Skip to main content

Sanad al-Qur'an


SANAD AL-QURAN

Bismillaah. Apa yang kami ketahui, bahwa untuk jarak terdekat ke Nabi shallallaahu 'alayhi wa sallam (sanad 'aliy), untuk saat ini adalah 27 orang. Artinya orang yang masih hidup pada masa kini adalah orang yang ke 28. Dengan penghitungan dimulai dari Nabi sebagai titik awal, para Sahabat no. 1, Tabi'in no. 2, Tabi'ut Tabi'in no. 3, dan seterusnya.



Untuk mengetahui berapa jarak kita dengan Nabi, maka cukup perhatikan berapa jarak dari kita atau guru kita ke Al-Imam Ibnul Jazariy. Karena hampir dapat dipastikan bahwa jalur periwayatan Qiraat kontemporer selalu melalui Al-Imam Ibnul Jazariy. Walaupun ada sebagian ulama yang berpendapat bahwa ada jalur selain melalui beliau, namun jalur tersebut masih diperbincangkan keabsahannya.




Jarak dari Al-Imam Ibnul Jazariy sendiri ke Nabi sudah beliau catat sendiri dalam kitab-kitab beliau, dan jarak terdekat dari beliau ke Nabi adalah 15 orang. Artinya, Al-Imam Ibnul Jazariy adalah orang ke-16 dari Nabi yakni beliau mendapatkan ijazah Qiraat dari:




1. Abu Muhammad Abdurrahman Al-Baghdadi, dari

2. Abu Abdillah Muhammad bin Abdil Khaliq, dari
3. Abul Hasan Ali bin Syuja' menantu Asy-Syathibi, dari
4. Abu Muhammad Al-Qasim bin Fiyrruh Asy-Syathibi, dari
5. Abul Hasan Ali bin Hudzail, dari
6. Abu Dawud Sulaiman bin Najah, dari
7. Abu Amr 'Utsman Ad-Dani, dari
8. Abul Hasan Thahir bin Ghalbun, dari
9. Abul Hasan 'Ali Al-Hasyimi, dari
10. Abul 'Abbas Ahmad bin Sahl Al-Usynani, dari
11. Abu Muhammad 'Ubaid bin Ash-Shabah (Thariq), dari 
12. Abu 'Amr Hafsh bin Sulaiman (Rawi), dari
13. 'Ashim bin Abin Najud Al-Kufi (Qari), dari
14. Abu Abdirrahman Abdullah bkn Habib As-Sulami (Tabi'in), dari
15. Beberapa orang Sahabat Nabi di antaranya: 'Ali bin Abi Thalib, 'Utsman bin 'Affan, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit, dan 'Ubay bin Ka'b, mereka semua dari
16. Nabi Muhammad Shallallahu 'alayhi wa sallam dari Rabbnya 'Azza wa Jalla, melalui perantara Malaikat Jibril 'Alayhis Salam.



Jalur ini tidak ada perselisihan di kalangan para Ulama, apalagi memang disebutkan langsung oleh Al-Imam Ibnul Jazari dalam beberapa kitabnya.




Kemudian jalur di bawah Al-Imam Ibnul Jazariy yang kebanyakan beredar untuk saat ini adalah melalui murid beliau:




17. Ahmad bin Al-Asad Al-Umyuthi, kemudian ke

18. Muhammad bin Ibrahim As-Samadisi, ke
19. Ali bin Muhammad Ghanim Al-Maqdisi, ke
20. Abdurrahman Al-Yamani, ke
21. Muhammad bin Qasim Al-Baqari, ke
22. Abus Samah Al-Baqari, ke
23. Abdurrahman Al-Ujhuri, ke
24. Ibrahim Al-'Ubaidi.



Kebanyakan sanad Qiraat kontemporer yang banyak beredar adalah melalui jalur beliau.




Dari beliau, yang tinggi di Mesir adalah ke murid beliau:




25. 'Ali Al-Haddadi, ke

26. 'Abdullah bin Abdil 'Azhim, ke
27. Al-Fadhili 'Ali bin Abi Layla, ke
28. Beberapa orang muridnya. Di antara yang terkenal: Muhammad 'Absi, Muhammad Yunus Al-Ghalban, Mishbah Wadn Ad-Dasuqi, dan Muhammad Al-Badawi.



