Tips Menghafal al-Qur'an
Nikmatnya bermesraan dengan Al-Qur’an, begitu perasaan yang diungkapkan Ustadz Deden Mukhyaruddin yang Allah Ta’ala taqdirkan sukses menghafal 30 juz dalam tempo hanya 56 hari. Hal tersebut terungkap dalam Kajian Indahnya hidup dengan Menghafal dan Mentadabburi Al-Qur’an bersama Ustadz Bachtiar Nashir dan Ustadz Deden Mukhyaruddin bersama Ustadzuna Alfan Syulukh, S.Psi., Al Hafidz.
Tips Menghafal Qur'an
Tips ini merupakan cara jitu Ustadz Deden Makhyaruddin yang menghafal 30 juz dalam 56 hari (setoran) dan 19 hari untuk melancarkan. Tapi uniknya, ia mengajak kita untuk berlama-lama dalam menghafal. Suatu hari Ustadz Deden pernah menerima telepon dari seseorang yang ingin memondokkan anaknya di pesantrennya.
Menggelitik, tapi sarat makna. Ustadz Deden berprinsip: CEPAT HAFAL itu datangnya dari ALLAH, INGIN CEPAT HAFAL (bisa jadi) datangnya dari SYETAN. “Ustadz, menghafal di tempat antum tu berapa lama untuk bisa khatam?” “SEUMUR HIDUP”, jawab Ustadz. Deden santai.
“Targetnya HUSNUL KHOTIMAH, MATI DALAM KEADAAN PUNYA HAFALAN.”Meski bingung, Ibu itu tanya lagi, “Targetnya, Ustadz?”
“Pencapaiannya adalah DEKAT DENGAN ALLAH”, kata Ustadz Deden tegas. “Mmm…kalo pencapaiannya, Ustadz?”, Ibu itu terus bertanya.
Allah memberi kemampuan menghafal dan mengingat yang berbeda-beda pada tiap orang.Bahkan imam besar dalam ilmu qiroat, guru dari Hafs -yang mana bacaan kita merujuk pada riwayatnya- yaitu Imam Asim menghafal Al-Quran dalam kurun waktu 20 tahun. Target menghafal kita bukanlah ‘ujung ayat’ tapi bagaimana kita menghabiskan waktu (durasi) yang sudah kita agendakan HANYA untuk menghafal.
Sebelum membaca lebih jauh, perlu punya komitmen terlebih dahulu untuk meluangkan waktu satu jam per hari khusus untuk qur’an. Kapanpun itu, yang penting durasi satu jam.
Berikut delapan prinsip yang diterapkan Ustadz Deden beserta sedikit penjelasan
1. Menghafal tidak harus hafal
2. Bukan untuk diburu-buru, bukan untuk ditunda-tunda
Kalau kita sudah menetapkan durasi, bahwa dari jam 6 sampai jam 7 adalah WAKTU KHUSUS untuk menghafal misalnya, maka berapapun ayat yang dapat kita hafal tidak jadi masalah. Jangan buru-buru pindah ke ayat ke-2 jika ayat pertama belum benar-benar kita hafal. Nikmati saja saat-saat ini. Saat dimana kita bercengkrama dengan Allah. satu jam lho. Masak untuk urusan duniawi delapan jam betah, hehe. Inget, satu huruf melahirkan sepuluh pahala bukan?
So, jangan buru-buru. Tapi ingat, juga bukan untuk ditunda-tunda. Habiskan saja durasi menghafal secara ‘PAS’.
3. Menghafal bukan untuk khatam, tapi untuk setia bersama Qur’an
Kondisi HATI yang tepat dalam menghafal adalah BERSYUKUR bukan BERSABAR. Tapi kita sering mendengar kalimat “Menghafal emang kudu sabar”, ya kan? Sebenarnya gak salah, hanya kurang pas saja. Kesannya ayat-ayat itu adalah sekarung batu di punggung kita, yang cepat-cepat kita pindahkan agar segera terbebas dari beban (khatam). Bukankah di awal surat Thoha Allah berfirman bahwa Al-Qur’an diturunkan BUKAN SEBAGAI BEBAN. Untuk apa khatam jika tidak pernah diulang? Setialah bersama Al-Qur’an.
