Skip to main content

Rahasia Puasa



Rahasia Puasa


Ramadhan selalu merupakan dambaan bagi setiap muslim  sejati. Pada bulan Ramadhan Allah membuka seluas-luasnya pintu ampunan dan rahmat bagi yang menjalankan ibadah puasa. Pahala mengalir bagai air bah bagi setiap kebaikan yang dilakukan seorang muslim. Jaminan ampunan terhadapa dosa-dosa yang lalu serta janji diajuhkan dari api neraka merupakan berita bahagia dengan datangnya Ramadhan. Betapa tidak,  dengan menunaikan  ibadah  Ramadhan,  banyak  sekali keuntungan  yang akan kita peroleh, baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.  Ramadhan yang pahalanya hanya Allah sendiri yang tahu merupakan  tabir rahasia puasa Ramadhan yang harus kita perhatikan bersama.

Di samping rahasia-rahasia puasa yang hanya Allah saja yang tahu pahala dan keistimewaannya, Dr. Yusuf Qardhawi dalam kitabnya Al Ibadah Fil Islam mengungkapkan ada lima rahasia  puasa  yang  bisa  kita  buka  untuk  selanjutnya  bisa  kita  rasakan kenikmatannya dalam ibadah Ramadhan.
1. Menguatkan Jiwa. 
Dalam hidup hidup, tak sedikit kita dapati manusia yang didominasi oleh hawa nafsunya,  lalu  manusia  itu  menuruti  apapun  yang  menjadi  keinginannya meskipun  keinginan  itu  merupakan  sesuatu  yang  bathil  dan  mengganggu serta merugikan  orang  lain.  Karenanya,  di  dalam  Islam  ada  perintah  untuk memerangi  hawa  nafsu  dalam  arti  berusaha  untuk  bisa mengendalikannya, bukan  membunuh  nafsu  yang  membuat  kita  tidak  mempunyai  keinginan terhadap sesuatu yang bersifat duniawi. 
Manakala dalam peperangan  ini manusia mengalami kekalahan, malapetaka besar akan  terjadi karena manusia yang kalah dalam perang melawan hawa nafsu itu akan mengalihkan penuhanan dari kepada Allah Swt sebagai Tuhan yang benar kepada hawa nafsu yang cenderung mengarahkan manusia pada kesesatan.  Allah  memerintahkan  kita  memperhatikan  masalah  ini  dalam firman-Nya  yang  artinya: 
“Maka  pernahkah  kamu  melihat  orang  yang menjadikan  hawa  nafsunya  sebagai  Tuhannya  dan  Allah  membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya.” (QS 45:23). Dengan  ibadah  puasa,  maka  manusia  akan  berhasil  mengendalikan  hawa nafsunya  yang  membuat  jiwanya  menjadi  kuat,  bahkan  dengan  demikian, manusia akan memperoleh derajat yang tinggi seperti layaknya malaikat yang suci  dan  ini  akan membuatnya mampu mengetuk  dan membuka  pintu-pintu langit  hingga  segala  do’anya  dikabulkan  oleh  Allah  Swt,  Rasulullah  Saw bersabda yang artinya: 
“Ada tiga golongan orang yang tidak ditolak do’a mereka: orang yang berpuasa hingga  berbuka,  pemimpin  yang  adil  dan  do’a  orang  yang  dizalimi  (HR. Tirmidzi).
2. Mendidik Kemauan. 
Puasa mendidik  seseorang  untuk memiliki  kemauan  yang  sungguh-sungguh dalam  kebaikan, meskipun  untuk melaksanakan  kebaikan  itu  terhalang  oleh berbagai  kendala.  Puasa  yang  baik  akan  membuat  seseorang  terus mempertahankan  keinginannya  yang  baik,  meskipun  peluang  untuk menyimpang begitu besar. 
Karena  itu, Rasulullah Saw menyatakan: Puasa  itu setengah dari kesabaran. Dalam kaitan ini, maka puasa akan membuat kekuatan rohani seorang muslim semakin prima. Kekuatan  rohani yang prima akan membuat seseorang  tidak akan lupa diri meskipun telah mencapai keberhasilan atau kenikmatan duniawi yang sangat besar, dan kekuatan rohani juga akan membuat seorang muslim tidak akan berputus asa meskipun penderitaan yang dialami sangat sulit.
3. Menguatkan Badan. 
