Skip to main content

Adab-Adab Membaca al-Quran

Adab-adab Membaca Al-Quran

ADAB-ADAB MEMBACA AL-QURAN AL-KARIM 📚
===========================

Membaca Al-Quran adalah ibadah yang sangat agung. Dalam menunaikan ibadah ini ada beberapa adab yang semestinya diperhatikan oleh setiap yang membaca Al-Quran. Diantara adab-adab tersebut:

🌾 Pertama: Memurnikan niat, 

Yakni membaca Al-Quran ikhlash karena Alloh semata. Tidak karena ingin dilihat, didengar dan mendapat sanjungan atau upah dari orang lain. Dalam sebuah hadits diriwayatkan:

عَن عِمْرَانَ بْنِ حُصَينٍ c أَنَّهُ مَرَّ عَلَى قَارِئٍ يَقْرَأُ ثُمَّ سَأَلَ فَاسْتَرْجَعَ ثُمَّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ الله n يَقُولُ : «مَنْ قَرَأَ الْقُرآنَ فَلْيَسْأَلِ اللهَ بِهِ فَإِنَّهُ سَيَجِيءُ أَقْوَامٌ يَقْرَؤُونَ الْقُرْآنَ يَسْأَلُونَ بِهِ النَّاسَ » رواه الترمذي وقال حديث حسن. 

Dari 'Imron bin Hushain c, bahwa beliau pernah menjumpai seorang qori yang sedang membaca Al Quran kemudian ia meminta (upah). Maka beliau ber-istirja'  (Yaitu ucapan inna lillahi wa inna ilaihi rajiun –pen) dan berkata: Aku mendengar Rasulullah n bersabda: "Barangsiapa yang membaca Al Quran maka mintalah (pahala) dari Alloh. Sesungguhnya akan muncul suatu kaum yang membaca Al Quran dan mengharapkan upah dari manusia." 

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Imam At Tirmidzi, beliau berkata : “Hadits ini hasan.” dan telah dishahihkan oleh Al Albany dalam Shahih Targhib wat Tarhib.

Setelah mengikhlaskan niat untuk Allah ta’ala, diantara adab membaca Al-Quran berikutnya adalah:

📌 Kedua: Suci dari hadats besar maupun kecil. Berdasarkan keumuman dalil baik dari Al Qur`an atau As Sunnah.

📌Ketiga: Suci dan bersihnya tempat, badan, dan pakaian. Karena sesunggguhnya Alloh adalah Jamil (Maha Indah) dan Thayyib (Maha Baik), mencintai kebaikan dan keindahan.

📌Keempat: Membersihkan mulut. Berdasarkan keumuman dalil tentang anjuran bersiwak.

📌Kelima: Ber-isti'adzah- kepada Alloh dari gangguan syaithan yang durjana. Berdasarkan firman Alloh : 

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
"Apabila kamu hendak membaca Al Quran, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Alloh dari syaithan yang terkutuk." [QS.An Nahl:98]

Keenam: Menghayati dan merenungkan makna ayat yang dibaca.

Alloh berfirman yang maknanya: "Tidakkah mereka merenungkan Al Quran ? Atau apakah hati mereka terkunci mati ?"  [QS. Muhammad : 24]


Juga dalam ayat lain Allah berfirman yang maknanya: "Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka merenungkan ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang memiliki pikiran mendapat pelajaran." [QS. Shaad :29]

Berkata Ali bin Abi Thalib Radhiyallohu'anhu :

لَا خَيْرَ فِي عِبَادَةٍ لَا فِقْهَ فِيهَا، وَلَا فِي قِرَاءَةٍ لَا تَدَبُّرَ فِيهَا.
"Kebaikan apa yang diharapkan dari ibadah bila dikerjakan tanpa ilmu. Atau membaca Al Quran jika tidak dengan tadabur."

Berkata Ibnu 'Abbas Radhiyallohu'anhu : 

لَأَنْ أَقْرَأُ إِذَا زُلْزِلَتْ وَالقَارِعَةُ أَتَدَبَّرُهُمَا، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أن أَقْرَأ البَقَرَةَ وَآلَ عِمرَانَ تَهْذِيرًا.

"Sungguh Aku membaca (إِذَا زُلْزِلَتْ ) dan (القَارِعَةُ ) (dengan pelahan) disertai tadabur, lebih aku sukai daripada membaca Al Baqoroh dan Ali 'Imron tapi dengan cepat (tanpa bisa bertadabur)."  

Berkata Ibnu Mas'ud Radhiyallohu'anhu :

مَنْ أَرَادَ عِلْمَ الأَوَّلِينَ وَالآخِرِينَ، فَلْيَتَدَبَّرِ الْقُرآن.

