼﺤﺎﺑـﺔِ ﻭﺍﻟـﺘﺎﺑﻌﻴﻦ ﻭﻣﺸـﺎﺑﻬﺘﻬـﻢ ﺗﺰﻳـﺪ ﺍﻟـﻌﻘﻞَ ﻭﺍﻟـﺪﻳﻦَ ﻭﺍﻟـﺨﻠﻖَ ، ﻭﺃﻳﻀـﺎً ﻓـﺈﻥّ ﻧﻔـﺲ ﺍﻟﻠـﻐﺔ ﺍﻟـﻌﺮﺑﻴﺔ ﻣـﻦ ﺍﻟـﺪﻳﻦ ، ﻭﻣﻌﺮﻓﺘﻬـﺎ ﻓﺮﺽٌ ﻭﺍﺟـﺐٌ ، لأﻥّ ﻓﻬـﻢ ﺍﻟـﻜﺘﺎﺏ ﻭﺍﻟـﺴﻨّﺔ ﻓـﺮﺽٌ ، ﻭﻻ ﻳُﻔﻬـﻢ ﺇﻻّ ﺑﻔﻬـﻢ ﺍﻟﻠـﻐﺔ ﺍﻟـﻌﺮﺑﻴﺔ ، ﻭﻣـﺎ ﻻ ﻳﺘـﻢّ ﺍﻟـﻮﺍﺟﺐ ﺇﻻّ ﺑﻪ ﻓﻬـﻮ ﻭﺍﺟـﺐ » [ اقتضاء الصراط المستقيم(٤٦٨/١)]
Ketauhilah bahwasannya terbiasa berbahasa arab memberikan dampak positif pada akal, akhlaq, dan agama seseorang dengan pengaruh yang kuat dan jelas.
Juga memberikan dampak positif dalam menyerupai generasi terbaik ummat ini dari kalangan shahabat dan tabiin. Menyerupai mereka akan menambah (baik) akal, agama, dan akhlaq seseorang.
Karena bahasa arab itu sendiri termasuk dari agama. Mengilmuinya adalah wajib, karena memahami al-Quran dan as-Sunnah (hukumnya) wajib, dan tidak bisa dipahami kecuali dengan memahami bahasa arab.
Sesuatu yang tidak sempurna kewajiban kecuali dengannya, maka sesuatu tersebut hukumnya adalah wajib. (Iqtidha’ ash-Shirath al-Mustaqim Jilid 1 hal. 468).
Para ulama menasehati untuk mempelajari ilmu nahwu kalau ingin memahami syariat dengan benar, karena tanpa ilmu tersebut, bagaimana mungkin syariat bisa dipahami.
س : ما نصيحتكم لطلبة العلم الذين زهدوا في تعلم علم النحو ؟
Apa nasehat anda bagi penuntut ilmu yang meremehkan belajar ilmu nahwu?
Beliau menjawab :
ج : لا علم شرعي إلا بنحو ؛ لأن العلم الشرعي عربي ، فنصوص الكتاب والسنة وفهم السلف الصالح لها وفهم العلماء لها كل هذا لا يكون إلا بفهم اللغة . والنحو أول درجات فهم اللغة ، يفهم به معاني الكلام إذا تركب ، فمن لم يفهم النحو لا فهم له في الشريعة .
Tidak ada ilmu syar’i kecuali dengan nahwu, karena ilmu syar’i itu dengan bahasa arab. nash Al-Qur’an, sunnah, as-salafus shôlih dan ulama memahami nash tadi semuanya dengan pemahaman bahasa dan nahwu itu titik awal dalam memahami bahasa, yang dengan nahwu seorang itu mampu memahami makna kalimat ketika sudah terangkai. Jadi barang siapa yang tidak paham nahwu, maka tidak ada pemahaman terhadap syari’at. Sumber : http://salehalshaikh.com/wp2/?p=77
Yang mengajari penulis ilmu nahwu, Ustadz Aceng Zakaria hafidzohullôh pengarang kitab Al Muyassar fi ‘Ilmi Nahwi, beliau berkata dalam muqodimah kitab tersebut :
“Sesungguhnya menjadi kebutuhan yang sangat mendesak (dharuriyat jiddan) bagi seorang muslim untuk mengenal kaidah-kaidah bahasa Arab, yang dengannya menjadi sebab untuk dapat memahami Al Qur’an dan As Sunnah. Padahal sungguh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan kita untuk berpegang teguh dengan keduanya, beramal dengannya, sementara tidak mungkin bagi kita untuk memahami Al Qur’an dan As Sunnah dengan sempurna, kecuali setelah mengetahui kaidah-kaidah bahasa Arab.” (Muqaddimah Al Muyassar)
Ilmu nahwu itu memasukinya susah, seakan ada pintu yang terbuat dari besi yang sulit di dobrak. Namun kalau pintu itu sudah terbuka, niscaya kemudahan akan datang dan pasti kita akan asyik menggelutinya.
إن النحو في أوله صعب و في آخره سهل. فإن علمَ النحوِ علمٌ شريف, علمُ وسيلة, يتوسّل بها إلى شيئين مهيمين:
الشيء الأول: فهم كتاب اللّه و سنة رسوله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, فإن فهمهما يتوقف على معرفة النحو.
