Kemukjizatan al-Quran
Washshalātu wassalāmu ‘alā rasūlillāh, wa ‘alā ālihi wa ash hābihi ajma’in
••
••
serial_ramadhan_dosa_besar_di_bulan_ramadhan_ustadz_ahmad_firdaus_lc.mp3
https://app.box.com/s/orqpriljxd51a1y3yc3u04cl2jsh5qmy
Serial_ramadhan_pentingnya_amal_maruf_nahi_mungkar_di_ramadhan_ustadz_ahmad_firdaus_lc.mp3
https://app.box.com/s/ai131qq72hqfn9p1m5ze1r34nxhdlyql
Adakah_manusia_yang_tidak_butuh_Allah_bag_1_ustadz_nizar_saad_jabal_lc_mpd.mp3
https://app.box.com/s/27wvu1c71emstxbfs4k3obel37sftdfg
Adakah_manusia_yang_tidak_butuh_Allah_bag_2_Ustadz_ Nizar_Saad_Jabal_lc_mpd.mp3
https://app.box.com/s/wcqigyl478nqjsfskmprf5e25adcafeb
Akhlak_para_ulama_salaf_ustadz_harist_abu_naufal.mp3
https://app.box.com/s/ozvtwjjwdzhw8kxjvmewbjxmc7buklwg
Mahar_Terbaik_Ustadz_Harist_Abu_Naufal.mp3
https://app.box.com/s/xu7fxmkptw16mbudi3yjt73ykjc3z1ke
Sikap_dalam_mencintai_rasulullah_shallallahu_alaihi_wasallam_ustadz_harist_abu_naufal.mp3
https://app.box.com/s/5u81v6yp8mcpvh5fo8p1u7az3yyhjvfr
Tanya_Jawab_Ramadhan_Ustadz_Heri_Purnama_lc.mp3
https://app.box.com/s/6h1buk9nvloowip4vfy1sk2470tv5fcl
Tanya_Jawab_Ramadhan_Ustadz_Jefri_Halim_lc.mp3
https://app.box.com/s/9bl77radic061v252mk5fkq7mns21kn2
Waspadai_Adat_Yang_Menyelisihi_Syariat_Ustadz_Harist_Abu_Naufal.mp3
https://app.box.com/s/p55sg7dh5w2ee3exqqzok0xn020z27nh
••
https://app.box.com/s/orqpriljxd51a1y3yc3u04cl2jsh5qmy
Serial_ramadhan_pentingnya_amal_maruf_nahi_mungkar_di_ramadhan_ustadz_ahmad_firdaus_lc.mp3
https://app.box.com/s/ai131qq72hqfn9p1m5ze1r34nxhdlyql
Adakah_manusia_yang_tidak_butuh_Allah_bag_1_ustadz_nizar_saad_jabal_lc_mpd.mp3
https://app.box.com/s/27wvu1c71emstxbfs4k3obel37sftdfg
Adakah_manusia_yang_tidak_butuh_Allah_bag_2_Ustadz_ Nizar_Saad_Jabal_lc_mpd.mp3
https://app.box.com/s/wcqigyl478nqjsfskmprf5e25adcafeb
Akhlak_para_ulama_salaf_ustadz_harist_abu_naufal.mp3
https://app.box.com/s/ozvtwjjwdzhw8kxjvmewbjxmc7buklwg
Mahar_Terbaik_Ustadz_Harist_Abu_Naufal.mp3
https://app.box.com/s/xu7fxmkptw16mbudi3yjt73ykjc3z1ke
Sikap_dalam_mencintai_rasulullah_shallallahu_alaihi_wasallam_ustadz_harist_abu_naufal.mp3
https://app.box.com/s/5u81v6yp8mcpvh5fo8p1u7az3yyhjvfr
Tanya_Jawab_Ramadhan_Ustadz_Heri_Purnama_lc.mp3
https://app.box.com/s/6h1buk9nvloowip4vfy1sk2470tv5fcl
Tanya_Jawab_Ramadhan_Ustadz_Jefri_Halim_lc.mp3
https://app.box.com/s/9bl77radic061v252mk5fkq7mns21kn2
Waspadai_Adat_Yang_Menyelisihi_Syariat_Ustadz_Harist_Abu_Naufal.mp3
https://app.box.com/s/p55sg7dh5w2ee3exqqzok0xn020z27nh
••
Mengenal Kemukjizatan Al Qur’an
Segala puji bagi Allah Rabbul ‘alamin, shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat, amma ba’du:
Berikut pembahasan singkat tentang kemukjizatan Al Qur’an, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Berikut pembahasan singkat tentang kemukjizatan Al Qur’an, semoga Allah menjadikan penyusunan risalah ini ikhlas karena-Nya dan bermanfaat, aamin.