Disamping kesehatan dan kekuatan  rohani, puasa yang baik dan benar  juga akan memberikan  pengaruh  positif  berupa  kesehatan  jasmani.  Hal  ini  tidak hanya dinyatakan oleh Rasulullah Saw, tetapi juga sudah dibuktikan oleh para dokter  atau  ahli-ahli  kesehatan  dunia  yang  membuat  kita  tidak  perlu meragukannya  lagi.  Mereka  berkesimpulan  bahwa  pada  saat-saat  tertentu, perut memang  harus  diistirahatkan  dari  bekerja memproses makanan  yang masuk sebagaimana  juga mesin harus diistirahatkan, apalagi di dalam  Islam, isi  perut  kita memang  harus  dibagi menjadi  tiga,  sepertiga  untuk makanan, sepertiga untuk air dan sepertiga untuk udara.
4. Mengenal Nilai Kenikmatan. 
Dalam  hidup  ini,  sebenarnya  sudah  begitu  banyak  kenikmatan  yang  Allah berikan  kepada  manusia,  tapi  banyak  pula  manusia  yang  tidak  pandai mensyukurinya.  Dapat  satu  tidak  terasa  nikmat  karena  menginginkan  dua, dapat  dua  tidak  terasa  nikmat  karena  menginginkan  tiga  dan  begitulah seterusnya. Padahal kalau manusia mau memperhatikan dan merenungi, apa yang  diperolehnya  sebenarnya  sudah  sangat menyenangkan  karena  begitu banyak  orang  yang memperoleh  sesuatu  tidak  lebih  banyak  atau  tidak  lebih mudah dari apa yang kita peroleh.
Maka  dengan  puasa,  manusia  bukan  hanya  disuruh  memperhatikan  dan merenungi  tentang  kenikmatan  yang  sudah  diperolehnya,  tapi  juga  disuruh merasakan  langsung  betapa  besar  sebenarnya  nikmat  yang  Allah  berikan kepada  kita.  Hal  ini  karena  baru  beberapa  jam  saja  kita  tidak  makan  dan minum  sudah  terasa  betul  penderitaan  yang  kita  alami,  dan  pada  saat  kita berbuka  puasa,  terasa  betul  besarnya  nikmat  dari  Allah  meskipun  hanya berupa sebiji kurma atau seteguk air. Disinilah letak pentingnya ibadah puasa guna mendidik kita untuk menyadari tinggi nilai kenikmatan yang Allah berikan agar  kita  selanjutnya  menjadi  orang  yang  pandai  bersyukur  dan  tidak mengecilkan  arti  kenikmatan  dari  Allah meskipun  dari  segi  jumlah memang sedikit dan kecil. 
Rasa syukur memang akan membuat nikmat  itu bertambah banyak, baik dari segi  jumlah atau paling  tidak dari segi  rasanya, Allah berfirman yang artinya:
“Dan  (ingatlah  juga),  tatkala  Tuhanmu  memaklumkan:  “Sesungguhnya  jika kamu  bersyukur,  pasati Kami  akan menambah  (nikmat)  kepadamu,  dan  jika kamu mengingkari  (nikmat-Ku), maka  sesungguhnya  azab-Ku  sangat  pedih (QS 14:7).
5. Mengingat dan Merasakan Penderitaan Orang Lain. 
Merasakan  lapar  dan  haus  juga  memberikan  pengalaman  kepada  kita bagaimana  beratnya  penderitaan  yang  dirasakan  orang  lain.  Sebab pengalaman  lapar  dan  haus  yang  kita  rasakan  akan  segera  berakhir  hanya dengan  beberapa  jam,  sementara  penderitaan  orang  lain  entah  kapan  akan berakhir. 
Dari  sini,  semestinya  puasa  akan  menumbuhkan  dan  memantapkan  rasa solidaritas  kita  kepada  kaum muslimin  lainnya  yang mengalami  penderitaan yang  hingga  kini masih  belum  teratasi. Oleh karena  itu, sebagai simbol dari  rasa solidaritas  itu, sebelum Ramadhan berakhir,  kita  diwajibkan  untuk  menunaikan  zakat  agar  dengan  demikian setahap  demi  setahap  kita  bisa  mengatasi  persoalan-persoalan  umat  yang menderita. Bahkan zakat  itu  tidak hanya bagi kepentingan orang yang miskin dan  menderita,  tapi  juga  bagi  kita  yang  mengeluarkannya  agar  dengan demikian, hilang kekotoran  jiwa kita yang berkaitan dengan harta seperti gila harta, kikir dan sebagainya. Allah berfirman yang artinya:
“Ambillah zakat dari sebagian  harta  mereka,  dengan  zakat  itu  kamu  membersihkan  dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka. Sesungguhnya do’a kamu itu  (menjadi) ketentraman  jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar  lagi Maha Mengetahui (QS 9:103).