4. Senang dirindukan ayat
Ayat-ayat yang sudah kita baca berulang-ulang namun belum juga nyantol di memory, sebenarnya ayat itu lagi kangen sama kita. Maka katakanlah pada ayat tersebut “I miss you too…” hehe. Coba dibaca arti dan tafsirnya. Bisa jadi ayat itu adalah ‘jawaban’ dari ‘pertanyaan’ kita. Jangan buru-buru suntuk dan sumpek ketika gak hafal-hafal. Senanglah jadi orang yang dirindukan ayat.
5. Menghafal sesuap-sesuap
“Fabi ayyi alaa’i rabbikuma tukadz dziban” jika kita hafal 1 ayat ini,1 saja! Maka sebenarnya kita sudah hafal 31 ayat dari 78 ayat yg ada di surat Ar-Rahman.
Nikmatnya suatu makanan itu terasa ketika kita sedang memakannya, bukan sebelum makan bukan pula setelahnya. Nikmatnya menghafal adalah ketika membaca berulang-ulang. Dan besarnya suapan juga harus pas di volume mulut kita agar makan terasa nikmat. Makan pake sendok teh gak nikmat karena terlalu sedikit, makan pake centong nasi bikin muntah karena terlalu banyak. Menghafal-pun demikian. Jika “‘amma yatasa alun” terlalu panjang, maka cukuplah “‘amma” diulang-ulang.
Jika terlalu pendek maka lanjutkanlah sampai “‘anin nabail ‘adzhim” kemudian diulang-ulang. Sesuaikan dengan kemampuan ‘mengunyah’ masing-masing anda.6. Fokus pada perbedaan, baikan persamaan
Jangan dibiasakan otodidak dalam hal apapun yang berkaitan dengan Al-Qur’an; membaca, mempelajari, mentadabburi, apalagi mengambil hukum dari Al-Quran.
Sudah hampir separuh surat kita hafal. Maka ayat ini dihafal satu kali saja, fokuslah pada ayat sesudahnya dan sebelumnya yang merangkai ayat tersebut.
7. Berkomitmen Pada Durasi
Seperti yang dijelaskan di atas, komitmenlah pada DURASI bukan pada jumlah ayat yang akan dihafal. Ibarat argo taxi, keadaan macet ataupun di tol dia berjalan dengan tempo yang tetap.
Serahkan satu jam kita pada Allah.. Syukur-syukur bisa lebih dari satu jam.Satu jam itu gak sampe 5 persen dari total waktu kita dalam sehari loh! Lima persen untuk Al-Quran, harus bisa dong ah…
Cari guru yang bisa mengoreksi bacaan kita. Bacaan tidak bertajwid yang ‘terlanjur’ kita hafal akan sulit dirubah/diperbaiki di kemudian hari (setelah kita tahu hukum bacaan yang sebenarnya).
Catatan penting:
Yakini saja sepenuhnya dalam hati bahwa menghafal itu PENELADANAN PADA SUNNAH NABI BUKAN PENERAPAN PADA SUATU METODE.
Setiap point dari 1 – 8 saling terkait.Mungkin ada yang tidak setuju dengan uraian di atas. Pro-kontra hal yang wajar karena setiap kepala punya pikiran dan setiap hati punya perasaan.
Oh ya, bagi penghafal pemula jangan lama-lama berkutat dalam mencari metode menghafal yang cocok dan pas. Dewasa ini banyak buku ataupun modul tentang menghafal Al-Qur’an dengan beragam judulnya yang marketable.Percayalah, satu metode itu untuk satu orang. Si A cocok dengan metode X, belum tentu demikian dengan si B, karena si B cocok dengan metode Y.
Satu
lagi seringkali teman kita menakut-nakuti, “Jangan ngafal. Awas lho, kalo lupa
dosa besar”. Hey, yang dosa itu MELUPAKAN, bukan LUPA. Seorang Imam yang pernah lupa
sehingga dia salah ketika membaca ayat, apakah dia berdosa besar? Semoga kita masuk syurga dengan
jalan menghafal Qur’an. Aamiin.
Ahmad, seorang santri Darul Ilmi
Cendekia penasaran dengan jumlah juzu’ yang dihafalkan
temannya. Alih-alih menjawab pertanyaan itu, sang hafidz hanya berkata, “[Ini]
privacy,” katanya sambil tersenyum. Namun rasa ingin tahu Ahmad menyeretnya pada sebuah momen haru,
saat ia mendapatkan informasi dari kawannya bahwa sang hafidz sudah hafal 30
juz. Tabaarakallah, sungguh tawadhu saudara
kita yang baru berusia 20 tahun (tahun 2011) ini. Entah dari umur berapa dia
hafal Al-Qur’an. Dari keterharuan dan rasa iri yang positif itu, Ahmad beroleh
hikmah bahwa, kita harus belajar melihat orang lain sebagai inspirasi, bukan
pembanding, apalagi sebagai saingan dalam arti negatif.
