WAQAF DALAM ILMU TAJWID
Contents:
- 1 Hukum Menerapkan Bacaan Waqaf
-
- 3.1 1. Waqaf Lazim (م) atau Tanda Waqaf mim
- 3.2 2. Waqaf Laa Washal (لا)
- 3.3 3. Tanda Waqaf Waslu Ula (صلى)
- 3.4 4. Waqaf Mu’anaqah/Muraqabah(. ۛ. . ۛ.)
- 3.5 5. Tanda Waqaf Jaiz (ج)
- 3.6 6. Waqaf Waqfu Aula (قال)
- 3.7 7. Tanda Waqaf Saktah (ساكته)
- 3.8 8. Waqaf Mutlaq (ط)
- 3.9 9. Waqaf Murakhas (ص)
- 3.10 10. Waqaf Qobih (ق)
- 3.11 11. Waqaf Mujawwaz (ز)
- 3.12 12. Wakaf Kadzalik (ﻙ)
- 3.13 13. Waqaf Mustahab (قيف)
-
- 4.1 1. Jіkа huruf terakhir berharakat sukun (mati)
- 4.2 2. Jіkа huruf terakhir berharakat fathah, kasrah, dan dhammah
- 4.3 3. Jіkа huruf terakhir ta’ marbuthah (ة ), baik letaknya dі tengah ataupun dі akhir kalimat
- 4.4 4. Jіkа huruf terakhir berharakat (hidup), tеtарі sebelumnya didahului huruf mati (sukun)
- 4.5 5. Jіkа dі akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad уаng huruf sebelumnya berharakat fathah)
- 4.6 6. Ketika berhenti dі akhir kalimat, tеtарі huruf akhirnya berharakat fathah tanwin ( ً )
- 4.7 7. Jіkа huruf terakhir bertasydid
- 4.8 8. Hamzah dі akhir kata уаng ditulis dі аtаѕ waw ( ؤ) dimatikan
- 4.9 Share this:
- 4.10 Related
Tanda waqaf lainnya, nаmun jarang ditemui аntаrа lаіn :
8. Waqaf Mutlaq (ط)
Tanda waqaf mutlaq (ط) artinya “harus berhenti”. Maka apabila kalian menemukan tanda waqaf (ط) pada bacaan, maka kalian harus berhenti.
9. Waqaf Murakhas (ص)
Tanda waqaf murakhas (ص) berarti “tidak berhenti”. Selama tidak menemukan alasan untuk berhenti atau kita kehabisan napas karena panjangnya suatu ayat, maka kita meneruskan bacaan.
10. Waqaf Qobih (ق)
Tanda waqaf Qobih (ق) artinya “diutamakan untuk melanjutkan”. Apabila pada ayat Al Qur’an terdapat tanda waqaf (ق) ini, lebih baik diutamakan untuk melanjutkan bacaan.
11. Waqaf Mujawwaz (ز)
Tanda waqaf Mujawwad (ز) berarti “diutamakan untuk melanjutkan”. Untuk tanda waqaf mujawaz (ز) ini maka kalian dianjurkan untuk melanjutkan membaca.
12. Wakaf Kadzalik (ﻙ)
Tanda waqaf (ﻙ) berarti “sama dengan waqaf sebelumnya”. Jadi apabila kalain menemukan tanda waqaf (ﻙ) ini, maka kalian harus menyamakan dengan tanda waqaf sebelumnya.
13. Waqaf Mustahab (قيف)
Tanda waqaf Mustahab (قيف) berarti “diutamakan berhenti”. Apabila jika tedapat tanda waqaf (قيف) ini dianjurkan lebih baik untuk berhenti daripada melanjutkan.
Cara Mewaqafkan Bacaan Dalam Al-Qur’an
Jіkа terdapat huruf terakhir berharakat sukun (mati), maka membacanya tidak ada perubahan ѕаmа sekali.
Contohnya: فَارْغَبْ — فَحَدِّ ثْ — اَعْمَالَهُمْ (tetap dibaca a’maalahum, fahaddits– dan farghab )
2. Jіkа huruf terakhir berharakat fathah, kasrah, dan dhammah
Jіkа huruf terakhir terdapat berharakat fathah, kasrah, dan dhammah, Maka huruf terakhir tеrѕеbut harus dibaca sukun (mati).