BULAN Ramadhan merupakan bulan penuh berkah. Di dalamnya banyak terkandung hikmah. Namun, tak semua orang mengetahui dan mampu meraihnya. Mengenai rahasia yang terkandung dalam ibadah puasa, Imam al Ghazali mengungkapkan dalam bukunya yang berjudul Ihya Ulum al Din. Menurut Al Ghazali, ada tiga tingkatan dalam berpuasa.
1. Puasa umat muslim pada umumnya. Ini untuk menahan diri dari makan, minum, dan dari gairah seksual. Ini adalah jenis terendah dari puasa.
2. Puasa dari beberapa Muslim terpilih. Dalam puasa jenis ini, selain hal-hal di atas, seseorang harus menahan dirinya dari dosa-dosa yang dilakukan tangan, kaki, penglihatan, dan anggota tubuh lainnya.
3. Puasa tingkat tertinggi. Orang-orang ini menjaga puasa pada pikiran. Dengan kata lain, mereka tidak memikirkan hal lain kecuali Allah dan akhirat. Mereka hanya memikirkan dunia dengan tujuan akhirat karena itu adalah tanah benih untuk masa depan. Seorang bijak berkata: Satu dosa tertulis dibuat dan dipersiapkan hanya untuk membatalkan usaha puasa seseorang pada siang hari. Golongan orang tertinggi ini adalah para Nabi dan orang-orang yang dekat dengan Allah. Puasa semacam ini dapat dilakukan setelah seseorang mengorbankan diri dan pikirannya sepenuhnya kepada Allah. Kata Al Ghazali, agar mencapai kesempurnaan, puasa dari orang shaleh yang terpilih itu harus menitikberatkan pada 6 perkara yang jadi tugasnya.
 1. Untuk menahan pandangan mata dari apa yang buruk dan dari hal-hal yang mengalihkan perhatian akan ingatan kepada Allah. Nabi berkata: Penglihatan mata adalah panah beracun dari panah iblis. Jika seseorang menyerah, Allah memberinya keyakinan seperti itu sebagaimana dirasakan oleh pikirannya.
2. Untuk menahan lidah dari pembicaraan yang tidak berguna, berbohong, menjelek-jelekan orang, memfitnah, berbicara kasar, kecabulan, kemunafikan dan permusuhan, untuk mempraktekan keheningan dan untuk menjaga lidah sibuk dengan berdzikir dan membaca Al-Quran.
3. Untuk menahan telinga dari mendengar pembicaraan yang buruk, karena apa yang haram untuk diucapkan juga haram untuk didengar. Untuk alasan ini, Allah menempatkan pemakan makanan yang haram dan pendengar kata-kata yang haram berada pada tingkat yang sama. Nabi juga berkata: Orang yang menjelek-jelekan dan orang yang mendengarkannya dosanya sama.
4. Untuk menyelamatkan tangan, kaki, dan organ lainnya dari dosa, dari perbuatan jahat dan untuk menyelamatkan perut dari hal-hal yang meragukan pada saat berbuka puasa. Tidak ada maknanya jika berpuasa dari makanan halal namun berbuka dengan makanan haram. Dia seperti orang yang menghancurkan satu kota untuk membangun sebuah bangunan.
5. Untuk makan begitu banyak pada saat berbuka puasa sampai perut penuh, bahkan meskipun itu makanan halal. Perut yang dipenuhi dengan makanan halal yang terlalu banyak lebih dibenci ketimbang hal lainnya. Tujuan dari puasa adalah menjaga agar perut kosong supaya dapat mengendalikan nafsu dan meningkatkan ketakutan terhadap Allah.
6. Untuk menjaga pikiran orang yang berpuasa berada di antara rasa takut dan harapan, karena dia tidak tahu apakah puasanya akan diterima atau tidak, apakah dia akan berada di dekat Allah atau tidak. Ini harus menjadi kasus untuk setiap ibadah.
Puasa mengandung banyak keajaiban. Hal ini bukan hanya diakui oleh ulama-ulama Islam; tapi juga ilmuan-ilmuan Barat. Berikut ini, akan dipaparkan sepuluh keajaiban syariat puasa.
Pertama, menurut Syeikh Ibnu Utsaimin dalam buku  “Min Fataawaa al-Ulamaa fi al-Shiyaam wa al-Qiyaam wa Iid Syahr Ramadhan” (Musa Yunus, 1999: 23) puasa bisa membuat orang merasa sebagai satu entitas; mempererat jalinan hubungan antar individu masyarakat; dan bisa melatih jiwa untuk naik tingkat menuju kesempurnaannya.
Kedua, menurut Syeikh Bin Baz dalam  “Majmuu’ Fataawa wa Maqalaat Mutanawwi’ah-al-Shiyaam” (Ibnu Baz, 1420:XV/39-41), puasa bisa mensucikan, melatih dan membersihkan jiwa dari akhlak tercela serta membiasakannya melakukan akhlak mulia. Di samping itu, puasa membuat orang mengakui akan kelemahan dan kekuarangannya di hadapan Allah sehingga melahirkan rasa syukur dan kepedulian sosial dengan membantu saudara-saudaranya yang membutuhkan.