Menurut Thiffal Izzah Ramadhani yang menceritakan keteladan sang
hafidz bahwa, adik sang hafidz juga sudah hafal Al-Qur’an dari kecil. Yang
-atas kemudahan dan kemurahan Allaahu Ta’ala- berperan besar mengantarkannya
untuk masuk ke dalam agama Islam, agama yang paling mulia ini. Subhanallaah.
“Adiknya yang bernama Syafa itu hafal Al-Qur’an kurang lebih sejak umur 6
TAHUN,” ujar sang muallaf.
Allahu akbar, ternyata kisah anak usia 6 tahun hafal Al-Qur’an itu bukan
hanya ada di zaman Imam Syafi’i. Sang muallaf akhirnya mulai tahu juga bahwa
salah satu standar (bukan satu-satunya) seorang penuntut ilmu adalah dilihat
dari seberapa jauh interaksinya dengan Al-Qur’an.
Istimewa sekali bukan? Seseorang ternyata bisa memperoleh
kekuatan, kemapanan, dan kemudahan dari Allah Ta’ala dalam hafalan, terutama
hafalan Al-Qur’an. Apalagi di usia muda belia. Lebih-lebih lagi kalau masih
kecil imut.
Dari kebiasaan sang hafidz menghafal Qur’an, didapati beberapa
cara berikut yang bisa kita terapkan dengan mudah. Insyaa Allah.
Misalnya anda menghafalkan sebuah surah dalam Al-Qur’an
yang terdiri atas 6 ayat, bagi saja surah tersebut menjadi dua bagian,
masing-masing 3 ayat. 3 ayat pertama diulang-ulang 20x, 3 ayat kedua
diulang-ulang 20x. Jika sudah selesai, lalu 6 ayat tersebut digabung dan
diulang sebanyak 20x. Teruskan begitu untuk surah-surah yang selanjutnya.
Ini gambarnya agar lebih mudah dipahami.
Lantas bagaimana cara menambah hafalan pada hari berikutnya?
Jika anda ingin menambah hafalan baru pada hari berikutnya, maka sebelum menambah dengan hafalan baru, maka anda harus membaca hafalan lama dari ayat pertama hingga terakhir sebanyak 20 kali juga. Hal ini supaya hafalan tersebut kokoh dan kuat dalam ingatan, kemudian memulai hafalan baru dengan cara yang sama seperti yang dilakukan ketika menghafal ayat-ayat sebelumnya.
Lalu bagaimana cara mengulang Al-Qur’an (30 juz) setelah menyelesaikan muraja’ah di atas?
Mulailah mengulang Al-Qur’an secara keseluruhan dengan cara setiap harinya mengulang 2 juz, dengan mengulangnya 3 kali dalam sehari. Dengan demikian, akan bisa mengkhatamkan Al-Qur’an setiap dua minggu sekali.
Dengan cara ini maka dalam jangka satu tahun insyaa Allah telah mutqin (kokoh) dalam menghafal Al-Qur’an, dan lakukanlah cara ini selama satu tahun.
Apa yang dilakukan setelah menghafal Al-Qur’an selama satu tahun?
Setelah menguasai hafalan dan mengulangnya dengan itqan (mantap) selama satu tahun, jadikanlah Al-Qur’an sebagai wirid harian hingga akhir hayat, karena itulah yang dilakukan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam semasa hidupnya. Beliau membagi Al-Qur’an menjadi tujuh bagian dan setiap harinya beliau mengulang setiap bagian tersebut, sehingga beliau mengkhatamkan Al-Qur’an setiap 7 hari sekali.
Aus bin Huzaifah rahimahullah berkata, “Aku bertanya kepada para sahabat Rasulullah bagaimana cara mereka membagi Al-Qur’an untuk dijadikan wirid harian? Mereka menjawa, “Kami kelompokan menjadi 3 surat, 5 surat, 7 surat, 9 surat, 11 surat, dan wirid mufashal dari surat Qaaf hingga khatam (Al-Qur’an).” (HR. Ahmad).
