Skip to main content

Menjaga Waktu


MENJAGA WAKTU


🔹 Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata :

الوقت هو الحياة، ومن أضاع وقته أضاع حياته، ومن أضاع حياته ندم ولا تنفعه الندامة.

"Waktu adalah kehidupan, siapa yang menyia-nyiakan waktunya maka dia telah menyia-nyiakan hidupnya, dan siapa yang menyia-nyiakan hidupnya maka dia akan menyesal, padahal penyesalan tidak berguna baginya."

Waktu sangatlah berharga. Begitu berharganya waktu, menyia-nyiakannya adalah bentuk puncak kerugian, bahkan lebih berbahaya dari kematian.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
إضاعةُ الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة، والموتُ يقطعك عن الدنيا وأهلها
“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya”. [Al-Fawaid hal 44]
Apabila waktu di sia-siakan terus-menerus maka untuk apa ia hidup? Waktunya tidak bermanfaat baik untuk dirinya dan orang lain. Waktu hanya digunakan untuk bermain-main dan bersenda gurau saja?

Ketika Allah bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya dalam Al-Quran, hal ini menunjukkan makhluk tersebut memiliki keistimewaan. Allah bersumpah dengan waktu dalam Al-Quran dalam beberapa ayat. Misalnya “wal-ashri” (demi masa), “wad-dhuha” (demi waktu dhuha), “wal-lail” (demi waktu malam) dan lain-lainnya. Waktu memang sangat berharga dan harus dipergunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat.

Manusia pun sepakat bahwa waktu itu berharga. Misalnya orang barat mengatakan “time is money”. Pepatah Arab juga menyebutkan waku itu penting:
اَلْوَقْتُ أَنْفَاسٌ لَا تَعُوْدُ
“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”
Orang sukses dunia-akhirat akan sangat menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faidah. Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
ﻣَﺎ ﻧَﺪِﻣْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻲْﺀٍ ﻧَﺪَﻣِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﻮْﻡٍ ﻏَﺮَﺑَﺖْ ﴰَﺴْﻪُ ﻧَﻘَﺺَ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺟَﻠِﻲ ﻭَﱂَ ْﻳَﺰِﺩْ ﻓِﻴْﻪِ ﻋَﻤَﻠِﻲ
“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” (Lihat Miftahul Afkar)
Mereka juga pelit dengan waktu mereka, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانَ أَحَدُهُمْ أَشَحَّ عَلَى عُمْرِهِ مِنْهُ عَلَى دِرْهَمِهِ
“Aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka”(Al-‘Umru was Syaib no. 85)

Perhatikan perkataan emas yang dinukil oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berikut,

وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, PASTI akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi hal 156)
Ini adalah kaidah dalam kehidupan. Apabila waktu kita tidak diisi dengan kegiatan positif, pasti diisi oleh kegiatan negatif. Paling minimal diisi dengan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Buat program, rencana serta target hidup ke depan agar hari-hari kita selalu terisi oleh hal-hal dan kegiatan yang positif.
Hendaknya kita perhatikan dan kita atur dengan baik, waktu dan umur yang telah Allah berikan kepada kita. Mayoritas manusia banyak lalai dan menyia-nyiakan waktu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no. 6412)

Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam pada hari Kiamat nanti dari sisi Rabb-nya sampai ditanya tentang lima perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang masa mudanya untuk apa dia gunakan, (3) tentang hartanya dari mana dia dapatkan, dan (4) untuk apa dia belanjakan, (5) tentang apa yang dia amalkan setelah mengetahui ilmunya. (Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah hadis no. 946)
Waktu adalah kesempatan untuk memakmurkan akhirat dan membangun kebahagiaan, atau sebaliknya waktu dapat digunakan untuk menghancurkan akhirat dan kesengsaraan yang panjang, karena mulianya waktu maka Allah bersumpah dengan bagian-bagiannya, bahkan Allah bersumpah dengan waktu semuanya; malam juga siangnya. Bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: dua nikmat yang tertipu pada keduanya—yaitu: lalai pada keduanya—banyak dari manusia: kesehatan dan waktu luang. (HR. Bukhari), Ibnu Batthol—semoga Allah merahmatinya—berkata: "Yang diberi taufik untuknya. Yaitu: untuk memanfaatkan nikmat kesehatan dan waktu luang sangat sedikit."
Ibnu Qoyyim—semoga Allah merahmatinya—berkata: "Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian; karena menyia-nyiakan waktu memutuskan seseorang dari Allah dan hari akhirat, sedangkan kematian hanyalah memutuskan seseorang dari dunia dan penduduknya." Dan barang siapa yang menyia-nyiakan waktunya maka ia akan menyesali setiap detik darinya, dan siapa yang berlalu darinya sehari dari umurnya tanpa ada hak yang ia tunaikan, dan kewajiban yang ia laksanakan, atau ilmu yang ia dapatkan berarti ia telah durhaka terhadap harinya dan ia telah menyia-nyiakan umurnya. (Lihat: Syekh Abdul Muhsin Al-Qasim.Manfaatkan Waktu Anda Sebaik-baiknya. Khutbah Jumat Masjid Nabawi tgl. 13-06-2014 M/15-08-1435 H. firanda.com)
Bagaimana mungkin kita memiliki waktu untuk musik, games, menonton (atau pergi ke tempat) hal-hal yang berbau dosa atau acara yang sebenarnya tidak ada manfaatnya, dan perkara-perkara buruk, haram, tidak bermanfaat lainnya, sementara Al-Qur’an itu ada 30 juz, hadis atau sunnah itu sangat banyak sekali untuk dibaca, dipelajari, dan diamalkan, karya-karya islami menjamur. Belum lagi kita harus mengusahakan pekerjaan atau bisnis yang halal, mengatur waktu untuk urusan keluarga, urusan umat, urusan agama?
Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat. (HR. Tirmidzi no. 2317, Ibnu Majah no. 3976. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadis ini shahih)
Sungguh, syaitan-syaitan itu, dari golongan jin dan manusia, permainan atau hiburan-hiburan itu, telah membuat orang-orang melalaikan waktu, melalaikan diri dari mengingat Allah Ta’ala.
Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan judi itu, dan MENGHALANGI KAMU DARI MENGINGAT ALLAH dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).(QS. Al Maa'idah: 91)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu MELALAIKAN KAMU DARI MENGINGAT ALLAH. Barang siapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (QS. Al Munaafiquun: 9)
Orang-orang yang menyia-nyiakan waktu adalah orang yang sangat merugi, karena ia kehilangan menit-menit, jam-jam yang berharga yang sebenarnya dapat ia gunakan untuk belajar, ibadah atau beramal saleh, dan menyebarkan nasihat kebaikan, amar makruf nahi mungkar.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati untuk kebenaran dan nasihat-menasihati untuk kesabaran. (QS. Al ´Ashr: 1-3)
Dan perhatikanlah penjelasan Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-’Utsaimin berikut: “Yang jelas, yang aku nasihatkan kepada saudara-saudaraku agar mereka semangat untuk menjaga waktu-waktunya, karena sesungguhnya waktu itu lebih mahal dari harta. Apakah kalian tidak membaca firman Allah Ta’ala: ‘Sehingga apabila telah datang kematian ke salah seorang dari mereka, maka ia berkata: ‘Kembalikanlah aku.
Semoga aku bisa kembali beramal saleh terhadap apa yang telah aku tinggalkan.’’ Dia tidak mengatakan: ‘Kembalikan aku agar aku dapat bersenang-senang dengan dunia,’ namun dia mengatakan, ‘Semoga aku dapat beramal saleh terhadap apa yang aku tinggalkan,’ untuk menggantikan waktu yang telah ia lewati sebelum mati.” (Lihat: Asy-Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-’Utsaimin (Jawaban).Hukum Menonton Sepak Bola yang Ditayangkan di Televisi. abangdani.wordpress.com)
Maka, Jadikan waktu-waktumu bertabur pahala, bukannya bertabur dosa dan hal-hal tak bermanfaat!Inilah nasehat berharga dari para ulama kita. Sungguh di zaman ini, kita akan melihat banyak orang yang menyia-nyiakan waktu dan umurnya dengan sia-sia. Kebanyakan kita saat ini hanya mengisi waktu dengan maksiat, lalai dari ketaatan dan ibadah, dan gemar melakukan hal yang sia-sia yang membuat lalai dari mengingat Allah. Padahal kehidupan di dunia ini adalah kehidupan yang sangat singkat, tetapi kebanyakan kita lalai memanfaatkan waktu yang telah Allah berikan. Pada posting kali ini, kami akan menyajikan perkataan-perkataan ulama terdahulu mengenai menjaga waktu dan insya Allah nasehat ini sangat menyentuh qolbu. Semoga dengan merenungkan nasehat para ulama berikut, kita dapat menjadi lebih baik dan tidak menjadi orang yang menyia-nyiakan waktu. 
Hasan Al Bashri mengatakan, ابن آدم إنما أنت أيام كلما ذهب يوم ذهب بعضك “Wahai manusia, sesungguhnya kalian hanya bagaikan hari. Tatkala satu hari hilang, akan hilang pula sebagian darimu.” (Hilyatul Awliya’, 2/148, Darul Kutub Al ‘Arobi)
Ja’far bin Sulaiman berkata bahwa dia mendengar Robi’ah menasehati Sufyan Ats Tsauri, إنما أنت أيام معدودة، فإذا ذهب يوم ذهب بعضك، ويوشك إذا ذهب البعض أن يذهب الكل وأنت تعلم، فاعمل. “Sesungguhnya engkau bagaikan hari yang dapat dihitung. Jika satu hari berlalu, maka sebagian darimu juga akan pergi. Bahkan hampir-hampir sebagian harimu berlalu, namun engkau merasa seluruh yang ada padamu ikut pergi. Oleh karena itu, beramallah.” (Shifatush Shofwah, 1/405, Asy Syamilah)
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, صحبت الصوفية فلم أستفد منهم سوى حرفين أحدهما قولهم الوقت سيف فإن لم تقطعه قطعك “Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”
Jika Tidak Tersibukkan dengan Kebaikan, Pasti akan Terjatuh pada Perkara yang Sia-sia Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas,
“Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: ونفسك إن أشغلتها بالحق وإلا اشتغلتك بالباطل Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)