Ketiga, dalam buku  “Kitaab al-Shiyaam” (1992: 9, 10) karya Abu Bakar Al-Faryabi, disebutkan bahwa puasa sebagai metode unik (satu-satunya) untuk menanamkan pada jiwa manusia akhlak mulia, menyulut gairah keislaman, membersihkannya diri dari berbagai macam kotoran, memutus rasa ragu, mendorong mukmin bersedekah dan berderma serta mendorong kerekatan hubungan antara si kaya dan si miskin.
Keempat,  berdampak baik secara medis atau kesehatan. Alexis Carrel (dokter peraih nobel bidang kesehatan pada tahun 1912) pernah meneliti bahwa puasa memiliki efek dahsyat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Buah dari penelitiannya tersebut  ditulis dalam sebuah buku berjudul:  “Man the Unknow” (“The Miracle of Fast” [Amirulloh, 2014: X])
Berbagai hasil penelitian para pakar terhadap kedahsyatan puasa yang dikumpulkan Allan Cott, M.D.  dalam sebuah buku yang berjudul  “Why Fasty?” , menjadi menarik untuk dikemukakan di sini. Berdasarkan hasil penelitian yang dikumpulkannya, di antara kedahsyatan puasa sebagai berikut:  menjadikan penglihatan terasa lebih muda atau lebih jelas; membersihkan badan dari berbagai penyakit; menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar lemak; mampu mengendalikan nafsu; membuat badan sehat dengan sendirinya; dapat mengendorkan ketegangan jiwa; dapat menajamkan fungsi indrawi;  dapat mengendalikan kemauan diri sendiri; serta bisa memperlambat proses penuaan.
Kelima, membuat fisik dan psikis lebih baik. Menurut penelitian Allan Cott, M.D. (ahli Biologi asal Amerika, dalam buku “Why Fasty?”), puasa dapat membuat fisik dan psikis lebih baik (to feel better physically and mentally).
Keenam, bisa membuat awet muda secara fisik mental dan spiritual. Berdasarkan penelitian Dr. Yuri Nikolayev (Direktur Rumah Sakit Jiwa Moskow) menyebutkan bahwa puasa bisa mernbuat tetap awet muda secara fisik, mental dan spiritual.
Ketujuh,  puasa menimbulkan dampak sangat positif sekalipun bagi para wanita. Menurut Alvenia M. Fulton (Direktur Lembaga Makanan Sehat “Fultonia” asal Amerika Serikat) bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik wanita secara alami. Di samping itu, bisa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Yang tak kalah penting, puasa sanggup menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh.
Tiga keajaiban berikutnya dikutip dari buku “Dahsyatnya Puasa Sunah: Kunci Utama Meraih Sukses Dunia & Akhirat” (2010: 74-82) karya H. Amirullah.
Kedelapan, Puasa dapat meningkatkan kecerdasan emosional (emotional quotient). Berdasarkan catatan beliau, puasa menjadi media yang sangat tepat untuk melejitkan kecerdasan emosional seseorang. Di samping itu, puasa juga dapat memperkuat motivasi, mendorong kemauan, mengajarkan kesabaran, membantu menjernihkan pikiran, dan menglihami pendapat yang cerdas.
Kesembilan, dapat meningkatkan kecerdasan spiritual. Haji Amirullah menandaskan bahwa orang yang berpuasa merniliki kesadaran spiritual yang tinggi. Sebab ibadah puasa yang dikerjakan bukan karena dorongan manusia, tetapi karena kesadaran internal batiniyahnya yang tinggi, berupa:  dasar keikhlasan sebagai bentuk kesadaran yang sesuai naluri manusia.
Sedangkan yang kesepuluh, puasa dapat memupuk kepekaan sosial. Ibadah puasa ini bisa melahirkan kepedulian sosial yang tinggi. Saat umat Islam dilarang makan dan minum selama sehari penuh, sejak terbit fajar sampai terbenam matahari,  mereka bisa merasakan rasanya lapar dan haus. Karena di luar sana banyak saudara-saudara yang kadang tidak makan sampai berhari-hari.
Bila dari kesepuluh keajaiban tadi dirangkum, maka keajaiban ibadah ini meliputi masalah medical (medis), spiritual, sosial, psikis dan emosional. Dengan menjalankan ibadah puasa dilandasi iman dan mengharap rida Allah –sebagaimana dalam hadits shahih- insya Allah keajaiban-keajaiban itu bisa terkuak dan dirasakan oleh setiap orang yang menjalankannya.