Jadi mereka membagi wiridnya sebagai berikut:
Hari pertama: membaca surat “Al-Fatihah” hingga akhir surat “An-Nisa'”,
Hari kedua: dari surat “Al-Maidah” hingga akhir surat “At-Taubah”,
Hari ketiga: dari surat “Yunus” hingga akhir surat “An-Nahl”,
Hari keempat: dari surat “Al-Isra'” hingga akhir surat “Al-Furqon”,
Hari kelima: dari surat “Asy Syu’ara” hingga akhir surat “Yasin”,
Hari keenam: dari surat “Ash-Saffatt” hingga akhir surat “Al-Hujurat”,
Hari ketujuh: dari surat “Qaaff” hingga akhir surat “An-Naas”.
Para ulama menyingkat wirid Nabi dengan Al-Qur’an menjadi kata, ” Fami bisyauqin ( فم ي ب شوق ) “, dari masing-masing huruf tersebut menjadi simbol dari surat yang dijadikan wirid Nabi pada setiap harinya, maka:
huruf “fa” simbol dari surat “Al-Fatihah”, sebagai awal wirid beliau hari pertama,
huruf “mim” simbol dari surat “Al-Maidah”, sebagai awal wirid beliau hari kedua,
huruf “ya” simbol dari surat “Yunus”, sebagai wirid beliau hari ketiga,
huruf “ba” simbol dari surat “Bani Israil (nama lain dari surat al isra)”, sebagai wirid beliau harikeempat,
huruf “syin” simbol dari surat “Asy Syu’ara”, sebagai awal wirid beliau hari kelima,
huruf “wau” simbol dari surat “Wa Shaffat”, sebagai awal wirid beliau hari keenam,
huruf “qaaf” simbol dari surat “Qaaf”, sebagai awal wirid beliau hari ketujuh hingga akhir surat “An-Naas”.
Bagaimana cara membedakan antara bacaan yang mutasyabih (mirip) dalam Al-Qur’an?
Cara terbaik untuk membedakan antara bacaan yang hampir sama (mutasyabih) adalah dengan cara membuka mushaf, lalu bandingkan antara kedua ayat tersebut dan cermatilah perbedaan antara keduanya. Kemudian, buatlah tanda yang bisa untuk membedakan antara keduanya, dan ketika melakukan muraja’ah hafalan perhatikan perbedaan tersebut. Ulangilah secara terus-menerus sehingga bisa mengingatnya dengan baik dan hafalan menjadi kuat (mutqin).
Selamat menghafal Al-Qur’an.
Alhamdulillah, animo masyarakat terhadap keutamaan menghafal Qur’an kian meningkat. Namun tak sedikit yang bertanya-tanya bagaimana cara menghafal yang mudah dan ringan dilakukan di tengah aktifitas keseharian kita yang padat.
Berikut tips dari Fadhil Azman (22) yang sukses menghafalkan Qur’an 30 juz selama 4 bulan di sela kuliahnya yang padat di University of Jordan.
Yang menarik adalah, pemuda Singapura yang mendalami bidang Islamic Theology ini menyampaikan tips tersebut dengan sangat sederhana, sehingga insyaa Allah akan mudah untuk kita ikuti.
Bagaimana saya hafal Al-Qur’an dalam 4 bulan. Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah atas nikmat yang Allah terus-menerus berikan. Saya memohon kepada Allah untuk selalu memudahkan urusan saya dalam mengahafal Qur’an & memberikan sarana untuk berbagi dengan dan mengilhami orang lain.
Saya ingin jelaskan bahwa saya telah hafal sekitar 9 juz saat selama menjalani sekolah dasar, smp dan sma. Jadi itu semacam menghafal 20juz’ ditambah juzu baru dan merevisi kembali yang 9 lainnya selama 4 bulan ini. Saya juga tidak memiliki komitmen selain birrul walidain (berbuat baik kepada orang tua) hehe. Tapi demi Allah, mereka yang memiliki niat dan keinginan untuk menghafal Al-Qur’an karena Allah, Dia akan membuatnya mudah bagi Anda insyaa Allah. Hal ini berdasarkan pengalaman saya.
Berikut adalah tips saya:
1- Memurnikan niat.
