WAKAF TANAH & BANGUNAN DARUL QURAN MINA (DQM)
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
بسم الله الرحمان الرحيم
الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين أما بعد:
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memudahkan kita dalam mengerjakan amal-amal kebaikan. Semoga kita senantiasa dimudahkan dan diterima amal-amal kebaikannya.
Darul Quran Mina (DQM) mengajak untuk ikut berpartisipasi dalam tugas mulia yaitu Donasi Wakaf Tanah & Bangunan untuk Kantor Pusat (HQ) Darul Qur'an Mina ( DQM ) - untuk Pembelajaran al-Qur'an dan Bahasa Arab baik secara Halaqah (tatap muka) maupun pembelajaran secara online .
🛄 Ingin Pahala Jariyah yang terus mengalir ❓
Inilah saatnya kesempatan beramal jariyah, dengan pahala yang terus mengalir, tiada putusnya. Investasi akhirat yang sesungguhnya sangat menguntungkan. Inilah hasil investasi yang Anda tanam sewaktu hidup di dunia, asalkan ikhlas maka in sya Allah Anda akan menuainya di akhirat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
“Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan do'a anak yang shalih.” (HR Muslim no. 1631)
KEUTAMAAN BERINFAK DI JALAN ALLAH
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah [2]: 261)
Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ وَلَهُ أَجْرٌ كَرِيمٌ
“Barangsiapa memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, maka Allah akan melipatgandakan balasan pinjaman itu untuknya dan dia akan memperoleh pahala yang banyak” (QS. Al Hadid: 11). Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Katsir bahwa yang dimaksudkan dengan ayat ini adalah berinfaq di jalan Allah secara umum dengan niat yang ikhlas dan tekad yang jujur.Ayat ini semisal dengan firman Allah Ta’ala,
مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً وَاللَّهُ يَقْبِضُ وَيَبْسُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan” (QS. Al Baqarah: 245)
Kita jangan pernah khawatir mengeluarkan harta untuk sedekah jariah (Waqaf).‘Abdullah bin Mas’ud menceritakan bahwa tatkala turun ayat di atas (surat Al Hadid ayat 11), Abud Dahdaa Al Anshori (seorang sahabat Rasulullah SAW) mengatakan, “Wahai Rasulullah, apakah Allah menginginkan pinjaman dari kami?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Betul, wahai Abud Dahdaa.” Kemudian Abud Dahdaa pun berkata, “Wahai Rasulullah, tunjukkanlah tanganmu.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun menyodorkan tangannya. Abud Dahdaa pun mengatakan, “Aku telah memberi pinjaman pada Rabbku kebunku. Kebun tersebut memiliki 600 pohon kurma.”
Ummud Dahda, istri dari Abud Dahdaa bersama keluarganya berada di sebuah kebun, lalu Abud Dahdaa datang dan berkata, “Wahai Ummud Dahdaa!” “Iya,” jawab istrinya. Abud Dahdaa berkata, “Keluarlah dari kebun ini. Aku baru saja memberi pinjaman kebun ini pada Rabbku.” Dalam riwayat lain, Ummud Dahdaa menjawab, “Engkau telah beruntung dengan penjualanmu, wahai Abud Dahdaa.”Ummu Dahda pun pergi dari kebun tadi, begitu pula anak-anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun terkagum dengan Abud Dahdaa. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Begitu banyak tandan anggur dan harum-haruman untuk Abud Dahdaa di surga.” Dalam lafazh yang lain dikatakan, “Begitu banyak pohon kurma untuk Abu Dahdaa di surga. Akar dari tanaman tersebut adalah mutiara dan yaqut (sejenis batu mulia).” (Riwayat ini adalah riwayat yang shahih, dikeluarkan oleh Abdu bin Humaid dalam Muntakhob dan Ibnu Hibban dalam Mawarid Zhoma’an. Lihat Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 13/414-415)
Masya Allah … Adakah di antara kaum muslimin saat ini yang bisa memberi pinjaman di jalan Allah seperti ini?
Lihatlah betapa banyak harta yang dikeluarkan oleh Abud Dahdaa. Itu bukanlah investasi yang sedikit. Ia benar-benar yakin bahwa harta yang ia keluarkan tidak akan sia-sia. Karena barangsiapa yang memberi pinjaman pada Allah (artinya bersedekah di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan balasan dan ia akan memperoleh pahala yang banyak. Dan tentu kita masih ingat bersama bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim no. 2558, dari Abu Hurairah)
Tidak perlu khawatir dengan infak Anda karena Allah-lah Yang Maha Pemberi Rizki. Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39) Lihatlah bagaimanakah penjelasan yang amat menarik dari Ibnu Katsir rahimahullah mengenai ayat ini. Beliau mengatakan, “Selama engkau menginfakkan sebagian hartamu pada jalan yang Allah perintahkan dan jalan yang dibolehkan, maka Allah-lah yang akan memberi ganti pada kalian di dunia, juga akan memberi ganti berupa pahala dan balasan di akhirat kelak.” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 11/293)
Dari Asma’ binti Abi Bakr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padaku,
لاَ تُوكِي فَيُوكى عَلَيْكِ
“Janganlah engkau menyimpan harta (tanpa mensedekahkannya). Jika tidak, maka Allah akan menahan rizki untukmu.”