Rasulullah bersabda: “Seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang tersedia di bulan Ramadhan, niscaya dia berharap bulan Ramadhan itu sepanjang tahun. Berbagai penelitian dan analisa medis telah menyebutkan bahwa puasa -sebagai salah satu ibadah utama pada bulan Ramadhan- memiliki dampak positif yang sangat besar bagi kesehatan organ tubuh. Berikut adalah 10 manfaat puasa bagi kesehatan menurut penelitian:
  1. Membuang Racun dalam Tubuh
Tidak dapat dipungkiri bahwa gaya hidup pada zaman seperti sekarang ini cenderung lebih mengedepankan segala sesuatu yang bersifat instan, termasuk dalam hal makanan. Dan faktanya, makanan yang bersifat saji ini banyak mengandung zat kimia yang bisa menjadi racun serta berbahaya bagi tubuh.
Ternyata aktivitas puasa mampu menghilangkan racun yang sebagian besar tersimpan dalam lemak tubuh. Pada saat puasa lemak akan dibakar, dan terjadilah proses detoksifikasi atau pembuangan racun dalam tubuh.
  1. Menjaga Kesehatan Jantung
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pada saat berpuasa, terjadi peningkatan HDL (High Density Lipoprotein) dan apoprotein alfa 1, serta penurunan LDL (Low Density Lipoprotein) atau yang sering disebut koleterol jahat. Yang mana proses tersebut baik untuk jantung dan pembuluh darah. Aktivitas puasa mampu menurunkan LDL pada tubuh. penumpukan di dinding pembuluh nadi koroner, yang akan menyebabkan penyempitan dan penyumbatan aliran darah (arteriosclerosis)
  1. Baik untuk Kesehatan Mental
Ilmuwan bidang kejiwaan Dr. Ehret mengatakan, otak manusia memiliki fungsi pembersih dan penyehat otak dengan bantuan sel yang disebut “neuroglial cells”. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang sakit atau mati akan “dimakan” oleh sel-sel neurogial yang  akan berdampak baik pada mental seseorang. Sebuah penelitian di Moskow, yang dilakukan oleh seorang guru besar yang bekerja pada lembaga psikiatri The Moskow Psychiatric Institute bernama Nicolayev. Dalam salah satu usahanya, Nicolayev menterapi pasien sakit jiwa dengan menerapkan puasa selama 30 hari. Setelah menjalani terapi hasilnya sangat memuaskan. Para pasien bisa disembuhkan. Dan diprediksi kemungkinan pasien tidak kambuh lagi selama 6 tahun bahkan sembuh total.
  1. Memperlancar Sistem Pencernaan
Selama berpuasa, maka organ-organ pencernaan akan beristirahat. Namun fungsi fisiologis pencernaan tetap berjalan normal, terutama produksi sekresi pencernaan. Sehingga membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan membersihkan tubuh dari sisa-sisa atau endapan makanan. Pengolahan makanan dalam sistem pencernaan juga relatif tetap stabil, pelepasan energi juga mengikuti pola yang bertahap. Puasa juga akan membuat sistem pencernaan memperoleh waktu untuk merevitalisasi dan meningkatkan fungsinya.
