Metode Menghafal Al-Qur’an
1. Di Ma’had Tahfidz Abu Bakar Ash-Shiddiq Solo
Bagaimana metode menghafal Al-Qur’an yang
baik. Metodenya bervariasi tergantung tempat, keadaan, suasana dll. Di sini dipaparkan
metode hafalan yang diterapkan di Ma’had Tahfidz Abu Bakar Ash-Shiddiq, Solo
yang sudah banyak menghasilkan para huffaz.
.
Sebelumnya perlu diketahui kegiatan-kegiatan
di sana lebih dulu., antara lain :
1. Ziyadah (setoran hafalan
baru)
2. Muraja’ah (mengulang hafalan
lama) : Juz Baru dan Juz Lama
3. Durus Idhofiyah (Pelajaran
Tambahan) : ‘Ulumul Qur’an, Tafsir Ahkam, Shirah Nabawiyah, Aqidah.
METODE
Metode yang paling pokok: Menghafal 1
lembar (2 halaman) tiap hari masuk, disetorkan ke Ustaz/ustadzah hingga selesai
1 juz (10 lembar = 20 halaman) kemudian hafalan Juz tersebut diujikan. Dengan
demikian, akan diperoleh hafalan 2 juz tiap bulan (insya Allah). Target khatam
menghafal al-Qur’an selama 2 tahun (target normal). Lalu bagaimana cara
menghafalnya, tergantung individunya.
Ada satu kegiatan atau tugas lagi di
sana, yaitu TILAWAH HARIAN, target minimal : khatam 1 bulan sekali.
METODE MAJU KE Ustaz/Ustazah
1. MAJU ZIYADAH, minimal 1 lembar (=2
halaman)
2. MURAJA’AH JUZ BARU, semua halaman di
juz baru yang sudah disetorkan, disetorkan lagi (dimuraja’ah). Jadi kalau saat
itu setor lembar ke 5, maka muraja’ahnya adalah 4 lembar sebelumnya… jika sudah
menghafal lembar terakhir (lembar ke-10 dari juz itu), maka muraja’ahnya adalah
9 lembar sebelumnya.
3. MURAJA’AH JUZ LAMA : minimal 1/4
juz. Di antara santrinya ada yang maju 1/2 atau 1 juz sekalian.
Kalau Tilawah harian biasanya dijadikan
PR di rumah, habis maghrib. atau kalau kita pinter ngatur waktu, maka saat di
masjid pun bisa untuk tilawah juga. Hanya saja, biasanya di masjid waktunya sudah
habis buat setoran dan muraja’ah…
4. MURAJA’AH BERKELOMPOK: biasanya
dikerjakan saat sore hari habis ashar di mushalla. Sekelompok siswi membentuk
kelompok lalu bersama-sama membaca juz yang sama secara bersamaan dengan suara
jahr… di dekat ustadzah. Makanya saat sore. ustadzah pindah dari kursi ke
karpet (pindah ruang dari ruang kelas ke ruang mushola) untuk mendengarkan dan
mengawasi yang tasmi’ bersama, selain juga menyimak setoran atau muraja’ah
kami.
Teknis muraja’ah model ini: selama 1
pekan membaca juz yang sama. Lalu pekan berikutnya adalah juz selanjutnya dan
juz pekan sebelumnya dst.
UJIAN
Setiap selesai menyetorkan 1 juz, maka
ada ujian untuk juz tersebut. Selain itu, ada juga ujian di akhir semester.
Jika juz itu sudah diujikan lalu mulai menghafal juz berikutnya, maka juz yang
sudah diujikan itu harus juga dimuraja’ah lagi di waktu yang akan datang di
hadapan ustadzah.
Macam ujian:
1. UJIAN JUZ BARU: setiap selesai
menyetorkan hafalan 1 juz.
2. UJIAN AKHIR, terdiri dari 2 jenis:
(1) Ujian Durus Idhofiah, dan
(2) Ujian Hafalan Al-Qur’an.
Ujian Hafalan Al-Qur’an adalah ujian
SELURUH JUZ yang sudah disetorkan, baik pada semester tersebut maupun pada
semester sebelumnya.
Untuk semester 1, minimal telah hafal 7
juz.
Untuk semester 2, minimal telah hafal
15 juz.
Untuk semester 3, minimal hafal 22/23
juz.
Semester 4, hafal 30 juz (insya Allah).
Alhamdulillah, Ustaz/ustadzah yang
membimbingnya begitu telaten dan senantiasa memberikan semangat untuk menghafal
dan muraja’ah. Di setiap akhir sebelum pulang, mereka memberikan nasihat,
mengingatkan akan tugas-tugas kami.. satu per satu… sambil meyerahkan buku
monitor hafalan… (contoh : Niken, besok ujian juz 2 ya, muraja’ahnya juz 1…
‘Abidah, besok melanjutkan juz 13, muraja’ahnya juz 10)… lalu diakhiri dengan
membaca doa bersama (doanya panjang, tertulis di lembar terakhir buku
monitor).. Lalu Murid bersalaman satu per satu dengan Ustaz/Ustadzah sebelum
pulang.
Masrurun jiddan…
Ada satu lagi, ujian paling akhir
(Nihai – 30 juz)
Ujiannya ini bertahap :
Tiap 1 juz -> 30 kali
Tiap 3 juz –> 10 kali
Tiap 5 juz –> 6 kali
Tiap 10 Juz –> 3 kali
15 juz –> 2 kali / 30 juz
Tapi, santri juga diberi keringanan,
misalnya bisa langsung maju 10 juz, maka tidak perlu ujian tiap 1 juz / 5 juz.
Ini lebih menyingkat waktu. Ujian tiap 10 Juz ini biasanya dipilih pada hari
Sabtu. Untuk 10 juz berikutnya adalah hari Sabtu berikutnya, 10 juz terakhir
adalah Sabtu berikutnya lagi. Jadi, waktu tenggang dari ujian satu ke ujian
lain paling lama adalah 1 pekan. Jika melebihi, maka harus diulang lagi. Untuk
ujian 30 juz, bisa milih : satu hari 15 juz lalu dilanjutkan hari berikutnya,
atau 30 juz sekali duduk. Pernah seorang santri ketika ujian 30 juz dalam satu
hari, mulainya jam lima pagi, berakhirnya jam dua malam…Alhamdulillah, bisa
selesai.
Ustaz/Ustadzah kadang-kadang memberikan
trik-trik / metode bagaimana agar setelah selesai setor 30 juz, langsung bisa
ujian 10 juz di hari Sabtunya. Merea memberikan bimbingan.. dan metode itu bisa
diterapkan.
2.
(akan dilanjutkan apabila sudah
disiapkan)


Comments
Post a Comment