Ini adalah poin penting yang terbaik bahwa seseorang harus selalu memperhatikan, melakukannya dengan tulus demi Allah. Berharap untuk rahmat-Nya, memperoleh kesenangan-Nya dan mencapai Jannah (surga). Tidak demi ujian, teman, keluarga atau memamerkan (riya’) wal iyyahu min zalik, kami mencari perlindungan dari Allah dari itu.
“Allah hanya menerima tindakan yang dimaksudkan murni untuk kesenangan-Nya.” (H.R. An-Nasa’i) Semoga Allah menjaga niat kami murni bagi-Nya.
2-Mulai, sekarang.
Tidak, tidak menunda-nunda. Niat Anda tidak akan sekuat sekarang dalam sebulan mendatang. Luangkan waktu untuk diri sendiri. Jangan membuat alasan untuk diri sendiri. Aku tahu beberapa orang yang memiliki niat, tetapi tidak memiliki motivasi. Bagi saya, di situlah letak sumber motivasi: memikirkan manfaat – Anda akan dapatkan begitu banyak – imbalan untuk membaca setiap Huruf (huruf), indahnya ayat-ayat yang indah dan kisah-kisah yang akan Anda temukan (!!!). Ambil Qur’an setelah Anda shalat. Insyaa Allah Anda akan mendapatkan momentum sejak saat itu.
Menghafal surah (bab) insyaa Allah lebih mudah. Saya juga akan membuka mushaf dan mendengarkan pembacaan surah Al-Qur’an akan membuat Anda terbiasa dengan halaman – kemudian mulai menghafal.
5-Pengulangan dan pembagian halaman sebagai dasar untuk menghafal.
Baca seluruh halaman beberapa kali, Anda dapat memilih untuk membagi halaman menjadi tiga atau dua bagian. Hal ini tergantung pada bagaimana mudahnya dan praktisnya Anda menemukan halamannya. Hafalkan bagian pertama sebelum melanjutkan ke bagian berikutnya. Hindari melanjutkan ke bagian berikutnya sebelum yang pertama. Pastikan bahwa Anda mendapatkan bagian pertama yang tersimpan dalam memori Anda, kuat dan utuh.
6- Memahami adalah kunci untuk menghafal.
Ini memberikan Anda kesenangan dari memahami apa yang Dia sampaikan. Demi Allah, saya menemukan Al-Qur’an sangat indah, bahkan dapat membawa Anda ke titik terendah dan membuka Anda untuk perubahan terbesar. Fokus pada apa yang Anda baca untuk memahami ayat. Tidak berpikir tentang hal-hal lain sambil berulang kali membacanya.
Download aplikasi terjemahan / tafsir Al-Qur’an di telepon. Atau dapat menggunakan mushaf yang memiliki terjemahan di sisinya. Ustadzah saya (semoga Allah memberikan kebaikannya) selalu menasihati kami bahwa memahami berarti setengah menjawab pertanyaan. Jadi dalam konteks ini, memahami ayat Qur’an berarti setengah menghafal ayat itu, insyaa Allah.
7- Mulailah dengan perlahan.
Jika Anda mengambil langkah-langkah kecil satu per satu, insyaa Allah Anda akan menemukan keistiqomahan lebih mudah.
8- Jangan menyerah.
Tidak berarti itu tampaknya sulit untuk Anda sekarang, itu akan tetap sulit besok, berdoalah sebelum mulai hifz Anda (menghafal). Ingat bahwa di mana Anda berada sekarang (dalam menghafal), merupakan langkah lebih dekat untuk menyelesaikan Qur’an, jangan berhenti. Teruslah bergerak. (Ini berlaku untuk segala sesuatu yang lain juga dalam apa pun yang Anda kejar / lakukan insyaa Allah).
9- Memiliki teman yang ingin menghafal Al-Qur’an juga.
Ini membantu untuk menjaga motivsai satu sama lain, dengan cara berbagi berapa banyak yang Anda telah hafal dan revisi.
10- Membuat rencana.
Jadi pada dasarnya, saya telah menghafal 4-6 halaman dalam sehari. Menghafal 1 halaman butuh waktu sekitar 30 menit +/-. Hal ini tergantung pada kesulitan halaman. Beberapa halaman, Allah membuatnya mudah bagi saya alhamdulillah. Jadi butuh sekitar 20 menit untuk menghafalnya.
