Skip to main content

Kemukjizatan al-Quran

Kemukjizatan al-Quran

Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
••
serial_ramadhan_dosa_besar_di_bulan_ramadhan_ustadz_ahmad_firdaus_lc.mp3
https://app.box.com/s/orqpriljxd51a1y3yc3u04cl2jsh5qmy
Serial_ramadhan_pentingnya_amal_maruf_nahi_mungkar_di_ramadhan_ustadz_ahmad_firdaus_lc.mp3
https://app.box.com/s/ai131qq72hqfn9p1m5ze1r34nxhdlyql
Adakah_manusia_yang_tidak_butuh_Allah_bag_1_ustadz_nizar_saad_jabal_lc_mpd.mp3
https://app.box.com/s/27wvu1c71emstxbfs4k3obel37sftdfg
Adakah_manusia_yang_tidak_butuh_Allah_bag_2_Ustadz_ Nizar_Saad_Jabal_lc_mpd.mp3
https://app.box.com/s/wcqigyl478nqjsfskmprf5e25adcafeb
Akhlak_para_ulama_salaf_ustadz_harist_abu_naufal.mp3
https://app.box.com/s/ozvtwjjwdzhw8kxjvmewbjxmc7buklwg
Mahar_Terbaik_Ustadz_Harist_Abu_Naufal.mp3
https://app.box.com/s/xu7fxmkptw16mbudi3yjt73ykjc3z1ke
Sikap_dalam_mencintai_rasulullah_shallallahu_alaihi_wasallam_ustadz_harist_abu_naufal.mp3
https://app.box.com/s/5u81v6yp8mcpvh5fo8p1u7az3yyhjvfr
Tanya_Jawab_Ramadhan_Ustadz_Heri_Purnama_lc.mp3
https://app.box.com/s/6h1buk9nvloowip4vfy1sk2470tv5fcl
Tanya_Jawab_Ramadhan_Ustadz_Jefri_Halim_lc.mp3
https://app.box.com/s/9bl77radic061v252mk5fkq7mns21kn2
Waspadai_Adat_Yang_Menyelisihi_Syariat_Ustadz_Harist_Abu_Naufal.mp3
https://app.box.com/s/p55sg7dh5w2ee3exqqzok0xn020z27nh 
••
Mengenal Kemukjizatan Al Qur’an
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:
Berikut pembahasan singkat tentang kemukjizatan Al Qur’an, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
 