Ibnul Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”

Lalu Ibnul Qoyyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menyentuh qolbu, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)

Dari Abdullah bin Abdil Malik, beliau berkata, “Kami suatu saat berjalan bersama ayah kami di atas tandunya. Lalu dia berkata pada kami, ‘Bertasbihlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertasbih sampai di pohon yang dia tunjuk. Kemudian nampak lagi pohon lain, lalu dia berkata pada kami, ‘Bertakbirlah sampai di pohon itu.’ Lalu kami pun bertakbir. Inilah yang biasa diajarkan oleh ayah kami.” (Az Zuhud li Ahmad bin Hambal, 3/321, Asy Syamilah)
Semoga kita memanfaatkan waktu kita dalam ketaatan, ibadah dan berdzikir pada Allah. Pangukan, Sleman, 6 Muharram 1430 H (di pagi hari yang penuh berkah) Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya Muhammad Abduh Tuasikal, ST.html
📚 Majmu'ul Fatawa, jilid 16 hlm. 261



🔹 Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata :

إضاعة الوقت أشد من الموت لأن إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة والموت يقطعك عن الدنيا وأهلها

Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah daripada kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutus dirimu dari Allah dan negeri akhirat, sementara kematian itu  memutus dirimu dari dunia dan penghuninya. 