الشيء الثاني: إقامةُ اللسان على اللسان العربي, الذي نزل به كلام اللّه عز وجل; لذلك كان فهم النحو أمرا مهما جدا
Bahwasanya ilmu nahwu itu pada awalnya sulit, dan akhirnya mudah. Karena ilmu nahwu adalah ilmu yαπg mulia, ilmu sarana, yαπg dengannya bisa mencapai dua hal penting:
- Yαπg pertama: Memahami Kitabullah (al-Quran) dan sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Maka memahami keduanya (al-Quran dan sunnah) itu tergantung dari pengetahuannya dengan ilmu nahwu tersebut
- Yαπg kedua, memperbaiki lisan dengan bahasa arab, yαπg dengannya turun firman Allah ‘Azza wa Jalla, oleh karena itu memahami ilmu nahwu merupakan perkara yαπg sangat penting.
(Syarh al-Jurumiyyah، hal:9).
Belajar nahwu harus dengan penuh kesabaran, penuh semangat, tekad yang kuat, bersungguh-sungguh, jangan berputus asa dan berhenti di tengah jalan.
وقد حدثني شيخنا المثابر عبدالرحمن السعدي ـ رحمه الله ـ أنه ذكر عن الكسائي إمام أهل الكوفة في النحو أنه طلب النحو فلم يتمكن،
وفي يوم من الأيام وجد نملة تحمل طعاماً لها وتصعد به إلى الجدار وكما صعدت سقطت ، ولكنها ثابرت حتى تخلصت من هذه العقبة وصعدت الجدار
فقال الكسائي: هذه النملة ثابرت حتى وصلت الغاية، فثابر حتى صار إماماً في النحو.
ولهذا ينبغي لنا أيها الطلبة أن نثابر ولا نيأس ، فإن اليأس معناه سد باب الخير، وينبغي لنا ألا نتشاءم بل نتفاءل وأن نعد أنفسنا خيراً..
كتاب العلم / 62)
Syaikh kami yang penyabar Abdurrahman As-Sa’diy rahimahullah mengkabarkan kepada kami: Bahwasanya beliau menyebutkan kisah tentang Al-Kisaa’i, seorang imam Ahli Kufah di bidang ilmu nahwu, bahwasanya dulu beliau pernah belajar ilmu nahwu tapi tidak kokoh (tidak berhasil). Pada suatu hari dia mendapati seekor semut membawa makanannya dan ia membawanya sambil memanjat dinding. Dan setiapkali memanjat ia terjatuh, akan tetapi ia terus bersabar sampai ia berhasil melampaui rintangan ini dan berhasil memanjat dinding.
Al-Kisaa’i berkata: “Semut ini terus bersabar hingga bisa mencapai tujuannya.” Maka ia terus bersabar hingga menjadi seorang imam dalam ilmu Nahwu.
Oleh karena itu hendaknya kita wahai para penuntut ilmu selalu bersabar dan jangan berputus asa. Karena putus asa itu maknanya menutup pintu kebaikan. Dan sebaiknya kita tidak beranggapn jelek, bahkan kita mesti beranggapan baik dan menjanjikan kepada diri kita kebaikan. (Kitab Al-Ilmi 62).
===
Berenang Di Samudera Bahasa Arab
Pahamilah wahai penuntut ilmu bahasa arab, sungguh ilmu bahasa arab punya 12 cabang;
Ilmu ini membahas tentang morfologi suatu kalimah (kata) dalam bahasa arab. Perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan ma’na yang dimaksud. Contoh dari Fi’il (kata kerja) Madli ke bentuk Fi’il Mudlori’, Mashdar (kata benda), Isim Fa’il (pelaku), Isim Maf’ul (kata benda objek), dan lainnya. Kitab Kuning yang biasanya digunakan untuk mempelajari ilmu ini adalah Al Amtsilatut tashrifiyyah, Kailany, Fathul Khobirul Latif, Nadhm Maqshud, Zanjani, dan lain-lain.
Lebih sukar dari ilmu Shorof, ilmu ini membahas tentang majas dan perumpaman dalam bahasa arab. Seperti halnya ilmu Shorof, ilmu ini juga hanya membahas satu kalimah (kata) tanpa melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya dalam penggunaan lafadh Ashobi’ahum dalam ayatYaj’aluun Ashobi’ahum fi adzaanihim dalam surat Al Baqoroh. Kata ashobi’ahum tersebut tidak dima’nai sebagai “jari-jari mereka”, tapi dima’nai sebagai “ujung jari-jari mereka”. Karena gak mungkin kan memasukkan jari ke telinga, yang mungkin memasukkan ujungnya saja. Dalam ayat tersebut, ilmu Bayan menamainya dengan nama Majas, sering disebut termasuk bab min ithlaaqil kul wairodatil juz , yang disebutkan adalah bentuk keseluruhan (jari-jari), tapi yang dimaksud adalah sebagian (ujung jari-jari).
Mirip dengan ilmu Bayan, ilmu ini juga terasa lebih sukar. Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi perubahan susunan kalimah bahasa arab. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya pembuangan Mubtada dari struktur Mubatada Khobar dalam bahasa arab. Salah satu ma’na yang timbul adalah untuk Memuliakan objek yang ditunjuk oleh Mubtada tersebut.
Ilmu ini mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul ‘Ulum wa Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah bapaknya. Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status jabatan kalimah (kata) dalam suatu kalam (kalimat). Apakah dia menjadi Fa’il (pelaku/subjek), Maf’ul (objek), Na’at (sifat), dan lainnya. Seperti halnya ilmu Ma’ani, ilmu ini otomatis membahas keterkaitan suatu kalimah dengan kalimah yang lainnya. Contohnya lafadh Ar Rohman pada bacaan basmalah adalah Na’at dari lafadh Jalalah (Allah). Kitab yang biasa digunakan untuk mengkaji ilmu Nahwu adalah Jurumiyyah, Imrithi, Alfiyyah, Kifaayatul Ashab, dan lain-lain.

Comments
Post a Comment