  1. Mengurangi Gula Darah dan Lemak
Selama berpuasa tubuh melakukan peningkatan glukosa agar bisa memperoleh energi. Glukagon juga diproduksi untuk membantu pemecahan glukosa. Hal ini berdampak pada pengurangan produksi insulin, yang dengan demikian maka akan mengurangi gula darah dalam tubuh. Dan ketika produksi glukosa habis, lemak yang tersimpan juga akan dibakar untuk menghasilkan energi. Ternyata puasa pun mampu membakar lemak tanpa harus melakukan diet berlebihan.
  1. Menurunkan Hipertensi
Puasa juga menjadi salah satu metode untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Suasana spiritual yang tenang dan jauh dari amarah membuat adrenalin menurun dan menjadikan hormon lebih stabil. Hal ini mampu menurunkan tekanan darah dalam tubuh.
  1. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Berdeda dengan Starvasi atau kelaparan yang dalam keadaan tertentu dapat mengganggu kesehatan tubuh, puasa justru sebaliknya. Ketika berpuasa maka terjadi peningkatan Limfosit dalam tubuh, yang mampu memberikan pengaruh sangat baik terhadap sistem kekebalan tubuh. Sehingga imunitas tubuh menjadi lebih kuat dan tidak mudah terserang virus dan penyakit.
  1. Meningkatkan Hormon Seksual
Dalam sebuah penelitian menunjukkan, ada terdapat hubungan antara puasa dengan hormon dan kemampuan seksual laki-laki. Penelitian tersebut mengamati terjadinya penurunan kadar hormon kejantanan (testoteron) dan lemotin (LH) pada awal minggu pertama puasa. Namun dalam jangka panjang setelahnya, hormon testoteron dan performa seksual justru meningkat pesat melebihi sebelumnya.
  1. Memperbaiki Fungsi Ginjal
Pengurangan konsumsi air selama puasa, ternyata sangat efektif untuk meningkatkan konsentrasi urin dalam ginjal, juga meningkatkan kekuatan osmosis urin mencapai 12.000 ml osmosis/kg air. Hal ini sangat baik bagi kinerja dan fungsi ginjal. Selain itu, pengurangan konsumsi air juga dapat meminimalkan volume air dalam darah, sehingga mampu memacu kinerja mekanisme lokal pengatur pembuluh darah dan menambah prostaglandin yang akhirnya akan memacu fungi dan kerja sel darah merah.
  1. Meningkatkan Kinerja Otak
Dalam penelitiannya, Mark Mattson, Ph.D ilmuwan bidang neurologi yang juga seorang kepala laboratorium neuroscience di NIH’s National Institute on Aging menunjukkan bahwa secara signifikan puasa bisa melindungi otak dari penyekit de-generatif seperti Alzheimer atau Parkinson.
Demikianlah tanda-tanda kekuasaan Allah yang diberikan kepada umatnya, melalui kewajiban berpuasa. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Ath-Thabrani, Ibnu Khuzaimah dan Al-Baihaqi, dari Abu Mas’ud Rasulullah bersabda: “Seandainya manusia mengetahui besarnya pahala yang tersedia di bulan Ramadhan, niscaya dia berharap bulan Ramadhan itu sepanjang tahun.”