Waktu sangatlah berharga. Begitu berharganya waktu, menyia-nyiakannya adalah bentuk puncak kerugian, bahkan lebih berbahaya dari kematian.
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata,
إضاعةُ الوقت أشدُّ من الموت ؛ لأنَّ إضاعة الوقت تقطعك عن الله والدار الآخرة، والموتُ يقطعك عن الدنيا وأهلها
“Menyia-nyiakan waktu lebih berbahaya dari kematian, karena menyia-nyiakan waktu akan memutuskanmu dari Allah dan negeri akhirat, sedangkan kematian hanya memutuskan dirimu dari dunia dan penduduknya”. [Al-Fawaid hal 44]
Apabila waktu di sia-siakan terus-menerus maka untuk apa ia hidup? Waktunya tidak bermanfaat baik untuk dirinya dan orang lain. Waktu hanya digunakan untuk bermain-main dan bersenda gurau saja?

Begitu Berharganya Waktu

Ketika Allah bersumpah dengan salah satu makhluk-Nya dalam Al-Quran, hal ini menunjukkan makhluk tersebut memiliki keistimewaan. Allah bersumpah dengan waktu dalam Al-Quran dalam beberapa ayat. Misalnya “wal-ashri” (demi masa), “wad-dhuha” (demi waktu dhuha), “wal-lail” (demi waktu malam) dan lain-lainnya. Waktu memang sangat berharga dan harus dipergunakan dengan sebaik mungkin untuk hal-hal yang bermanfaat.
Manusia pun sepakat bahwa waktu itu berharga. Misalnya orang barat mengatakan “time is money”. Pepatah Arab juga menyebutkan waku itu penting:
اَلْوَقْتُ أَنْفَاسٌ لَا تَعُوْدُ
“Waktu adalah nafas yang tidak mungkin akan kembali.”
Orang sukses dunia-akhirat akan sangat menyesal jika waktunya terbuang percuma tanpa manfaat dan faidah. Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata,
ﻣَﺎ ﻧَﺪِﻣْﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﺷَﻲْﺀٍ ﻧَﺪَﻣِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﻳَﻮْﻡٍ ﻏَﺮَﺑَﺖْ ﴰَﺴْﻪُ ﻧَﻘَﺺَ ﻓِﻴْﻪِ ﺃَﺟَﻠِﻲ ﻭَﱂَ ْﻳَﺰِﺩْ ﻓِﻴْﻪِ ﻋَﻤَﻠِﻲ
“Tiada yang pernah kusesali selain keadaan ketika matahari tenggelam, ajalku berkurang, namun amalanku tidak bertambah.” (Lihat Miftahul Afkar)
Mereka juga pelit dengan waktu mereka, Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا كَانَ أَحَدُهُمْ أَشَحَّ عَلَى عُمْرِهِ مِنْهُ عَلَى دِرْهَمِهِ
“Aku menjumpai beberapa kaum, salah satu dari mereka lebih pelit terhadap umurnya (waktunya) dari pada dirham (harta) mereka”(Al-‘Umru was Syaib no. 85)

Perhatikan perkataan emas yang dinukil oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berikut,
وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلَتْهَا بِالحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالبَاطِلِ
“Jika dirimu tidak disibukkan dengan hal-hal yang baik, PASTI akan disibukkan dengan hal-hal yang batil” (Al Jawabul Kaafi hal 156)
Ini adalah kaidah dalam kehidupan. Apabila waktu kita tidak diisi dengan kegiatan positif, pasti diisi oleh kegiatan negatif. Paling minimal diisi dengan hal yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Buat program, rencana serta target hidup ke depan agar hari-hari kita selalu terisi oleh hal-hal dan kegiatan yang positif.
Hendaknya kita perhatikan dan kita atur dengan baik, waktu dan umur yang telah Allah berikan kepada kita. Mayoritas manusia banyak lalai dan menyia-nyiakan waktu.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no. 6412)l
📚 [Al-Fawaid h. 44]


🔹 Al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata :

وكل آفة تدخل على العبد فسببها ضياع الوقت وفساد القلب.

"Semua bencana yang menimpa seorang hamba maka sebabnya adalah menyia-nyiakan waktu dan rusaknya hati."