Merekalah pemegang sanad tertinggi untuk saat ini, karena kami belum mengetahui sampai saat ini ada Ulama lain yang masih hidup yang jaraknya lebih dekat dari mereka (yang sejajar dengan Al-Fadhili bin Abi Layla).




Adapun untuk wilayah Syam, dari Al-'Ubaidi, yang terkenal adalah melalui murid beliau:




25. Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki, ke

26. Ahmad Al-Hulwani Al-Kabir, ke
27. Muhammad Al-Hulwani, ke
28. Bakri Ath-Tharabisyi.



Untuk wilayah Syam, tidak lagi ditemukan ulama yang masih hidup yang satu tingkat dengan Ath-Tharabisyi, para ulama yang setingkat dengan beliau diketahui telah wafat. Adapun ulama Syam yang masih hidup saat ini berada di urutan ke 29, di antaranya adalah Kurayyim Sa'id Rajih dan Ayman Rusydi Suwaid.




Jadi, apabila kita menemukan ada sebagian orang yang mengatakan sanad ke sekian dan sekian, lalu kita menemukan adanya kejanggalan, maka silakan telusuri siapa gurunya, dan guru dari gurunya. Kemudian urutkan silsilah tersebut secara tepat dan benar. Jangan sampai ada nama yang hilang atau justru ada nama yang berulang, atau nama yang satu tingkat dianggap berada pada tingkatan yang berbeda.




Setelah kita menemukan jalurnya, maka silakan hitung sendiri berapa jaraknya dari Nabi, sehingga dapat dibuktikan pengakuan tersebut benar atau tidak.




Semoga Allah memberikan kita kemampuan dan kekuatan untuk senantiasa amanah dalam meriwayatkan.

SERI IMAM QIRAAT 

AL-IMAM NAFI' AL-MADANI (70-169 H.)

Beliau adalah Nafi' bin Abdurrahman bin Abi Nu'aim Al-Laitsi Al-Kanani.

Aslinya dari Asfahan, secara fisik berkulit hitam, namun wajahnya tampak bercahaya dan berseri-seri. Beliau dikenal sebagai orang yang berakhlak mulia, yang paling bagus bacaan Alqurannya, zuhud, dan dermawan.

Beliau merupakan tempat belajarnya orang-orang pada saat itu setelah para Tabiin. Beliau mengajar Alquran selama lebih dari 70 tahun.

Beliau mengambil riwayat Alquran dari setidaknya 70 orang Tabiin, di antaranya Abdurrahman bin Hurmuz Al-A'raj, Abu Ja'far Yazid bin Al-Qa'qa', Syaibah bin Nashah, Muslim bin Jundub bin Al-Hudzali, dan Yazid bin Ruman.

Sa'id bin Manshur mengatakan: "Aku mendengar Malik bin Anas berkata: 'Qiraatnya Ahlil Madinah itu Sunnah'. Dikatakan kepadanya: 'Apakah maksudnya Qiraat Nafi?' Maka beliau menjawab: 'Ya'."

Al-Imam Malik bin Anas juga pernah berkata: "Nafi merupakan imam dalam qiraat."

Al-Ashma'iy berkata: "Aku pernah belajar kepada Nafi' bin Abi Nu'aim, dan beliau termasuk orang yang ahli dalam qiraat, ahli fikih, dan ahli ibadah."

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: "Aku pernah bertanya pada ayahku (Ahmad bin Hanbal), 'Qiraat mana yang paling engkau sukai?' Ia menjawab: 'Qiraat Ahlil Madinah'. Aku bertanya lagi: 'Selain itu?' Maka ia menjawab: 'Qiraat 'Ashim'."

Pada saat Al-Imam Al-Laits bin Sa'd mengunjungi Madinah pada tahun 110 H, maka beliau mendapati Al-Imam Nafi' telah menjadi imam dalam qiraat tanpa ada yang menyelisihinya.

Di antara para ulama yang mengambil riwayat Alquran dari Al-Imam Nafi' adalah: Isa bin Mina bin Wardan (Qalun) yang merupakan anak tiri beliau, Utsman bin Sa'id (Warsy), Abu Amr bin Al-'Ala, Malik bin Anas, Al-Ashma'iy, Al-Waqidiy, Isma'il bin Abi Uwais, dan Isma'il bin Ja'far.

Diriwayatkan bahwa apabila Al-Imam Nafi' berbicara maka dari mulutnya tercium aroma kasturi. Maka ditanyakan kepada beliau: "Apakah engkau menggunakan minyak wangi?" Maka beliau menjawab: "Tidak, tapi aku pernah bermimpi berjumpa dengan Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam dan beliau membacakan Alquran di mulutku. Dari saat itulah dari dalam mulut tercium aroma ini."


Menghafal al-Qur'an


Para orang shalih pendahulu kita, salah satu tujuan utama mereka menghafal al-Quran adalah agar bisa mendawamkan tilawah, kenapa? Karena pada zaman mereka dulu menghafal lebih mudah daripada mendapati mushaf al-Quran (karena sarana tulis menulis sangat minim sekali kala itu), sekalipun mendapati mushaf, belum tentu mereka bisa membaca, maka dari itu jika ingin selalu tilawah mereka mulai menghafal surat-surat di dalam al-Quran melalui lisan para Qurra ketika itu, yang perlu di-garisbawahi adalah : tujuan menghafal al-Quran agar bisa konsisten selalu tilawah.

Karena tujuan utama mereka adalah tilawah, tentu saja hafalan mereka harus lancar/mutqin, alasannya gampang saja : jika tidak mutqin, bagaimana mereka akan tilawah?!, maka mereka tidak akan berpindah satu surat ke surat yang lain sampai surat tersebut benar-benar menempel dan tidak akan hilang, mereka tidak akan berpindah satu juz ke juz yang lain sampai juz tersebut benar-benar menempel dan tidak akan hilang.

Celakanya, hari ini kita menghafal bukan untuk mendawamkan tilawah, tapi untuk :

- Agar disebut telah menyelesaikan hafalan
- Agar mendapatkan rekomendasi kuliah gratis di univ tertentu
- Brand intitusi pendidikan tertentu
Dll alasan yang jauh dari khittah awalnya,

Jadi jangan heran, jika lembaga tahfidz hari ini lebih mengedepankan berapa juz angka yang tertera didalam syahadah daripada ke-mutqin-an hafalan itu sendiri, jangan heran jika hari ini banyak bermunculan dauroh mengejar target setoran ziyadah tanpa ada follow up program murojaahnya, jangan heran jika hari ini banyak sekolah 'memeras' anak didiknya demi memenuhi target hafalan padahal tilawahpun belum lancar, dan jangan heran jika lembaga hari ini banyak yang menyuruh anak didiknya segera pindah juz padahal juz yang sebelumnya pun belum mutqin, bahkan masih banyak kesalahan Jaliy!

Tulisan ini sebagai bahan muhasabah diri saya dan kita semuanya, mari kembali kepada khittah awal untuk apa kita menghafal al-Quran, karena al-Quran adalah hujjah yang membela kita, atau hujjah yang menuntut kita!

Garut pernah memiliki ahli qiraat tingkat dunia. Beliau adalah Syaikh Siraj bin Muhammad bin Hasan Garut, orang Indonesia menyebut beliau Ajengan Siroj Garut. Nama beliau suka disebut-sebut dalam sanad qiraat dari orang2 yg pernah belajar di Makkah, terutama para pelajar dr malaysia dan indonesia. 

Syaikh Siroj Garut dilahirkan di Makkah pada tahun 1895 M dari keluarga Sunda asal Garut yang bermukim di Makkah.
Ketika berusia 13 tahun, Siroj pergi ke kampung leluhurnya di Garut sekaligus belajar di beberapa pesantren di Jawa selama beberapa tahun. Setelah beberapa tahun berada di Nusantara, Siroj kemudian kembali ke Mekkah dan  menekuni Qira’ah al-Qur’an. Di Makkah ia pun belajar pada Masyayikh ahli qiraat seperti Syaikh al-Ghamrawi, Syaikh Ma’mun al-Bantani al-Jawi, dan Syaikh Ahmad al-Tiji. Gurunya yg terakhir ini berserikat dengan Syaikh Abdudz Dzahir Abu Samah dalam pentashihan al Quran di Mekkah. 

Syaikh Siroj kemudian didaulat mengajar Ilmu Qira’ah di Masjid al-Haram dan di kediamannya di al-Qasyasyiyyah yg banyak diikuti para pelajar Nusantara. Beliau juga menjadi muqri resmi yg diangkat oleh Kerajaan Saudi Arabia untuk rutin melantunkan al-Qur’an di Masjid al-Haram dan di radio saudi setiap harinya. Beliau satu angkatan dengan Syaikh ‘Umar Arba’in, Syaikh Muhammad Nur Abu al-Khair, Syaikh Zaki al-Daghastani, dan lain-lain.