Suatu ketika, Hajjaj beristirahat sejenak dalam suatu perjalanan antara Makkah dan Madinah. Lalu ia meminta pada pengawalnya untuk disiapkan makanan.Dilihatlah olehnya seorang Arab badui, lantas ia undang untuk makan bersamanya. Respons orang Arab gunung itu unik. Katanya, “Aku memenuhi undangan yang lebih baik darimu dan aku mengabulkannya.” “Siapakah itu?” tanya Hajjaj.“Allah Subhanahu Wata’ala. Ia mengundangku (menyeruku) untuk berpuasa, lalu aku memenuhinya,” jawab Arab badui. Karena keheranan, Hajjaj bertanya, “Pada kondisi sepanas ini?” “Ya. Aku berpuasa untuk (menyiapkan diri pada) hari yang lebih panas darinya (di akhirat),” jawab badui.

Melihatnya bersikukuh seperti itu, Hajjaj mencoba membujuk, “Berbukalah sekarang, baru besok berpuasa lagi.” Masih dalam keteguhan semula, si badui menjawab, “Jika kamu bisa menjaminku hidup sampai besok, maka aku akan berbuka saat ini juga.” “Mana mungkin aku bisa menjamin itu,” kata Hajjaj. “Lalu kenapa,” kata si badui, “kamu memintaku melakukan sesuatu yang bersifat duniawi untuk menggantikannya dengan sesuatu yang bernilai akhirat. Kamu tak akan sanggup.”Dari kisah itu, ada pelajaran menarik. Puasa adalah undangan Allah kepada orang-orang beriman. Orang Mukmin sejati akan memilih memenuhi panggilan Allah dengan suka cita dibanding dengan undangan apapun yang bersifat duniawi.
Ketika dirinya dihadapkan dengan dua pilihan pelik, antara akhirat dan dunia, maka yang dipilih adalah yang berorientasi keakhiratan. Sebagaimana si badui, mungkin kalau dia memenuhi keinginan Hajjaj, sejenak dia akan hilang dahaga dan lapar. Namun, bersamaan dengan itu, dia telah menyia-nyiakan kenikmatan yang abadi. Makanya, dirinya lebih memilih undangan Allah daripada ajakan Hajjaj. Lebih dari itu, puasa melatih ketahanan diri dan kesabaran. Bagi orang Mukmin, dalam situasi apapun selama tidak dalam koridor berhalangan secara syar’i, maka pantang baginya untuk tidak berpuasa. Seperti si badui yang tetap berpuasa dalam kondisi sepanas apa pun demi memenuhi undangan Allah.
Dengan kata lain, orang berpuasa itu tak gampang terbujuk dengan rayuan duniawi. Baginya, nikmat akhirat adalah nikmat sejati. Segala bujukan dan rayuan yang justru menjauhkan dirinya dari Allah, maka tidak akan dihiraukan. Di antara nilai penting lain yang terkandung dalam ibadah puasa adalah lahirnya kesadaran internal bahwa Allah selalu mengawasi kita baik lahir maupun batin. Bukankah Allah berfirman:
إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ عَلَيۡكُمۡ رَقِيبٗا
“Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (QS. An-Nisa [4]: 1)
Nah, dengan berpuasa, kesadaran akan pengawasan Allah akan melejit tinggi. Laksana orang badui tadi. Jika Mukmin sedari awal mengimajinasikan bahwa puasa yang ditunaikan adalah sebagai bentuk pemenuhan undangan Allah, maka yang namanya orang datang ke kondangan, akan menyiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Sebab, kalau tidak ada persiapan alias ala kadarnya, dirinya akan malu dan kehilangan harga diri.
Jadi, puasa laksana undangan Allah Subhanahu wata’ala yang perlu disambut dengan sebaik-baiknya. Puasa juga melatih ketahanan diri dan kesabaran Mukmin serta tidak gampang terbujuk dengan rayuan duniawi. Lebih dari itu rasa muraqabatullah akan ter-install dalam jiwa sehingga denyut nadi dan kehendaknya tidak pernah alpa dari pengawasan Allah karenanya dia akan senantiasa berhati-hati dalam setiap aktivitasnya.