Berbagai musibah terjadi di negeri yang kita cintai ini, dari mulai gempa, angin kencang, longsor, banjir, dan berbagai macam wabah penyakit serta berbagai bentuk krisis, baik krisis ekonomi, keamanan, maupun akhlak. Semua itu, satu persatu, silih berganti datang menjelang, belum selesai tertangani masalah yang satu, muncul masalah yang lain.
Ada apa gerangan? Simaklah sebuah kabar yang tidak mungkin salah dan pasti benarnya, yang berasal dari Allah Ta’alaAllah Ta’ala berfirman :
وَما أَصابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِما كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُوا عَنْ كَثِيرٍ
“Dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian. Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” (QS. Asy-Syuuraa: 30).
Ibnu Katsiir rahimahullah menjelaskan,
وقوله وما أصابكم من مصيبة فبما كسبت أيديكم أي مهما أصابكم أيها الناس من المصائب فإنما هو عن سيئات تقدمت لكم ويعفو عن كثير أي من السيئات ، فلا يجازيكم عليها بل يعفو عنها، ولو يؤاخذ الله الناس بما كسبوا ما ترك على ظهرها من دابة
“Dan firman-Nya (yang artinya) dan segala musibah yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan tangan kalian maksudnya wahai manusia! musibah apapun yang menimpa kalian, semata-mata karena keburukan (dosa) yang kalian lakukan. “Dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan kalian)” maksudnya adalah memaafkan dosa-dosa kalian, maka Dia tidak membalasnya dengan siksaan, bahkan memaafkannya. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun (Faathir: 45) (Tafsir Ibnu Katsiir: 4/404).
Syaikh Abdur Rahman As-Sa’di rahimahullah menafsirkan ayat di atas,
يخبر تعالى، أنه ما أصاب العباد من مصيبة في أبدانهم وأموالهم وأولادهم وفيما يحبون ويكون عزيزا عليهم، إلا بسبب ما قدمته أيديهم من السيئات، وأن ما يعفو اللّه عنه أكثر، فإن اللّه لا يظلم العباد، ولكن أنفسهم يظلمون وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللَّهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوا مَا تَرَكَ عَلَى ظَهْرِهَا مِنْ دَابَّةٍ وليس إهمالا منه تعالى تأخير العقوبات ولا عجزا.
“Allah Ta’ala memberitahukan bahwa tidak ada satupun musibah yang menimpa hamba-hamba-Nya, baik musibah yang menimpa tubuh, harta, anak, dan menimpa sesuatu yang mereka cintai serta (musibah tersebut) berat mereka rasakan, kecuali (semua musibah itu terjadi) karena perbuatan dosa yang telah mereka lakukan dan bahwa dosa-dosa (mereka) yang Allah ampuni lebih banyak.
Karena Allah tidak menganiaya hamba-hamba-Nya, namun merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan perbuatannya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu mahluk yang melatapun, dan menunda siksa itu bukan karena Dia teledor dan lemah” (Tafsir As-Sa’di: 899).
Al-Baghawi rahimahullah menukilkan perkataan seorang tabi’in pakar tafsir Ikrimah rahimahullah,
ما من نكبة أصابت عبدا فما فوقها إلا بذنب لم يكن الله ليغفر له إلا بها، أو درجة لم يكن الله ليبلغها إلا بها .
“Tidak ada satupun musibah yang menimpa seorang hamba, demikian pula musibah yang lebih besar (dan luas) darinya, kecuali karena sebab dosa yang Allah mengampuninya hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya) atau  Allah hendak mengangkat derajatnya (kepada suatu derajat kemuliaan) hanya dengan (cara menimpakan) musibah tersebut (kepadanya)” (Tafsir Al-Baghawi: 4/85)