Dalam riwayat lain disebutkan,
أنفقي أَوِ انْفَحِي ، أَوْ انْضَحِي ، وَلاَ تُحصي فَيُحْصِي اللهُ عَلَيْكِ ، وَلاَ تُوعي فَيُوعي اللهُ عَلَيْكِ
“Infaqkanlah hartamu. Janganlah engkau menghitung-hitungnya (menyimpan tanpa mau mensedekahkan). Jika tidak, maka Allah akan menghilangkan berkah rizki tersebut. Janganlah menghalangi anugerah Allah untukmu. Jika tidak, maka Allah akan menahan anugerah dan kemurahan untukmu.” Hadits ini dibawakan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi dalam Riyadhus Shalihin pada Bab “Kemuliaan, berderma dan berinfaq”, hadits no. 559 (60/16).
Hadits ini menunjukkan tercelanya sifat bakhil dan pelit.
Ibnu Baththal menerangkan riwayat pertama di atas dengan mengatakan, “Janganlah engkau menyimpan-nyimpan harta tanpa mensedekahkannya. Janganlah engkau enggan bersedekah karena takut hartamu berkurang. Jika seperti ini, Allah akan menahan rizki untukmu sebagaimana Allah menahan rizki untuk para peminta-minta.”
Menyimpan harta yang terlarang adalah jika enggan mengeluarkan zakat dan sedekah dari harta tersebut. Itulah yang tercela. Hadits ini menunjukkan larangan enggan bersedekah karena takut harta berkurang. Kekhawatiran semacam ini adalah sebab hilangnya barokah dari harta tersebut. Karena Allah berjanji akan memberi balasan bagi orang yang berinfaq tanpa batasan. Inilah yang diterangkan oleh Ibnu Hajar Al Asqalani.
Ibnu Baththal mengatakan, “Hadits ini menunjukkan sedekah itu dapat mengembangkan harta. Maksudnya adalah sedekah merupakan sebab semakin berkah dan bertambahnya harta. Barangsiapa yang memiliki keluasan harta, namun enggan untuk bersedekah maka Allah akan menahan rizki untuknya. Allah akan menghalangi keberkahan hartanya. Allah pun akan menahan perkembangan hartanya.”
Sedekah tidaklah mengurangi harta. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sedekah tidaklah mengurangi harta.”Makna hadits di atas sebagaimana dijelaskan oleh Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah ada dua penafsiran:
- Harta tersebut akan diberkahi dan akan dihilangkan berbagai dampak bahaya padanya. Kekurangan harta tersebut akan ditutup dengan keberkahannya. Ini bisa dirasakan secara inderawi dan kebiasaan. Walaupun secara bentuk harta tersebut berkurang, namun kekurangan tadi akan ditutup dengan pahala di sisi Allah dan akan terus ditambah dengan kelipatan yang amat banyak.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menerangkan hadits di atas dengan mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah mengucapkan sesuatu berdasarkan hawa nafsunya. Beliau bersabda, “Sedekah tidaklah mungkin mengurangi harta”. Kalau dilihat dari sisi jumlah, harta tersebut mungkin saja berkurang. Namun kalau kita lihat dari hakekat dan keberkahannya justru malah bertambah. Boleh jadi kita bersedekah dengan 10 Riyal, lalu Allah beri ganti dengan 100 Riyal. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا أَنْفَقْتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39). Allah akan mengganti bagi kalian sedekah tersebut segera di dunia. Allah pun akan memberikan balasan dan ganjaran di akhirat. Allah Ta’ala berfirman,
مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِئَةُ حَبَّةٍ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 261)”. -Demikian penjelasan sangat menarik dari Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah.
Alhamdulillah, beberapa faedah sangat berharga telah kita gali dari hadits di atas. Semoga hal ini semakin mendorong kita untuk bersedekah jariah Ingatlah, tetapkanlah niatkan sedekah ikhlas karena Allah dan jangan cuma mengharap keuntungan dunia semata.
📜 KEBUTUHAN DANA :
Dana yang dibutuhkan untuk membebaskan sebuah bangunan (gambar di bawah) adalah Rp 990 Juta (Sembilan Ratus Sembilan Puluh Juta Rupiah) atau sekitar RM 287,460 untuk membebaskan sebuah bangunan yang terletak di Jl. Moh Taher Lr Tgk.Abd.Hamid No.6, Lamcot, Darul Imarah, Aceh Besar 23352, INDONESIA. Luas Tanah 346 m2 dan Sebuah Bangunan di dalamnya, yang akan menjadi tempat Pembelajaran al-Quran & Bahasa Arab serta Kantor Pusat (HQ) Darul Qur'an Mina (DQM) milik Allah SWT. Foto Bangunan adalah sbb:
💎 Transfer Wakaf Tanah & Bangunan untuk Darul Quran Mina(DQM) ke No Rekening (Acc):
📟 No. Acc Bank Aceh Syari'ah : 62002200105180 Kode Bank 116 (Swift Code: PDACIDJ1)
📟 No. Acc BSI (Bank Syariah Indonesia: 7147283126, Kode Bank 451 (Swift Code: BSMDIDJA )
📟 No. Acc Bank CIMB Niaga Syariah: 761968078600 Kode Bank 022 (Swift Code: BNIAIDJA XXX )
Semuanya a.n: Sofyan Kaoy Umar
WA: +6281234582087 (Ust.Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF)
Note: Untuk mudahnya, bagi muhsinin Singapura, Brunei dan Malaysia boleh
mentransfer dana Waqaf melalui akaun Ustaz Baihaqi iaitu: Akaun: Baihaqi A/C:
164258340957, Maybank. Selanjutnya konfirmasi ke saya (Ust.Sofyan Kaoy Umar)
WA: +6281234582087
📊 UPDATE LAPORAN DONASI:
Comments
Post a Comment