MENJELANG KEMATIAN
Pada
saat kita menjelang kematian, semua jabatan dan karir dunia akan kembali ke nol
.... tidak ada yang dapat
dibanggakan.... dulu bangga dengan jabatan. SAAT KEMATIAN ITU KIAN
DEKAT. Kita diberikan kenikmatan oleh Allah ilmu teknologi sehingga saya mampu
membuat teknologi canggih (seperti kemampuan
menciptakan pesawat terbang, dll)Namun kita tahu bahwa ilmu agama itu lebih
bermanfaat untuk umat. Kalau disuruh memilih antara keduanya maka memilih ilmu
Agama.
Di
masa tua dimana tangan menggigil karena lemah..., Penyakit menggerogoti sejak
lama...Duduk
tak enak, berjalan pun tak nyaman... Untunglah seorang kerabat jauh mau tinggal
bersama menemani beserta seorang pembantu....Ada
anak-anak yang semuanya sukses dalam karier dunia, berpendidikan tinggi sampai
ke luar negeri... Ada yang misalnya berkarir di luar negeri... » bekerja di
perusahaan asing dengan posisi tinggi... », Dan ada pula yang jadi pengusaha
...sukses dalam Ekonomi, saya angkat dua jempol » semuanya kaya raya...Namun...ketika
keadaan sudah tua ORang tersebut akan "merasa hampa", ada "pilu
mendesak" disudut hatinya..
Tidur
tak nyaman...Berjalan memandangi foto-foto masa lalunya ketika masih perkasa
& enegik yang penuh kenangan. Di rumah yang besar orang akan merasa
kesepian, tiada suara anak, cucu, hanya detak jam dinding yang berbunyi
teratur...Punggungnya terasa sakit, sesekali air liur keluar dari mulutnya....Dari
sudut mata ada air yang menetes.. rindu dikunjungi anak-anak, semarak dan ceria
dalam keluarga, mengangungkan Allah sang Pencipta. Tapi kalau semua anak-anak sibuk
denga pekerjaan dan jabatan dan tinggal jauh di kota atau negara lain...Ingin
pergi ke tempat ibadah namun badan tak mampu berjalan....
Begitu
lama waktu ini bergerak, tatapannya hampa, jiwanya kosong, hanya gelisah yang
menyeruak...sepanjang waktu .... Hanya
menunggu sesuatu yg tak pasti...yang pasti hanyalah KEMATIAN.Rumah besar tak
mampu lagi menyenangkan hatinya...Anak
sukses dalam karier dan jabatan tak mampu lagi menyejukkan rumah mewahnya yang
ber AC...Cucu-cucu yang hanya seperti orang asing bila datang..._Asset-asset
produktif yang terus menghasilkan, entah untuk siapa .? Kira-kira jika malaikat
"datang menjemput", akan seperti apakah kematian nya nanti. Siapa
yang akan memandikan ? Adakah anak-anak sudah tahu cara memandikan ayahnya bila
meninggal, atau dimandikan oleh orang lain.Dimana akan dikuburkan ?? Sempatkah
anak kesayangan dan menjadi kebanggaannya datang mengurus jenazah dan
menguburkan?. Apa amal yang akan dibawa ke akhirat nanti? Rumah akan di
tinggal, asset juga akan di tinggal pula...Anak-anak entah apakah akan ingat
berdoa untuk kita atau tidak ???
Sedang
ibadah mereka sendiri saja belum tentu dikerjakan ??? Apa lagi jika anak tak
sempat dididik sesuai tuntunan agama???
Ilmu agama hanya sebagai sisipan saja..._"Kalau lah sempat"
menyumbang yang cukup berarti di tempat ibadah, Rumah Yatim, Panti Asuhan atau
ke tempat-tempat di jalan Allah yang lainnya..."Kalau lah sempat"
dahulu membeli sayur dan melebihkan uang pada nenek tua yang selalu
datang...... "Kalau lah
sempat" memberikan sandal untuk disumbangkan ke tempat ibadah agar dipakai
oleh orang yang memerlukan..... "Kalau
lah sempat" membelikan buah buat tetangga, kenalan, kerabat, dan handai
taulan... Kalau lah kita tidak kikir kepada sesama, mungkin itu semua akan
menjadi "Amal Penolong" nya ...Kalaulah dahulu anak disiapkan menjadi
'Orang yang shaleh', dan 'Ilmu Agama' nya lebih diutamakan
Ibadah
sedekahnya di bimbing/diajarkan & diperhatikan, maka mungkin senantiasa
akan 'Terbangun Malam', 'meneteskan air mata' mendoakan orang tuanya. Kalaulah
sempat membagi ilmu dengan ikhlas pada orang sehingga bermanfaat bagi sesama...
KALAULAH SEMPAT", Mengapa kalau sempat ? Mengapa
itu semua tidak jadi perhatian utama kita ?
Sungguh kita tidak adil pada diri sendiri. Kenapa kita tidak lebih serius? Menyiapkan 'bekal' untuk menghadap-Nya dan
'Mempertanggung Jawabkan kepadaNya? Jangan terbuai dengan 'Kehidupan Dunia'
yang bisa melalaikan.....Kita boleh saja giat berusaha
di dunia....tapi jadikan itu untuk bekal kita pada perjalanan panjang &
kekal di akhir hidup kita.
****************************
Kontributor:
Prof.Ing B.J Habibie (Presiden RI ke 3) sewaktu memberi Ceramah di Cairo,
Mesir. Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com
Comments
Post a Comment