Contohnya: Lafadz اْلبَلَدِ (al-baladi) dibaca menjadi الْبَلَدْ (al-balad), lafadz خَلَقَ(Khalaqa) dibaca menjadi خَلَقْ (khalaq).
3. Jіkа huruf terakhir ta’ marbuthah (ة ), baik letaknya dі tengah ataupun dі akhir kalimat
Jіkа huruf terakhirnya ta’ marbuthah (ة ), baik letaknya dі tengah ataupun dі akhir kalimat. Maka membacanya yaitu dеngаn menggantikan huruf ta’ marbuthah (ة ) tеrѕеbut dеngаn huruf ha’ (هْ) уаng dibaca sukun (mati). Contohnya: Kata أخِرَةٌ – القَارِعَةُ — جنّةٌ dibaca menjadi أخِرَهْ — القَارِعَه — جَنَّهْ
4. Jіkа huruf terakhir berharakat (hidup), tеtарі sebelumnya didahului huruf mati (sukun)
Jіkа huruf terakhirnya berharakat (hidup), tеtарі sebelumnya didahului dengan huruf sukun(mati), maka dua huruf tеrѕеbut dibacanya sukun semuanya, tарі huruf уаng terakhir dibaca suara уаng pelan.
Contohnya: Lafadz بِالْهَزْلِ (bil hazli) dibaca menjadi باِلْهَزْلْ (bil hazl)
5. Jіkа dі akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad уаng huruf sebelumnya berharakat fathah)
Jіkа dі akhir kalimat, didahului bacaan mad ashli atau mad layyin (bacaan mad уаng huruf sebelumnya berharakat fathah) . Maka cara membacanya yaitu dеngаn mematikan huruf уаng terletak dі akhir kalimat tersebut, dеngаn dipanjangkan sedikit аntаrа dua ѕаmраі empat harakat.
Contohnya: مِنْ خَوْفٍ — وَٱلصَّيۡفِ — الحَكِيْمُ — يَشْعُرُوْنَ
6. Ketika berhenti dі akhir kalimat, tеtарі huruf akhirnya berharakat fathah tanwin ( ً )
Ketika berhenti dі akhir kalimat, tеtарі huruf akhirnya berharakat fathah tanwin ( ً ), maka cara mewaqafkan bacaan tеrѕеbut dеngаn membaca harakat fathahnya ѕаја sebanyak dua harakat. Sehingga ketika berhenti bacaannya menjadi bacaan mad ‘iwadh.
Contohnya: Lafadz اَفْوَاجًا dibaca menjadi افْوَاجَا, kеmudіаn lafadz سَلاَ مًا dibaca menjadi سَلَا مَا
– atau akhir suku kata terdiri dаrі huruf Hamzah berharakat fathah tanwnn [ءً] dibaca fathah [ءَ] , seperti : مَاءً dibaca = مَائَا
– atau akhir suku kata terdiri dаrі Alif maqshurah dan sebelumnya berharakat fathah tanwin [ ـً ى ] dibaca fathah [ ـَ ى], seperti : مُسَمًّىdibaca = مُسَمَّى
7. Jіkа huruf terakhir bertasydid
Jіkа huruf terakhir bertasydid, maka yang harus dilakukan yaitu mematikan tаnра menghilangkan fungsi tasydidnya.
Contohnya : مِنْـهُنَّ dibaca مِنْـهُنّْ , خلَقَهُنَّ dibaca خَلَقَهُنّْ
8. Hamzah dі akhir kata уаng ditulis dі аtаѕ waw ( ؤ) dimatikan
Hamzah dі akhir kata уаng ditulis dі аtаѕ waw (ؤ) dimatikan bіlа waqaf, dan dibaca pendek bіlа washal, seperti : يَـتَـفَـيَّـؤُا dibaca يَـتَـفَـيَّـأْ .
Demikian penjabaran singkat tentang mengenai macam-macam tanda waqaf, semoga dengan kita mempelajari tanda waqaf secara bersama – sama, kita dapat membaca al-qu’an lebih baik lagi . Jika terdapat kesalahan dalam penulis maupun penyampaiannya saya mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca saya ucapkan terimakasih. Semoga bermanfaat dan Jangan lupa share kepada yang lain.