bnul Qoyyim rahimahullah ta’ala merinci tentang hal itu, berikut ini perkataan dinukilkan dari kitabnya Ad-Daa` wad Dawaa’, hal. 66-67: 
Beliau menjelaskan tentang apakah gerangan sebab Nabi Adam ‘alahis salam dan Hawa dikeluarkan dari Surga,
فَمَا الَّذِيْ أَخْرَجَ الأَبَوَيْنَ مِنَ الْجَنَّةِ، دَارُ اللَّذَّةِ وَالنِّعْمَةِ وَالْبَهْجَةِ وَالسُّرُورِ إلَى دَارِ الآلَامِ والْأَحْزَانِ وَالْمَصَائِبِ؟
“Apakah yang telah menyebabkan kedua orangtua kita (Nabi Adam ‘alahis salam dan Hawa) dikeluarkan dari Surga, negeri (yang penuh dengan) kelezatan, kenikmatan, keceriaan dan kesenangan, menuju (dunia) negeri yang terdapat di dalamnya: penderitaan, kesedihan dan musibah?”
Lebih lanjut, beliau juga memaparkan berbagai bentuk siksa Allah dan malapetaka yang menimpa manusia,
وما الّذي أغرق أهل الأرض كلّهم حتّى علا الماء فوق رؤوس الجبال؟ وما الّذي سلّط الرّيح على قوم عاد حتّى ألقتهم موتى على وجه الأرض كأنّهم أعجاز نخل خاوية، ودمّرت ما مرّت عليه من ديارهم وحروثهم وزروعهم ودوابّهم حتّى صاروا عبرة للأمم إلى يوم القيامة؟
“Apakah (penyebab) yang menenggelamkan seluruh penduduk bumi (dari kaum Nabi Nuh ‘alaihis salam), sampai-sampai air (banjir) meninggi melampaui puncak gunung? Apakah yang telah menyebabkan angin memporak-porandakan kaum ‘Aad sampai-sampai mayat-mayat mereka mati berserakan layaknya batang pohon kurma yang sudah lapuk? Dan menghancurkan segala yang dilaluinya berupa rumah-rumah , sawah ladang dan binatang-binatang mereka, hingga mereka menjadi pelajaran bagi seluruh umat sampai hari kiamat?”
وما الّذي أرسل على قوم ثمود الصّيحة حتّى قطعت قلوبهم في أجوافهم وماتوا عن آخرهم؟
“Dan apakah yang menyebabkan datangnya pekikan suara menggelegar yang tertuju kepada kaum Tsamud, hingga mencopot jantung-jantung mereka dalam rongga tubuh mereka, lalu mereka semua mati?”
وما الّذي رفع قرى اللّوطيّة حتّى سمعت الملائكة نبيح كلابهم، ثمّ قلبها عليهم، فجعل عاليها سافلها، فأهلكهم جميعا؟ ثُمَّ أَتْبَعَهُمْ حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَمْطَرَهَا عَلَيْهِمْ
“Dan apakah penyebab yang  telah mengangkat kampung Nabi Luth ‘alaihis salam, sampai-sampai Malaikat mendengar lolongan anjing-anjing mereka, kemudian kampung tersebut dibalik, bagian atas menjadi bawah, lantas (Allah) membinasakan mereka seluruhnya? Kemudian Allah iringi dengan menurunkan hujan batu dari langit yang menimpa mereka?”
وما الّذي أغرق فرعون وقومه في البحر ثمّ نقلت أرواحهم إلى جهنّم، والأجساد للغرق، والأرواح للحرق؟
“Dan apakah penyebab yang menenggelamkan firaun dan kaumnya kedalam laut, kemudian ruh mereka dipindahkan ke neraka Jahanam. Jasad-jasad mereka ditenggelamkan, sedangkan ruh mereka dibakar?”
و ما خسف الذي بقارون و داره و ماله و أهله؟
“Apakah penyebab yang menenggelamkan qarun, rumahnya, hartanya dan orang yang memiliki hubungan keluarga dengannya (ke dalam bumi)?”
Kemudian Ibnul Qoyyim rahimahullah menyimpulkan:
مما ينبغي أن يعلم أن الذنوب والمعاصي تضر ، ولا بد أن ضررها في القلب كضرر السموم في الأبدان على اختلاف درجاتها في الضرر ، وهل في الدنيا والآخرة شر وداء إلا سببه الذنوب والمعاصي ؟ .
“Merupakan perkara yang selayaknya diketahui bahwa dosa dan maksiat itu berdampak buruk. Pastilah dampak buruknya di hati seperti bahayanya racun yang menjalar di tubuh, sesuai dengan tingkatan keganasan racun tersebut. Adakah satu keburkan dan adakah satu penyakitpun  yang tidak disebabkan oleh dosa dan kemaksiatan?”  
📚 Risalah Ibnil Qayyim ila Ahadi Ikhwanih, hlm. 3