Open Donasi,Sedekah,Waqaf,Infaq: https://bit.ly/2JIhYq3
kunjungi blog di https://bit.ly/2L0zNlR
Ebook Islam https://bit.ly/2vjhBt1
Mp3 Kajian: https://bit.ly/2Vg2wqJ
Ebook Islam 2: https://bit.ly/2UBykBM
mp3 kajian sunnah 2: https://bit.ly/2DDAn2x
Gabung Grup Kajian Sunnah dan Bimbingan Islam: https://bit.ly/2IAuxmR
****
- Kemujizatan Al Qur’an dari sisi bahasa
Al Qur’an merupakan mukjizat yang kekal, sebaik-baik perkataan, dan memiliki kefasihan pada tingkatan tertinggi, karena memang turun dari sisi Allah yang Mahabijaksana.
Jika kita perhatikan ayat-ayat Al Qur’an, maka seluruhnya bersih dari tanafurul huruf (huruf yang sulit diucapkan) dan tanafurul kalimat (kata yang sulit diucapkan), tidak menyalahi kaidah tata bahasa, dan tidak terdapat kata-kata yang asing.
Para ulama menjelaskan, bahwa Allah Ta’ala mengutus setiap nabi dengan membawa mukjizat yang sesuai dengan kondisi zaman itu. Di zaman Nabi Musa sihir merebak di mana-mana, dan para tukang sihir dimuliakan, maka Allah Ta’ala mengutus Nabi Musa ‘alaihis salaam dengan mukjizat yang membuat mata terbelalak dan membuat heran para tukang sihir, para tukang sihir akhirnya yakin bahwa hal itu dari sisi Allah, mereka pun masuk Islam dan menjadi orang-orang saleh.
Di zaman Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam ilmu pengobatan tersebar di mana-mana, maka Allah Ta’ala mengutus Nabi ‘Isa ’alaihis salaam dengan mukjizat yang tidak bisa ditandingi oleh para dokter. Bagaimana mungkin dokter mampu menghidupkan benda mati, mengobati orang yang buta sejak lahir dan yang terkena penyakit sopak. Demikian juga Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, Allah mengutusnya di zaman para fushaha’ (pandai bahasa) dan para syu’araa (ahli syair). Allah Ta’ala memberikan kepada Beliau kitab yang tidak bisa ditandingi oleh siapa pun meskipun jin dan manusia berkumpul untuk membuatnya. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/45)
Contoh Fasihnya Al Qur’an
قِيلَ يَا نُوحُ اهْبِطْ بِسَلَامٍ مِنَّا وَبَرَكَاتٍ عَلَيْكَ وَعَلَى أُمَمٍ مِمَّنْ مَعَكَ وَأُمَمٌ سَنُمَتِّعُهُمْ ثُمَّ يَمَسُّهُمْ مِنَّا عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Difirmankan, “Wahai Nuh! Turunlah dengan selamat sejahtera dan penuh keberkatan dari Kami atasmu dan atas umat-umat (yang mukmin) yang bersamamu. Dan ada (pula) umat-umat yang Kami beri kesenangan kepada mereka (dalam kehidupan dunia), kemudian mereka akan ditimpa azab yang pedih dari kami.” (Qs. Hud: 48)
Dalam ayat ini diulang huruf mim sampai 16 kali, namun para pembaca Al Qur’an tidak merasakan kesulitan dalam membacanya, dan tidak terasa berat saat disimak.
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الْآخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ
“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia (Qabil) berkata, “Aku pasti membunuhmu!” Habil menjawab, “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa.” (Qs. Al Maidah: 27)
Dalam ayat ini huruf qaaf diulang sebanyak 10 kali, namun para pembaca Al Qur’an merasakan ringan diucapkan padahal sifatnya syiddah (tertahan suara), qalqalah (memantul), jahr (tertahan nafas), dan isti’al (naiknya bagian belakang lisan sehingga menjadi tebal).
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِنْ مُدَّكِرٍ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (Qs. Al Qamar: 17)
وَأَوْحَيْنَا إِلَى أُمِّ مُوسَى أَنْ أَرْضِعِيهِ فَإِذَا خِفْتِ عَلَيْهِ فَأَلْقِيهِ فِي الْيَمِّ وَلَا تَخَافِي وَلَا تَحْزَنِي إِنَّا رَادُّوهُ إِلَيْكِ وَجَاعِلُوهُ مِنَ الْمُرْسَلِينَ
“Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa, “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.” (Qs. Al Qashas: 17)
Dalam ayat ini Allah Ta’ala menggabungkan antara dua perintah, dua larangan, dua berita, dan dua kabar gembira.
إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ (31)
“Sesungguhnya surat itu dari SuIaiman, dan sesungguhnya (isi)nya, “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.–Bahwa janganlah kamu berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (Qs. An Naml: 30-31)
Dalam ayat ini terdapat tiga perkara, dari siapa surat itu, isinya apa, dan kebutuhannya apa?
Lafaz-lafaz Al Qur’an dipenuhi hiasan lafaz, di antaranya:
وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُونَ مَا لَبِثُوا غَيْرَ سَاعَةٍ كَذَلِكَ كَانُوا يُؤْفَكُونَ
“Dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa; “Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja).” Seperti itulah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran).” (Qs. Ar Ruum: 55)
Lafaz “ السَّاعَة ” yang pertama maksudnya Kiamat, sedangkan yang kedua maksudnya waktu yang sebentar.