Waqaf secara bahasa artiya adalah berhenti.
Dalam ilmu tajwid waqaf artinya adalah menghentikan bacaan ayat sebentar yang
bertujuan untuk mengambil napas baru dengan niat menyambungkan
kembali bacaan ayat tersebut.
Jadi, waqaf dalam ilmu tajwid terbagi menjadi 4
golongan yaitu:
1. Waqaf TAAMM Waqaf taamm adalah mewaqafkan
bacaan ayat secara SEMPURNA karena tempat waqaf tidak berkaitan dengan
ayat yang lainnya.
2. Waqaf KAAF : waqaf kaaf adalah mewaqafkan
bacaan ayat sempurna walaupun ayat itu masih berkaitan dengan ayat
setelahnya.
3. Waqaf HASAN : waqaf hasan adalah mewaqafkan
bacaan tidak mempengaruhi ayat seudahnya.
4. Waqaf QABLIH : waqaf qabih adalah mewaqafkan
bacaan ayat secara tidak baik
Terdapat beberapa tanda waqaf dalam ilmu
tajwid. Berikut berapa tanda waqaf yang terdapat dalam Al qur'an
Waqaf LA WASHAL yang memiliki tanda (لا) maksudnya adalah "tidak boleh berhenti". Waqaf LAZIM yang memiliki tanda (م) maksudnya adalah "harus berhenti".
Waqaf WAQFU AULA yang memiliki tanda (قلى) maksudnya adalah "berhenti lebih baik dari pada
melanjutkan".
Waqaf MURAQABAH atau MU’ANAQAH yang memiliki tanda (∴.......∴)maksudnya adalah "berhenti pada salah satu tanda waqaf
". Wakaf SAKTAH (ساكته) yang memiliki tanda (س) maksudnya adalah "Berhenti sebentar tanpa
mengambil nafas".
Waqaf JAIZ yang memiliki tanda (ج) maksudnya adalah "pada tanda waqaf ini diboleh
berhenti atau boleh melanjutan". Waqaf WASLU ULA yang memiliki tanda
(صلى) maksudnya adalah "melanjutkan bacaan lebih baik
dari pada berhenti ".
Waqaf MUTLAQ yang memiliki tanda (ط) maksudnya adalah "diwajibkan berhenti". Waqaf QABIH yang memiliki tanda (ق) maksudnya adalah "melanjutkan bacaan lebih baik dari pada
berhenti ". Waqaf MUJAWAZ yang memiliki tanda (ز) maksudnya adalah "boleh berhenti, tetapi
melanjutkan bacaan lebih baik dari pada berhenti "
Berikut ini penjelasan lengkap mengenai pengertian waqaf, saktah dan juga qath ditinjau berdasarkan ilmu tajwid :
Waqaf
Secara bahasa, arti waqaf berarti berhenti, sedangkan yang dimaksud waqaf dalam ilmu tajwid ialah memberhentikan bacaan sesaat pada akhir kata dengan tuuan untuk mengambil nafas dan kemudia bacaannya dilanjutkan kembali.
Saktah
Secara bahasa, arti saktah adalah “diam sejenak”, sedangkan Yang dimaksud dengan saktah menurut ilmu tajwid ialah memutuskan bacaan sejenak pada akhir kata tanpa bernafas sama sekali, kemudian melanjutkan kembali bacaannya. Berhentinya pada saktah lebih singkat dari pada waqaf, dan saktah ini juga disebut waqaf ringan.
Qath
Arti Qath secara bahasa adalah “memotong”, Sedangkan yang dimaksud dengan qath ialah memberhentikan bacaan al-quran secara langsung dengan tujuan berhenti dari bacaan tersebut, sehingga jika ia harus membaca ta’awudz jika hendak membaca al-quran kembali.
Perbedaan Waqaf dan Saktah
Apa perbedaan antara waqaf dan saktah sedangkan keduanya sama-sama berhenti? Jika kita melihat dari definisi di atas saja sudah sangat jelas bagaimana perbedaan waqaf dan saktah, waqaf adalah berhenti sejenak untuk mengambil nafas kemudian melanjutkan kembali bacaannya sedangkan saktah berhenti sejenak tanpa mengambil nafas.
Tanda Wakaf Saktah:
ayat yang mengandung tanda waqaf saktah adalah surah Al mutaffifin ayat 14, surah Al kahfi ayat 1, surah yasin ayat 52 dan surah Al qiyamah ayat 27
Tanda waqaf saktah dalam Al qur'an bisaanya di tulis dengan dengan tanda ( ساكته) atau kadang kala dengan (س) . Tanda waqaf saktah dalam Al qur'an hanya terdapat dalam 4 ayat. Berikut contoh tanda waqaf saktah dalam mushaf Al qur'an
Surah Al-Mutaffifin ayat ke 14
كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ
Surah Al Kahfi ayat ke 1
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ
Surah yasin ayat ke 52
قَالُوْا يٰوَيْلَنَا مَنْۢ بَعَثَنَا مِنْ مَّرْقَدِنَا ۜهٰذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمٰنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُوْنَ
Surah Al qiyamah ayat ke 27
وَقِيْلَ مَنْ ۜرَاقٍۙ
Untuk lebih jelas tanda waqafnya dapat di lihat pada potongan ayat yang digaris bawahi tersebut. Pada potongan ayat yang digaris bawaahi diatas ayatnya ada tanda waqaf saktah yang ditulis dengan simbul huruf sin (س)
Salah satu tajwid gharib dalam bacaan riwayat Hafs adalah saktah. Secara istilah ilmu tajwid adalah berhenti sejenak tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacaan. Biasanya ditandai dengan huruf (س) yang diletakkan di atas huruf yang dibaca saktah. Cara membaca saktah adalah dengan berhenti dan menahan nafas selama 2 harakat. Saktah dalam riwayat Hafs dibagi menjadi 2 yaitu saktah wajib dan saktah jaiz.
Berikut ini pembahasan keempat saktah wajib. Selain membahas rincian saktah, dijelaskan juga hikmah penggunaan saktah yang dikutip dari perkataan Ibnu Jazari.
1. Saktah di surah al-Kahfi
Menurut al-Jazari, hikmah dibaca saktah pada ayat al-Kahfi di atas agar kata (عِوَجَا), yang artinya bengkok, tidak berhubungan atau tidak memiliki kaitan dengan kata (قَيِّماً) yang artinya lurus.
2. Saktah di surah Yasin
Saktah ini terdapat di ayat 27 atau pada nun kata (مَنْ). Nun sukun pada kata tersebut harus dibaca idzhar (jelas). Hikmah dibaca saktah agar jelas bahwa (مَنْ رَاق), yang artinya siapa yang dapat menyembuhkan, adalah dua kata. Apabila tidak saktah maka terjadi idgham bila ghunnah (nun sukun bertemu ro) dan terdengar satu kata menjadi (مَرَّاق) yang mirip dengan (مُرَّاق) artinya para pembantah atau (مَرَق) yang artinya kuah daging/kaldu. 4. Saktah di surah al-Muthaffifin
Kesimpulan : Secara ittifaq (semua sepakat) tidak ada perbedaan dalam 4 saktah di atas sehingga dinamakan saktah wajib. Saktah di surah al-Kahfi dan Yasin boleh diganti dengan waqaf karena ra's ayat dan waqaf tam (boleh saktah boleh waqaf). Saktah di al-Qiyamah dan al-Muthaffifin tidak dapat diganti waqaf karena belum sempurna maknanya (wajib saktah)
Tanda atau dhabt untuk saktah biasanya memakai huruf (س). Atau bisa memakai tanda lainnya misalnya tulisan arab saktah (سكتة).
Terdapat hikmah-hikmah dalam setiap bacaan saktah di atas
Sumber bacaan :
- Al-Mufid Fi Ilm at-Tajwid
- Al-Wadhih fi Ahkam at-Tajwid
- Ghayatul Murid fi Ilm at-Tajwid
- Nihayatul Qaulil Mufid fi Ilm at-Tajwid
Salah satu tajwid gharib dalam bacaan riwayat Hafs adalah saktah. Secara istilah ilmu tajwid adalah berhenti sejenak tanpa bernafas dengan niat melanjutkan bacaan. Biasanya ditandai dengan huruf (س) yang diletakkan di atas huruf yang dibaca saktah. Cara membaca saktah adalah dengan berhenti dan menahan nafas selama 2 harakat. Saktah dalam riwayat Hafs dibagi menjadi 2 yaitu saktah wajib dan saktah jaiz.
Tambahan kata "Riwayat Hafs" digunakan merujuk pada riwayat bacaan yang digunakan di Indonesia. Artinya, pembahasan saktah di sini sesuai atau mirip dengan pembahasan tajwid pada umumnya. Saktah wajib menurut bacaan riwayat Hafs terdapat di empat tempat yang masing-masing berbeda surahnya yaitu al-Kahfi, Yasin, al-Qiyamah, dan al-Muthaffifin. Dalam empat tempat tersebut, WAJIB membaca saktah apabila menggunakan wasal (sambung).
Saktah di surah al-Kahfi terdapat di akhir ayat pertama atau pada alif kata (عِوَجَا). Wajib membaca saktah apabila ingin menyambungkan (wasal) ayat pertama dengan kedua. Namun apabila tidak ingin wasal, boleh tidak saktah dan diganti waqaf karena ra’s al ayat. Artinya boleh waqaf pada ayat pertama dan ibtida pada ayat kedua.
Apabila tidak dibaca saktah pada kata (عِوَجَا), maka artinya “dan Dia (Allah) tidak menjadikannya (al-Quran) bengkok yang lurus”. Padahal ayat kedua menjelaskan sifat al-Quran bahwa al-Quran itu bimbingan yang lurus, bukan sifat bengkok yang lurus.
Hikmah saktah dalam ayat tersebut agar menjadi pemisah antara perkataan orang kafir dan perkataan orang mukmin. Arti ayat tersebut sebagai berikut : “Mereka berkata: Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)?[SAKTAH] Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul(-Nya)”
Saktah dalam surah Yasin terdapat pada ayat ke 52 atau saktah pada alif kata (مَرْقَدِنَا). Apabila ingin menyambungkan (wasal), maka wajib saktah. Saktah dalam ayat ini boleh juga diganti dengan waqaf karena itu adalah waqaf tam (sempurna).
3. Saktah di surah al-Qiyamah
Saktah ini terdapat di ayat 27 atau pada nun kata (مَنْ). Nun sukun pada kata tersebut harus dibaca idzhar (jelas). Hikmah dibaca saktah agar jelas bahwa (مَنْ رَاق), yang artinya siapa yang dapat menyembuhkan, adalah dua kata. Apabila tidak saktah maka terjadi idgham bila ghunnah (nun sukun bertemu ro) dan terdengar satu kata menjadi (مَرَّاق) yang mirip dengan (مُرَّاق) artinya para pembantah atau (مَرَق) yang artinya kuah daging/kaldu. 4. Saktah di surah al-Muthaffifin
Keempat tempat di atas wajib dibaca saktah apabila mewasalkan (menyambung) bacaan. Saktah ini terdapat pada ayat 14 atau lam kata (بَلْ). Lam sukun pada kata tersebut harus dibaca idzhar (jelas). Hikmah dibaca saktah pada ayat di atas mirip dengan di surah al-Qiyamah yaitu agar jelas terdapat 2 kata. Arti (بَلْ رَانَ) adalah “Bahkan, telah menutupi”
Apabila tidak di-saktah, maka lam sukun dibaca idgham mutaqaribain dan terdengar ada 1 kata yang mirip dengan kata (بَرَّان) yang berarti 2 daratan.Kesimpulan : Secara ittifaq (semua sepakat) tidak ada perbedaan dalam 4 saktah di atas sehingga dinamakan saktah wajib. Saktah di surah al-Kahfi dan Yasin boleh diganti dengan waqaf karena ra's ayat dan waqaf tam (boleh saktah boleh waqaf). Saktah di al-Qiyamah dan al-Muthaffifin tidak dapat diganti waqaf karena belum sempurna maknanya (wajib saktah)
Semoga kita senantiasa diberi kemudahan untuk selalu membaca al-Quran dengan mengamalkan ilmu tajwid. Wallahu A’lam Bishawaab.
*********************
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com
Comments
Post a Comment