******************************
Kontributor: Muhammad Abduh Tuasikal, MSc; Muhammad Yuan Yusuf
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF
Email: ustazsofyan@gmail.com
c,

Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DaQuMina Channel (Indonesia/Melayu)   Youtube DQM Channel (English)   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   Al-Quran Digital (Display Ayat dan Terjemahan), Murattal Oleh Syaikh Abdulrahman al-Ossi  

Update Laporan Donasi Wakaf Tanah & Bangunan Darul Quran Mina (DQM)

Update Laporan Wakaf  Bangunan Darul Quran Mina (DQM) Yayasan Pembangunan Islam Mina , SK Kementerian Hukum & HAM RI No. AHU.0006005.AH.01.04.2017 1. Kantor Pusat (HQ):  Alamat: Darul Quran Mina (DQM), Lampeuneurut Ujong Blang, Darul Imarah, Aceh Besar, INDONESIA 23352.  Kebutuhan Dana:  - Tanah seluas 364 M2 & 1 Unit Bangunan: Rp 998,000,000,- -  3 unit Balai Pengajian: Rp 26,600,000,- ************************************** Transfer Wakaf Bangunan DQM ke No Rekening (Acc): 📟 No. Acc Bank Aceh Syari'ah : 62002200105180 Kode Bank 116  (Swift Code: PDACIDJ1) 📟 No. Acc Bank Syariah Indonesia: 7147283126 Kode Bank 451  (Swift Code: BSMDIDJAXXX  ) 📟 No. Acc Bank CIMB Niaga Syariah: 761968078600 Kode Bank 022  (Swift Code: BNIAIDJA XXX ) Semuanya a.n: Sofyan Kaoy Umar  Konfirmasi setelah Transfer:  WA: +6281234582087 (Ust.Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF), Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Islam Mina Khusus  bagi  muhsinin Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia &am

Tafsir al-Quran

  TAFSIR AL-QUR'AN Bacaan Al-Quran (Al-Quran Recitation) Tafsir As-Su'udi, Al-Baghawi, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, At-Thabari ( Arabic)   Al-Quran Terjemah Per Kata dan Tafsir (Kemenag RI, Jalalain, Ibn Katsir & Al-Misbah )   Al-Quran dan Terjemahannya (Indonesia & English, Bacaan Oleh Al-Afasi ), Tafsir Kemenag dan Aspek Terkait   Tafsir Kemenag RI, Bacaan Oleh Al-Husary Learn Quran Tafsir (Jalalain, Ibnu Katsir, Kemenag RI dan Al-Azhar )   TafsirWeb (Al-Muyassar, Al-Mukhtasar,  Al-Wajiz, As-Sa'di, Sawi , dll)    Tafsir al-Mukhtasar fi Al-Quran al-Karim (Indonesia)       Tafsir Hidayatul Insan - Al Ustadz Marwan Bin Musa   Belajar Al-Quran Kata Per Kata   Tafsir NU Online    Tafsir Al-Mukhtasar fi Al-Quran Karim (English)   Maududi Tafhimul Quran Tafsir (English)   Ibn Kathir Al-Quran Tafsir ( English )   Tafsir Ibn Katheer & Ma’arif ul-Quran (in English, Arabic, Urdu )      Tafsir Ibn Abbas (English)    Tafsir Kashani (English)   Tafsir Kashf Al-Asrar (English)