"Barang siapa ingin mendapatkan ilmu tentang umat terdahulu hingga umat akhir zaman, hayatilah Al Qur'an."  
Berkata Al Hasan Al Bashri  :

إِنَّ مَن كَانَ قَبْلَكُمْ رَأَوا أَنَّ هَذَا الْقُرْآنَ رَسَائَلُ إِلَيهِمْ مِن رَبِّهِمْ فَكَانُوا يَتَدَبَّرُونَهَا بِاللَّيلِ وَيَنْفُذُونَهَا فِي النَّهَارِ

"Sesungguhnya para shahabat benar-benar menganggap Al Quran sebagai pesan-pesan yang datang dari Alloh, Sehingga merekapun mentadaburinya di malam hari dan menjalankan pesan-pesan itu siang harinya."

Ketujuh: 

Membaca Al Quran dengan tartil, tidak tergesa-gesa, hingga mengkhatamkannya kurang dari tiga hari. Jangan pula yang menjadi target ketika membacanya adalah bagaimana bisa cepat mencapai akhir surat. Nabi n bersabda :
لَا يَفْقَهُ مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلَاثٍ.
"Tidak akan paham, orang yang mengkhatamkan Al Quran kurang dari 3 hari." [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan At Tirmidzi, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh Al Albani].

📌 Kedelapan: 

Memohon rahmat Alloh ketika melewati ayat-ayat tentang rahmat dan beristi'adzah dari adzab-Nya ketika melewati ayat-ayat tentang adzab.

عَنْ عَوفِ بْنِ مَالِكٍ الْأَشْجَعِي z قَالَ : قُمْتُ مَعَ رَسُولِ الله n لَيلَةً فَقَامَ فَقَرَأَ سُورَة البَقَرَةَ لَا يَمُرُّ بِآيَةِ رَحْمَةٍ إِلَّا وَقَفَ فَسَأَلَ وَلَا يَمُرُّ بِآيَةِ عَذَابٍ إِلَّا وَقَفَ فَتَعَوَّذَ. رواه أحمد وأبو داود والنسائي.

"Dari 'Auf bin Malik Al Asyja'i z berkata: Aku bermakmum di belakang Rasulullah n ketika shalat malam, beliau membaca Al Baqoroh. Tatkala melewati ayat-ayat tentang rahmat beliau selalu berhenti dan berdoa memintanya. Begitupun ketika melewati ayat-ayat adzab, beliau selalu berhenti dan berlindung kepada Alloh darinya." [HR. Ahmad dan Abu Dawud dan An Nasa'i dan dishahihkan oleh Al Albani].

📌 Kesembilan:

Memperindah suara dan bacaan. Sebagaimana dalam Sabda Rasulullah Shallallohu’alaihi wasallam

عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ z قَالَ : قَالَ رَسُولُ الله n: « لَيسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنِ ». رواه البخاري
Dari Abu Hurairahzberkata: Rasulullah n bersabda: “Bukanlah termasuk dari umatku orang yang tidak (memperindah) suara dan bacaan Al Quran.” [HR. Al Bukhari].

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ  zأَنَّهُ كَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ الله n : «مَا أَذِنَ اللهُ لِشَيْءٍ مَا أَذِنَ لِلنَّبِيِّ n يَتَغَنَّى بِالْقُرْآنِ » رواه البخاري .


Dari Abu Hurairahzbahwa Rasulullah n bersabda: “Tidaklah Alloh mendengarkan suatu bacaan seperti mendengarkannya Alloh bacaan Nabi n. Beliau memperindah bacaannya.” [HR. Al Bukhari].

وَعَنْهُ أَيضًا أَنَّ رَسُولَ الله  قَالَ: زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ. رواه أحمد وأبوداود والنسائي وابن ماجة .

Dari Abu Hurairah z bahwasanya Rasulullah n bersabda : "Hiasilah Al Quran dengan suara-suara kalian." [HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa`i, dan Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani]. 


Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   ...

Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari Based on Fath al-Bari

  Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari   Based on Fath al-Bari Ibn Hajar Biography of Imam al-Bukhari    Biography of Ibn Hajar Asqalaani   Explanation Based on Fath al-Bari Ibn Hajar:  1       2     3       4       5       6      7       8       9       10       11       12       13       14      15       16      17     19     20      21      22      23       24      25       26       27       28       29       30&31    

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM)

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM) Untuk bisa memahami Qur’an dengan utuh, kita sangat memerlukan bantuan buku tafsir yang berisikan penjelasan dari para sahabat Nabi dan para ulama setelahnya tentang makna dan kandungan al-Qur’an. Mengapa? Sebab tidak bisa dan tidak boleh kita menafsirkan al-Qur’an sendiri tanpa bimbingan para ulama. Sebab tanpa bimbingan mereka kita bisa tersesat jauh dari jalan yang benar.  Untuk memahami al-Qur’an bisa saja kita mencoba untuk menerjemahkannya kata per kata sendiri, tanpa merujuk ulama atau buku tafsir yang mu’tabar (dikenal dan diakui validitasnya), akan tetapi bagaimana kalau ternyata yang kita pahami itu salah? Bagaimana kalau ternyata yang kita pahami bertentangan dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan para ulama? Nah karenanya, untuk memahami al-Qur’an gunakankan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Tafsir Ibnu Katsir, yang merupakan salah satu kitab tafs...