فَأَمَّا الْيَتِيمَ فَلَا تَقْهَرْ (9) وَأَمَّا السَّائِلَ فَلَا تَنْهَرْ (10)
“Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu berlaku sewenang-wenang.–Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya.” (Qs. Adh Dhuha: 9-10)
Lafaz “ تَقْهَرْ ” dan “ تَنْهَرْ ” ada kesamaan namun tidak seluruhnya.
Akan tetapi saja’ yang disebutkan Al Qur’an tidak seperti saja para peramal atau lainnya, bahkan sebagai saja’ yang mengandung mukjizat yang mengalahkan para sastrawan. Oleh karena itu, Al Qur’an merupakan asas dimana kaidah-kaidah dalam ilmu Balaghah kembali kepadanya.
,
أَلَكُمُ الذَّكَرُ وَلَهُ الْأُنْثَى (21) تِلْكَ إِذًا قِسْمَةٌ ضِيزَى (22)
“Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?–Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil.” (Qs. An Najm: 21-22)
Disebutkan, bahwa Amr bin Ash pernah menjadi delegasi untuk menemui Musailamah Al Kadzdzab sang nabi palsu. Ketika bertemu, Musailamah berkata kepada Amr bin Ash, “Surat apa yang diturunkan kepada kawanmu pada masa ini?”
Amr bin Ash berkata, “Sungguh telah diturunkan kepadanya surat yang singkat namun dalam maknanya.”
“Apa itu?” Tanya Musailamah.
Amr membacakan ayat,
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
Demi masa.–Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, –Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati agar menaati kebenaran dan nasehat menasehati agar menetapi kesabaran.” (Qs. Al ‘Ashr: 1-3)
Lalu Musailamah berfikir sejenak kemudian berkata, “Demikian juga telah diturunkan kepadaku surat semisalnya.”
Amr berkata, “Surat apa itu?”
Ia menjawab, “Yaitu:
يَا وَبْرُ يَا وَبْرُ، إِنَّمَا أَنْتَ أُذُنَانِ وَصَدْرٌ، وَسَائِرُكَ حَفْزُ نَقْزٍ
Wahai marmut! Wahai marmut! Engkau adalah binatang yang memiliki dua telinga dan dada yang besar. Selebihnya badanmu kecil dan jelek.
Musailamah berkata, “Bagaimana menurutmu wahai Amr?”
Amr menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya engkau tahu bahwa diriku menyaksikan bahwa engkau adalah pendusta.” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 4/683)
Kemujizatan Al Qur’an dari sisi berita
الم (1) غُلِبَتِ الرُّومُ (2) فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ (3) فِي بِضْعِ سِنِينَ لِلَّهِ الْأَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْ بَعْدُ وَيَوْمَئِذٍ يَفْرَحُ الْمُؤْمِنُونَ (4) بِنَصْرِ اللَّهِ يَنْصُرُ مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ (5)
“Alif laam Miim–Telah dikalahkan bangsa Romawi[1],–Di negeri yang terdekat[2] dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang[3]–Dalam beberapa tahun lagi[4]. Milik Allah-lah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,–Karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dia Maha Perkasa lagi Penyayang.” (Qs. Ar Ruum: 1-5)
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (Qs. Al Hijr: 9)
Al Qur’anul Karim sejak diturunkan dari sisi Allah belasan abad yang lalu tidak mengalami perubahan karena dijaga kemurniannya oleh Allah Azza wa Jalla.
Di antara bukti penjagaan Allah terhadap Al Qur’an adalah dengan dihapal dan dituliskan Al Qur’an sejak zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam (ketika Al Qur’an masih turun), dibukukan di zaman Abu Bakar radhiyallahu anhu, diriwayatkan secara mutawatir (jumlah yang banyak dari setiap generasi ke generasi dan dari zaman ke zaman) baik maktub (tulisannya) maupun manthuq (pembacaannya), dihafal oleh kaum muslimin dalam jumlah yang sangat banyak sejak zaman Nabi shallallahu alaihi wa sallam sampai sekarang, tetap disebutkan teks asli Al Qur’an berbahasa Arab ketika diterjemehkan ke dalam bahasa lain, adanya tim tashih di berbagai negara yang mengecek kemurnian Al Qur’an ketika Al Qur’an hendak dicetak untuk diperbanyak, dan dibuatnya software dan aplikasi yang memuat Al Qur’an 30 juz baik tulisan maupun suara sesuai perkembangan zaman.
[1] Maksudnya: Romawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
[2] Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Romawi Timur.
[3] Bangsa Romawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai kitab suci sedang bangsa Persia beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Romawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedangkan kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Romawi setelah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun setelah itu menanglah bangsa Romawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.
[4] Waktu antara kekalahan bangsa Romawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Romawi kira-kira tujuh tahun
Comments
Post a Comment