*********************************
Kontributor: Abu Hamid Muhammad alGhazali; Mahbub Budi Setiawan, Admin Hidcom, Yahya G Nasrullah. Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF

Comments

Popular posts from this blog

Tafsir al-Quran

  TAFSIR AL-QUR'AN Bacaan Al-Quran (Al-Quran Recitation) Tafsir As-Su'udi, Al-Baghawi, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, At-Thabari ( Arabic)   Al-Quran Terjemah Per Kata dan Tafsir (Kemenag RI, Jalalain, Ibn Katsir & Al-Misbah )   Al-Quran dan Terjemahannya (Indonesia & English, Bacaan Oleh Al-Afasi ), Tafsir Kemenag dan Aspek Terkait   Tafsir Kemenag RI, Bacaan Oleh Al-Husary Learn Quran Tafsir (Jalalain, Ibnu Katsir, Kemenag RI dan Al-Azhar )   TafsirWeb (Al-Muyassar, Al-Mukhtasar,  Al-Wajiz, As-Sa'di, Sawi , dll)    Tafsir al-Mukhtasar fi Al-Quran al-Karim (Indonesia)       Tafsir Hidayatul Insan - Al Ustadz Marwan Bin Musa   Belajar Al-Quran Kata Per Kata   Tafsir NU Online    Tafsir Al-Mukhtasar fi Al-Quran Karim (English)   Maududi Tafhimul Quran Tafsir (English)   Ibn Kathir Al-Quran Tafsir ( English )   Tafsir Ibn Katheer & Ma’arif ul-Quran (in English, Arabic, Urdu )      Tafsir Ibn Abbas (English)    Tafsir Kashani (English)   Tafsir Kashf Al-Asrar (English)

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   Al-Quran Digital (Display Ayat dan Terjemahan), Murattal Oleh Syaikh Abdulrahman al-O

Update Laporan Donasi Wakaf Tanah & Bangunan Darul Quran Mina (DQM)

Update Laporan Wakaf  Bangunan Darul Quran Mina (DQM) Yayasan Pembangunan Islam Mina , SK Kementerian Hukum & HAM RI No. AHU.0006005.AH.01.04.2017 1. Kantor Pusat (HQ):  Alamat: Darul Quran Mina (DQM), Lampeuneurut Ujong Blang, Darul Imarah, Aceh Besar, INDONESIA 23352.  Kebutuhan Dana:  - Tanah seluas 364 M2 & 1 Unit Bangunan: Rp 998,000,000,- -  3 unit Balai Pengajian: Rp 26,600,000,- ************************************** Transfer Wakaf Bangunan DQM ke No Rekening (Acc): 📟 No. Acc Bank Aceh Syari'ah : 62002200105180 Kode Bank 116  (Swift Code: PDACIDJ1) 📟 No. Acc Bank Syariah Indonesia: 7147283126 Kode Bank 451  (Swift Code: BSMDIDJAXXX  ) 📟 No. Acc Bank CIMB Niaga Syariah: 761968078600 Kode Bank 022  (Swift Code: BNIAIDJA XXX ) Semuanya a.n: Sofyan Kaoy Umar  Konfirmasi setelah Transfer:  WA: +6281234582087 (Ust.Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF), Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Islam Mina Khusus  bagi  muhsinin Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia &am