Skip to main content

Kitab Syifaul Jinan fi Tarjamati Hidayatish Shibyan



Kitab Syifaul Jinan fi Tarjamati Hidayatish Shibyan (Terjemah)


Nama kitab: Terjemah Syifaul Jinan fi Tarjamati Hidayatish Shibyan (شفاء الجنان في ترجمة هداية الصبيان)
Penulis: Ahmad Muthahhar bin Abdurrahman
Nama lengkap: KH. Ahmad Muthohhar ibn Abdurrahman al-Maraqi al-Samarani 
Penerjemah ke Bahasa Indonesia: alkhoirot.org
Judul kitab matan: Nazham Hidayatush Shibyan fi Tajwid Al-Quran (منظومةهداية الصبيان في تجويد القرآن)
Penulis: Said Al-Hadhrami
Nama lengkap: Said bin Said bin Nabhan Al-Hadhrami (سعيد بن سعد بن نبهان الحضرم )
Wafat: 1359 H
Bidang studi: Tajwid Al-Quran

Daftar Isi (Senarai Kandungan)



PROFIL KITAB SYIFAUL JINAN

Kitab Syifaul Jinan adalah kitab syarah yang ditulis dalam bahasa Jawa oleh Kyai Ahmad Muthahhar bin Abdurrahman, Semarang. Kitab ini menjelaskan secara lebih detail kitab tajwid berjudul Hidayatush Shibyan fi Tajwidil Quran yang ditulis dalam bentuk nadzam dalam bahasa Arab oleh Syekh Said Al-Hadhrami.

Kitab Syifaul Jinan sangat populer digunakan di berbagai pesantren salaf dan dipelajari di madrasah diniyah tingkat dasar.

MUKADDIMAH KITAB HIDAYATUSH SHIBYAN


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

اَلْحَمْدُ لِلهِ وَ صَلّٰى رَبُّنَا * عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفٰى حَبِيْبِنَا
وَاٰلِه وَصَحْبِه وَمَنْ قَرَا * وَهَاكَ فِى التَّجْوِيْدِ نَظْمًا حُرِّرَا
سَمَّيْتُهُ هِدَايَةَ الصِّبْيَانِ * أَرْجُو اِلٰهِى غاَيَةَ الرِّضْوَانِ


“Segala puji bagi Allah yang Maha Agung dan semoga kemuliaan dan kebesaran tetap tercurah kepada nabi Muhammad SAW kekasih kita, 

juga para keluarganya, sahabatnya, serta semua orang yang membaca al-Qur’an dengan baik. Dan di dalam ilmu Tajwid (Tajweed) ini terdapat nadzoman yang sudah diselaraskan”

“Nadzoman ini dinamakan ‘Hidayatusshibyan’ sebagai pedoman untuk anak-anak. Dan mengharapkan sekali keridhoan Allah.”

TANWIN DAN NUN MATI


بَابُ أَحْكَامِ التَّنْوِيْنِ وَالنُّوْنِ السَّاكِنَةِ


“Yang namanya tanwin adalah nun mati yang terletak di akhir isim yang terlihat ketika diucapkan dan hilang ketika ditulis dan ketika waqof, seperti lafadz: سَمِيْعٌ عَلِيمْ, سَمِيْعًا بَصِيْرَا. Sedangkan nun sakinah ialah nun mati yang tetap ketika diucap dan ditulis dan ketika waqof, sama juga terdapat pada huruf, seperti lafadz: عَنْ; atau pada isim, seperti lafadz: أَنْهَارْ; atau pada fi’il, seperti lafadz: صُنْ.” 



(أَحْكَامُ تَنْوِيْنٍ وَنُوْنٍ تَسْكُنُ * عِنْدَ الْهِجَاءِ خَمْسَةٌ تُبَيَّنُ)


“Hukum-hukum tanwin dan nun mati ketika bertemu dengan salah satu huruf Hijaiyyah yang duapuluh delapan, yaitu: hamzah ((أ, ba(ب) , ta(ت) , tsa(ث) , jim(ج) , ha(ح) , kha(خ) , dal(د) , dzal(ذ) , ra(ر) , za(ز) , sin(س) , syin(ش) , shad(ص) , dhadh(ض) , tha(ط) , zho(ظ) , ‘ain(ع) , ghain(غ) , fa(ف) , qaf(ق) , kaf(ك) , lam(ل) , mim(م) , nun(ن) , wawu(و) , ha(هـ) , ya(ي) . itu ada lima yang akan diterangkan di bawah ini – insya Allah.” 


IZHAR, IDGHAM, IQLAB, IKHFA'


إِظْهَارُ إِدْغَامٌ مَعَ الْغُنَّةِ أَوْ # بِغَيْرِهَا وَالْقَلْبَ وَالْإِخْفَا رَوَوْا


“Macam-macam hukum lima tersebut, yaitu: 1. Izhhar إِظْهَارْ (mengeluarkan/menyuarakan tiap-tiap huruf yang makhrajnya dengan tanpa berdengung), 2. Idgham ma’al ghunnah إِدْغَامْ مَعَ الْغُنَّهْ (memasukkan huruf awal pada huruf kedua agar menjadi satu suara yang seolah bertasydid dengan berdengung), 3. Idgham bighairil ghunnah إِدْغَامْ بِغَيْرِ الْغُنَّهْ (Idgham dengan tanpa berdengung), 4. Iqlab إِقْلَابْ (mengganti tanwin dan nun mati pada bunyi mim), 5. Ikhfa إِخْفَاءْ (menyamarkan bacaan antara Izhhar dan Idgham tanpa tasydid dengan cara berdengung).
Ket: Ghunnah (berdengung) yaitu suara yang keluar dari hidung.

IZHAR



(فَاظْهِرْ لَدٰى هَمْزٍ وَهَاءٍ حَاءِ * وَالْعَيْنِ ثُمَّ الْغَيْنِ ثُمَّ الْخَاءِ)


“Ketika ada tanwin dan nun mati bertemu dengan salah satu huruf halaq yang enam, yaitu : hamzah (ء), ha (هـ), ha (ح), kha (خ), ‘ain (ع), ghain (غ), wajib dibaca Izhhar(إِظْهَار) (nun mati dan tanwinnya dibaca jelas).”

Di bawah ini adalah contoh-contohnya”:



IDGHAM BI GUNNAH 
(وَادْغِمْ بِغُنَّةٍ بِيَنْمُوْ لَا اِذَا * كَانَا بِكِلْمَةٍ كَدُ نْيَا فَانْبِذَا)

jika ada tanwin atau nuun mati (sukun) bertemu (diikuti) oleh salah satu huruf yang empat yang berkumpul dalam kata 'yanmu' (يَنْمُوْ) maka harus dibaca Idghom bighunnah.

Berikut contohnya:

Tanwin bertemu/ diikuti huruf Idghom
Tanwiin ً ٍ ٌ bertemu/ diikuti Ya ي Contohnya: بَرْقٌ يَـجْعَلُوْنَ cara membacanya بَرْقُ يَّـجْعَلُوْنَ
Tanwiin ً ٍ ٌ bertemu/ diikuti Ya ن Contohnya: خِطَّةٌ نَغْفِرْلَكُمْ cara membacanya خِطَّةُ نَّغْفِرْلَكُمْ
Tanwiin ً ٍ ٌ bertemu/ diikuti miim م Contohnya: مَاءٍ مُصَفَّى cara membacanya مَاءِ مُّصَفَّى
Tanwiin ً ٍ ٌ bertemu/ diikuti Wau و Contohnya: يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٍ cara membacanya يَوْمَئِذِ وَّاهِيَةٍ

Nuun Sukun bertemu/ diikuti huruf Idghom
نْ bertemu/ diikuti Ya ي Contohnya: مَنْ يَقُوْلُ cara membacanya مَنْ يَقُّوْلُ
نْ bertemu/ diikuti Ya ن Contohnya: عَنْ نَفْسٍ cara membacanya عَنْ نَـّفْسٍ
نْ bertemu/ diikuti Ya م Contohnya: مِنْ مَالٍ cara membacanya مِنْ مَّالٍ
نْ bertemu/ diikuti Ya و Contohnya: مِنْ وَالٍ cara membacanya مِنْ وَّالٍ 

IDGHAM BILA GHUNNAH

(وَادْغِمِ بِلَا غُنَّةٍ فِي لَامِ وَرَا *)

Jika ada tanwin atau nuun mati/ sukun bertemu/ diikuti salah satu huruf dua ( ل, ر ), maka harus dibaca Idghom bilaghunnah.

Contoh:

Contoh tanwin dalam bacaan Idghom bilaghunnah
Tanwin ً ٍ ٌ bertemu/ diikuti Ya ل Contohnya: رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ cara membacanya رَحْمَةَ لِّلْعَالَمِيْنَ
Tanwin ً ٍ ٌ bertemu/ diikuti Ya ر Contohnya: رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ cara membacanya رَؤُوْفُ رَّحِيْمٌ

Contoh Nuun Sukun/ mati dalam bacaan Idghom bilaghunnah
Tanwin نْ bertemu/ diikuti lam ل Contohnya: مِنْ لَدُنْهُ cara membacanya مِن لَّدُنْهُ
Tanwin نْ bertemu/ diikuti ra ر Contohnya: مِنْ رَبِّـهِمْ cara membacanya مِن رَّبِّـهِمْ 

IQLAB

وَالْقَلْبُ عِنْدَ الْبَاءِ مِيْمًا ذُ كِرَا

Apabila ada tanwin dan nun sukun bertemu ba', maka wajib dibaca iqlab (tanwin dan nun mati gantilah ke mim mati (sukun). 

Contoh:

مِنْ بَعْدِه dibaca menjadi مِمْ بَعْدِه
سَمِيْعٌ بَصِيْر dibaca menjadi سَمِيْعٌمْ بَصِيْر

SYARAH NAZHAM HIDAYATUS SHIBYAN

1. Nabhan Al-Hadhrami dalam Mursyidul Wildan ila Ma'ani Hidayat As-Shibyan
2. Muhammad Al-Haddad bin Ali bin Khalaf Al-Husaini Al-Maliki, dalam Irsyadul Ikhwan Syarah Hidayat Ash-Shibyan
3. Muhsin bin Jafar Abu Nami dalam Bahjatul Ikhwan Syarah Hidayat Al-Shibyan
4. Ahmad Muthahhir bin Abdurrahman dalam Syifaul Jinan bi Tarjamati Hidayat Ash-Shibyan (Bahasa Jawa; bil Lughatil Jawiyah) 

DOWNLOAD SYIFAUL JINAN, MAURID ZHOM'AN, IRSYADUL IKHWAN DAN NAZHAM

Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   ...

Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari Based on Fath al-Bari

  Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari   Based on Fath al-Bari Ibn Hajar Biography of Imam al-Bukhari    Biography of Ibn Hajar Asqalaani   Explanation Based on Fath al-Bari Ibn Hajar:  1       2     3       4       5       6      7       8       9       10       11       12       13       14      15       16      17     19     20      21      22      23       24      25       26       27       28       29       30&31    

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM)

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM) Untuk bisa memahami Qur’an dengan utuh, kita sangat memerlukan bantuan buku tafsir yang berisikan penjelasan dari para sahabat Nabi dan para ulama setelahnya tentang makna dan kandungan al-Qur’an. Mengapa? Sebab tidak bisa dan tidak boleh kita menafsirkan al-Qur’an sendiri tanpa bimbingan para ulama. Sebab tanpa bimbingan mereka kita bisa tersesat jauh dari jalan yang benar.  Untuk memahami al-Qur’an bisa saja kita mencoba untuk menerjemahkannya kata per kata sendiri, tanpa merujuk ulama atau buku tafsir yang mu’tabar (dikenal dan diakui validitasnya), akan tetapi bagaimana kalau ternyata yang kita pahami itu salah? Bagaimana kalau ternyata yang kita pahami bertentangan dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan para ulama? Nah karenanya, untuk memahami al-Qur’an gunakankan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Tafsir Ibnu Katsir, yang merupakan salah satu kitab tafs...