Open Donasi,Sedekah,Waqaf,Infaq: https://bit.ly/2JIhYq3
kunjungi blog di https://bit.ly/2L0zNlR
Ebook Islam 2: https://bit.ly/2UBykBM
mp3 kajian sunnah 2: https://bit.ly/2DDAn2x
Gabung Grup Kajian Sunnah dan Bimbingan Islam: https://bit.ly/2IAuxmR
****
➡ Mengenal Kemukjizatan Al Qur’an (1)
  • Kemujizatan Al Qur’an dari sisi bahasa
Al Qur’an merupakan mukjizat yang kekal, sebaik-baik perkataan, dan memiliki kefasihan pada tingkatan tertinggi, karena memang turun dari sisi Allah yang Mahabijaksana.
Jika kita perhatikan ayat-ayat Al Qur’an, maka seluruhnya bersih dari tanafurul huruf (huruf yang sulit diucapkan) dan tanafurul kalimat (kata yang sulit diucapkan), tidak menyalahi kaidah tata bahasa, dan tidak terdapat kata-kata yang asing.
Para ulama menjelaskan, bahwa Allah Ta’ala mengutus setiap nabi dengan membawa mukjizat yang sesuai dengan kondisi zaman itu. Di zaman Nabi Musa sihir merebak di mana-mana, dan para tukang sihir dimuliakan, maka Allah Ta’ala mengutus Nabi Musa ‘alaihis salaam dengan mukjizat yang membuat mata terbelalak dan membuat heran para tukang sihir, para tukang sihir akhirnya yakin bahwa hal itu dari sisi Allah, mereka pun masuk Islam dan menjadi orang-orang saleh.
Di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam ilmu pengobatan tersebar di mana-mana, maka Allah Ta’ala mengutus Nabi ‘Isa ’alaihis salaam dengan mukjizat yang tidak bisa ditandingi oleh para dokter. Bagaimana mungkin dokter mampu menghidupkan benda mati, mengobati orang yang buta sejak lahir dan yang terkena penyakit sopak. Demikian juga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah mengutusnya di zaman para fushaha’ (pandai bahasa) dan para syu’araa (ahli syair). Allah Ta’ala memberikan kepada Beliau kitab yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun meskipun jin dan manusia berkumpul untuk membuatnya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/45)
✅ Abu Isa Ar Rummani berkata, “Adapun balaghah (sastra), maka ada tiga tingkatan. Ada yang paling tinggi, ada yang sedang, dan ada yang di bawahnya. Yang paling tinggi itulah yang menjadi mukjizat, yaitu balaghahnya Al Qur’an, sedangkan yang berada di bawahnya seperti balaghah para sastrawan. Namun balaghah itu bukan hanya memahamkan makna, karena terkadang dapat difahami juga perkataan dua orang yang berbicara, dimana yang satu fasih, sedangkan yang satu tidak. Demikian juga balaghah bukan hanya mewujudkan lafaz yang sesuai makna, karena terkadang lafaz sudah sesuai dengan maknanya namun jelek dan tidak disukai, membuat jauh dan terlalu menyusahkan diri. Bahkan balaghah adalah menyampaikan makna ke hati dengan tampilan lafaz yang paling indah. Dengan demikian, tingkatan tertinggi balaghah adalah pada Al Qur’an.”
✅ Imam Baihaqi meriwayatkan dalam Dalailun Nubuwwah dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, bahwa Al Walid bin Mughirah pernah datang kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu Beliau membacakan Al Qur’an kepadanya hingga hatinya tersentuh. Berita ini pun sampai ke telinga Abu Jahal sehingga membuatnya mendatangi Al Walid dan berkata, “Wahai paman! Kaummu ingin mengumpulkan harta untukmu.” Al Walid berkata, “Untuk apa?” Ia menjawab, “Untuk memberikannya kepadamu. Karena engkau telah mendatangi Muhammad untuk menentangnya.” Al Walid berkata, “Kaum Quraisy tahu, bahwa aku adalah orang yang paling kaya hartanya.” Abu Jahal berkata, “Katakanlah tentang Muhammad perkataan yang sampai kepada kaummu bahwa engkau mengingkarinya atau membencinya.” Al Walid berkata, “Apa yang perlu aku ucapkan terhadapnya? Demi Allah, tidak ada di antara kalian yang lebih tahu tentang syair  daripada diriku, paling tahu tentang syair rajaz dan qasidahnya dibanding aku, serta tidak ada yang lebih tahu tentang syair jin daripada aku. Demi Allah, yang diucapkannya tidak mirip hal itu. Demi Allah, yang diucapkannya itu manis, dihias keindahan, di atasnya berbuah, bagian bawahnya subur, tinggi dan tidak terkalahkan, serta menghantam yang berada di bawahnya.” (Hr. Baihaqi)
  • ➡ Contoh Fasihnya Al Qur’an
✅ Firman Allah Ta’ala,
قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan kepada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari kami.” (Qs. Hud: 48)
Dalam ayat ini diulang huruf mim sampai 16 kali, namun para pembaca Al Qur’an tidak merasakan kesulitan dalam membacanya, dan tidak terasa berat saat disimak.
➡ Contoh lainnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu!” Habil menjawab, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al Maidah: 27)
Dalam ayat ini huruf qaaf diulang sebanyak 10 kali, namun para pembaca Al Qur’an merasakan ringan diucapkan padahal sifatnya syiddah (tertahan suara), qalqalah (memantul), jahr (tertahan nafas), dan isti’al (naiknya bagian belakang lisan sehingga menjadi tebal).
➡ Benarlah firman Allah Ta’ala,
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Qs. Al Qamar: 17)
✅ Al Ashmu’i menceritakan, bahwa ia mendengar ucapan seorang budak wanita, lalu ia berkata kepadanya, “Alangkah fasih perkataanmu!” Budak itu berkata, “Apakah ini masih dianggap fasih di hadapan firman Allah Ta’ala,
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (Qs. Al Qashas: 17)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menggabungkan antara dua perintah, dua larangan, dua berita, dan dua kabar gembira.
➡ Contoh lainnya adalah firman Allah Ta’ala,
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (31)
Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman, dan sesungguhnya (isi)nya, “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.–Bahwa janganlah kamu berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (Qs. An Naml: 30-31)
Dalam ayat ini terdapat tiga perkara, dari siapa surat itu, isinya apa, dan kebutuhannya apa?
➡ Keindahan lafaz-lafaz Al Qur’an
Lafaz-lafaz Al Qur’an dipenuhi hiasan lafaz, di antaranya:
➡ a. Jinas, yaitu dua lafaz yang sama, namun berbeda dalam makna (arti). Jinas ini ada dua macam:
✅ Pertama, Jinas Tam, yaitu samanya lafaz namun berbeda makna. Contoh firman Allah Ta’ala,
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ
Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja).” Seperti itulah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran).” (Qs. Ar Ruum: 55)
Lafaz “  السَّاعَة  ” yang pertama maksudnya Kiamat, sedangkan yang kedua maksudnya waktu yang sebentar.
✅ Kedua, Jinas Naqish yaitu adanya kesamaan namun tidak seluruhnya. Contoh firman Allah Ta’ala,
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (9) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (10)
Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.–Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (Qs. Adh Dhuha: 9-10)
Lafaz “  تَقْهَرْ  ” dan “  تَنْهَرْ  ” ada kesamaan namun tidak seluruhnya.
➡ b. Saja’, yaitu persesuaian dua fashilah (pemisah) dalam natsar (prosa; bukan syair) pada huruf akhirnya.