Beliau wafat tahun 1970, di Makkah.

Konon dari catatan yg sampai kepada saya, pendiri Islam Jamaah mengambil sanad qiraat hafsh dari ulama Mekkah yg bernama Syaikh Muhammad Siroj yg mengambilnya dari Syaikh Ahmad at-Tiji. Mungkin Syaikh asal garut ini yg dimaksud,

Membaca AlQur'an dengan baik dan sempurna menurut pendapatku membutuhkan untuk bermajlis kepada para Syekh muqri' yang mutqin dhabith, serta bacaan mereka yang diperdengarkan ke thalib (si penuntut ilmu) dan bacaan thalib dihadapan mereka dengan terus-menerus berulang-ulang disertai dengan perhatiannya dari sisi teori...

👍�Karena bacaan yang benar membutuhkan pengetahuan tentang ilmu tajwid, secara khusus makharijul huruf dan sifat-sifatnya, secara khusus lagi dalam keadaan huruf-huruf tersebut tersusun (dalam kata atau kalimat), ini membutuhkan latihan yang keras bagi rahang (mulut) ketika mengucapkan kata-kata tersebut dan sisi ini dapat memberikan pelayanan terhadap nash qur'aniy, dan kita tidak lalai dari sisi lain yang penting dalam membaca AlQur'an yaitu masalah waqaf dan ibtida' yang mana ia sangat membantu untuk memahami makna tafsir ayat, syarat-syarat ini merupakan pemecahan yang paling baik dalam mencapai makna yang sebenarnya bagi tata cara membaca AlQur'an...

🌴 Ia juga merupakan kunci yang paling baik untuk menguatkan ( bacaan dan hapalan ) AlQur'an, obat lupa dengan terus semangat untuk mengulang-ulang, tilawah, dan mengkhatamkannya dalam jangka waktu secepat mungkin...maka hasil ( yang didapatkan ) oleh thalib adalah mutqinnya ( bagus dan sempurnanya ) bacaan AlQur'an dari sisi hapalan, bacaan serta pemaparan bacaannya dan dari pengaruh syekh dari sisi penyimakan, ta'lim, pelurusan bacaan dan motivasi, kemudian pemberian ijazah AlQur'an alkarim setelah kesungguhan usaha yang dilakukan oleh syekh dan thalib secara bersamaan...

🌸 Taufik hanya dari Allah semata, Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong...



📚 Beberapa Rujukan:
- An-Nasyr, Ibnul Jazariy
- Ghayatun Nihayah, Ibnul Jazariy
- Jamalul Qurra, As-Sakhawiy
- Taysirurahman, Suad Abdil Hamid
- Muhammad Laili Al-Fadhli -


*******************************************
Kontributor:  *Syekh Abdul Karim Silmiy AlJazairiy hafidzahullahu ta'ala, Muhammad Laili Alfadhli, Istihsan Al Fudhoily
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF
Email: ustazsofyan@gmai.com

Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   ...

Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari Based on Fath al-Bari

  Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari   Based on Fath al-Bari Ibn Hajar Biography of Imam al-Bukhari    Biography of Ibn Hajar Asqalaani   Explanation Based on Fath al-Bari Ibn Hajar:  1       2     3       4       5       6      7       8       9       10       11       12       13       14      15       16      17     19     20      21      22      23       24      25       26       27       28       29       30&31    

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM)

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM) Untuk bisa memahami Qur’an dengan utuh, kita sangat memerlukan bantuan buku tafsir yang berisikan penjelasan dari para sahabat Nabi dan para ulama setelahnya tentang makna dan kandungan al-Qur’an. Mengapa? Sebab tidak bisa dan tidak boleh kita menafsirkan al-Qur’an sendiri tanpa bimbingan para ulama. Sebab tanpa bimbingan mereka kita bisa tersesat jauh dari jalan yang benar.  Untuk memahami al-Qur’an bisa saja kita mencoba untuk menerjemahkannya kata per kata sendiri, tanpa merujuk ulama atau buku tafsir yang mu’tabar (dikenal dan diakui validitasnya), akan tetapi bagaimana kalau ternyata yang kita pahami itu salah? Bagaimana kalau ternyata yang kita pahami bertentangan dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan para ulama? Nah karenanya, untuk memahami al-Qur’an gunakankan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Tafsir Ibnu Katsir, yang merupakan salah satu kitab tafs...