✅ Ibnul Qayyim berkata, “Saja’ atau tidak merupakan dua uslub yang dipakai oleh lisan para ahli sastra bangsa Arab dan para oratornya, mereka menyebutkannya tanpa susah payah dan tanpa serampangan. Dalam Al Qur’an ada ayat yang kosong dari saja’ dan ada ayat yang banyak dipenuhi saja’, bahkan sebagian surat dari awal ayat hingga akhirnya dipenuhi saja’ seperti ayat iqtarabatis saa’ah (surah Al Qamar), surah Adh Dhuha, dan Al kautsar, maka fahamilah.”
Akan tetapi saja’ yang disebutkan Al Qur’an tidak seperti saja para peramal atau lainnya, bahkan sebagai saja’ yang mengandung mukjizat yang mengalahkan para sastrawan. Oleh karena itu, Al Qur’an merupakan asas dimana kaidah-kaidah dalam ilmu Balaghah kembali kepadanya.
✅ Contoh betapa tingginya sastra Al Qur’an adalah firman Allah Ta’ala
,
أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22)
Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?–Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.” (Qs. An Najm: 21-22)
Disebutkan, bahwa Amr bin Ash pernah menjadi delegasi untuk menemui Musailamah Al Kadzdzab sang nabi palsu. Ketika bertemu, Musailamah berkata kepada Amr bin Ash, “Surat apa yang diturunkan kepada kawanmu pada masa ini?”
Amr bin Ash berkata, “Sungguh telah diturunkan kepadanya surat yang singkat namun dalam maknanya.”
Apa itu?” Tanya Musailamah.
Amr membacakan ayat,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Demi masa.–Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, –Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati agar menaati kebenaran dan nasehat menasehati agar menetapi kesabaran.” (Qs. Al ‘Ashr: 1-3)
Lalu Musailamah berfikir sejenak kemudian berkata, “Demikian juga telah diturunkan kepadaku surat semisalnya.”
Amr berkata, “Surat apa itu?”
Ia menjawab, “Yaitu:
يَا وَبْرُ يَا وَبْرُ، إِنَّمَا أَنْتَ أُذُنَانِ وَصَدْرٌ، وَسَائِرُكَ حَفْزُ نَقْزٍ
Wahai marmut! Wahai marmut! Engkau adalah binatang yang memiliki dua telinga dan dada yang besar. Selebihnya badanmu kecil dan jelek.
Musailamah berkata, “Bagaimana menurutmu wahai Amr?”
Amr menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya engkau tahu bahwa diriku menyaksikan bahwa engkau adalah pendusta.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/683)
  • ➡ Kemujizatan Al Qur’an dari sisi berita
➡ 1. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (5)
Alif laam Miim–Telah dikalahkan bangsa Romawi[1],–Di negeri yang terdekat[2] dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang[3]–Dalam beberapa tahun lagi[4]. Milik Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,–Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dia Maha Perkasa lagi Penyayang.” (Qs. Ar Ruum: 1-5)
✅ 2. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
 “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Qs. Al Hijr: 9)
Al Qur’anul Karim sejak diturunkan dari sisi Allah belasan abad yang lalu tidak mengalami perubahan karena dijaga kemurniannya oleh Allah Azza wa Jalla.
Di antara bukti penjagaan Allah terhadap Al Qur’an adalah dengan dihapal dan dituliskan Al Qur’an sejak zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam (ketika Al Qur’an masih turun), dibukukan di zaman Abu Bakar radhiyallahu anhu, diriwayatkan secara mutawatir (jumlah yang banyak dari setiap generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman) baik maktub (tulisannya) maupun manthuq (pembacaannya), dihafal oleh kaum muslimin dalam jumlah yang sangat banyak sejak zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam sampai sekarang, tetap disebutkan teks asli Al Qur’an berbahasa Arab ketika diterjemehkan ke dalam bahasa lain, adanya tim tashih di berbagai negara yang mengecek kemurnian Al Qur’an ketika Al Qur’an hendak dicetak untuk diperbanyak, dan dibuatnya software dan aplikasi yang memuat Al Qur’an 30 juz baik tulisan maupun suara sesuai perkembangan zaman.
✅ Imam Baihaqi (Dalaailun Nubuwwah 7/159,160) meriwayatkan dengan sanadnya yang sampai kepada Yahya bin Aktsam, ia berkata, “Khalifah Al Ma’mun memiliki majlis penelitian, ketika itu masuk ke majlis tersebut seorang Yahudi dengan pakaian yang indah dan memakai wewangian, lalu ia berbicara dengan fasihnya. Saat majlis itu selesai, maka Al Ma’mun memanggilnya dan bertanya, “Apakah engkau orang Israel (Yahudi)?” Ia menjawab, “Ya.” Al Ma’mun berkata, “Masuk Islamlah, agar aku berbuat sesuatu untukmu,” Al Ma’mun menjanjikan sesuatu untuknya. Ia menjawab, “Aku akan tetap di atas agamaku dan agama nenek moyangku,” maka orang itu pergi.
✅ Setelah berlalu setahun, maka ia datang kembali dalam keadaan telah masuk Islam, lalu ia berbicara tentang fiqih dan berbicara dengan fasihnya. Ketika majlis Al Ma’mun selesai, maka Al Ma’mun memanggilnya dan bertanya, “Bukankah engkau kawan kami yang dulu?” Ia menjawab, “Ya.” “Lalu apa yang menyebabkan kamu masuk Islam,” tanya Al Ma’mun. Ia menjawab, “Setelah aku pergi dari tempatmu, aku menguji beberapa agama, dan aku sebagaimana yang engkau lihat adalah orang yang pandai dalam menulis, maka aku coba mendatangi Taurat dan menyalinnya. Aku salin tiga naskah, aku tambahkan dan aku kurangkan, kemudian aku masukkan ke sinagog, lalu Tauratku terjual. Kemudian aku mendatangi Injil dan menyalinnya. Aku salin tiga naskah, aku tambahkan dan aku kurangkan, kemudian aku tawarkan ke gereja, lalu Injilku terjual. Kemudian aku mendatangi Al Qur’an, lalu aku salin tiga naskah; aku tambahkan dan aku kurangkan, kemudian aku tawarkan ke penjual buku, maka mereka menelitinya, dan saat mereka menemukan adanya penambahan dan pengurangan, mereka pun membuangnya dan tidak mau membeli. Dari sana aku pun tahu, bahwa kitab ini adalah kitab yang terpelihara. Inilah sebab yang membuatku masuk Islam.
✅ Yahya bin Aktsam berkata, “Pada tahun itu aku naik haji dan bertemu dengan Sufyan bin Uyaynah, lalu aku sampaikan kisah itu, maka ia berkata, “Sesuai sekali dengan yang disebutkan dalam kitabullah (Al Qur’an),” aku bertanya, “Di ayat berapa?” Ia menjawab, “Yaitu pada firman Allah Ta’ala tentang Taurat dan Injil, “Disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah,” (QS. Al Maidah: 44); mereka mendapat amanah untuk menjaganya, tetapi malah menyia-nyiakannya. Allah Azza wa Jalla juga berfirman, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Adz Dzikr (Al Qur’an), dan Kamilah yang menjaganya.” (QS. Al Hijr: 9); Allah menjaga Al Qur’an untuk kita, sehingga tidak akan terlantar.”
[1] Maksudnya: Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
[2] Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Romawi Timur.
[3] Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedang bangsa Persia beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedangkan kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Romawi setelah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun setelah itu menanglah bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.
[4] Waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Romawi kira-kira tujuh tahun

Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   ...

Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari Based on Fath al-Bari

  Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari   Based on Fath al-Bari Ibn Hajar Biography of Imam al-Bukhari    Biography of Ibn Hajar Asqalaani   Explanation Based on Fath al-Bari Ibn Hajar:  1       2     3       4       5       6      7       8       9       10       11       12       13       14      15       16      17     19     20      21      22      23       24      25       26       27       28       29       30&31    

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM)

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM) Untuk bisa memahami Qur’an dengan utuh, kita sangat memerlukan bantuan buku tafsir yang berisikan penjelasan dari para sahabat Nabi dan para ulama setelahnya tentang makna dan kandungan al-Qur’an. Mengapa? Sebab tidak bisa dan tidak boleh kita menafsirkan al-Qur’an sendiri tanpa bimbingan para ulama. Sebab tanpa bimbingan mereka kita bisa tersesat jauh dari jalan yang benar.  Untuk memahami al-Qur’an bisa saja kita mencoba untuk menerjemahkannya kata per kata sendiri, tanpa merujuk ulama atau buku tafsir yang mu’tabar (dikenal dan diakui validitasnya), akan tetapi bagaimana kalau ternyata yang kita pahami itu salah? Bagaimana kalau ternyata yang kita pahami bertentangan dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan para ulama? Nah karenanya, untuk memahami al-Qur’an gunakankan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Tafsir Ibnu Katsir, yang merupakan salah satu kitab tafs...