Ada cukup banyak halaman yang memiliki ayat-ayat yang saya telah pelajari / hafal di sekolah dan itu lebih memudahkan saya, seperti mata pelajaran seperti fiqh (hukum Islam), aqidah (keyakinan Islam) dan sebagainya. Sedangkan halaman yang sulit membutuhkan sekitar 45 menit.
11- Waktu terbaik,
menghafal Al-Qur’an adalah setelah shalat Subuh atau fajar ketika pikiran segar. Di waktu fajar, segala sesuatu terasa lebih mudah untuk memasuki pikiran Anda. Ketenangan fajar. Ustadz-ustadz saya (semoga Allah memberi mereka kebaikan) terus menyarankan kita untuk menjadi produktif di pagi hari, seperti yang digambarkan oleh Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits “Ya Allah, berkatilah umatku di pagi hari.” (H.R. Abu Dawud, al- Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Setelah waktu shalat selalu menjadi saat terbaik untuk melakukan hifz Anda (menghafal). Periode antara Maghrib dan Isya juga bagus, isilah waktu dengan menghafal.
12- Jadilah produktif.
Bacalah Al-Qur’an di jalan ke sekolah / kerja dll di kereta / bus. Secara pribadi, seringnya, saya lebih memilih naik kereta daripada mengemudi, karena waktu perjalanan bisa dihabiskan secara produktif, dengan hifz atau revisi.
13- Bawa selalu mushaf Anda ke manapun Anda pergi.
Ini akan dijadikan sebagai pengingat untuk membacanya insyaa Allah.
14- Jaga mata Anda.
…. Dari memandang, menatap lawan jenis yang terbuka ‘auratnya (bagian dari laki-laki / tubuh perempuan yang harus ditutupi). Jaga telinga Anda dari mendengarkan gosip. Jaga mulut Anda dari fitnah, yang mengatakan hal-hal yang dapat membuat fitnah (kebohongan) dan dari semua perbuatan yang dilarang. Sekali lagi ustadzah saya (semoga Allah membalasnya) memberitahu kami, dan meminta untuk menghafal puisi Imam Syafi’i (di Arab) dalam hati kita untuk ditetapkan sebagai pengingat.
Aku mengadu kepada Wakii'(Guru Imam Syafi’i) tentang memori saya yang miskin
Dia menyarankan saya untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa
Dan dia mengatakan kepada saya bahwa pengetahuan adalah cahaya
Dan cahaya Allah tidak akan menjadi pedoman bagi orang berdosa
“Seorang pria bertanya kepada Malik bin Anas, ‘Wahai Abu ‘Abdullah! Apakah ada sesuatu yang akan meningkatkan memori saya? “Dia berkata, ‘Jika ada akan memperbaikinya, itu adalah meninggalkan dosa.”
15- Banyak bertaubat.
Istighfar lah selalu, kadang-kadang kita melakukan dosa bahkan tanpa menyadarinya. Haruskah seseorang jatuh dulu, baru seseorang harus bersegera bertaubat kepada Allah? Dia menerima pertobatan bagi mereka yang tulus bertaubat insyaa Allah.
• “Dan, sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar.” (Q.S. 20:82)
16- Memiliki seseorang untuk mendengarkan hafalan Anda; tasmii ‘.
Milikilah teman, anggota keluarga atau guru untuk melakukan tasmii’ untuk Anda. Orang ini harus seseorang yang tahu bagaimana membaca Al-Qur’an dengan baik, sehingga ia dapat menangkap kesalahan kecil Anda yang sering terjadi.
17- Muraja’ah (mengulang dan merevisi) apa telah Anda hafal.
Milikilah seseorang untuk mendengarkan muraja’ah Anda (revisi). Seseorang harus memegang hifz–nya dengan mengulangi dan merevisinya terus-menerus.
“Berpegang teguhlah kalian dengan Al-Qur’an, dengan Yang Menggenggam jiwa saya, itu lebih erat dari terlepas ikatannya daripada unta yang diikat.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Lagi pula, kita adalah Insaan (manusia) yang merupakan sifat manusia untuk menjadi pelupa, sebagai penyair Arab mengatakan “Dia hanya disebut insaan karena kelupaannya (nasiyaan), dan itu hanya disebut jantung (al-qalb) karena perubahan begitu cepat (yataqallib). “
18- Makan kismis dan madu.
Saya tidak yakin secara detil, tetapi saya sudah diajarkan hal ini membantu untuk meningkatkan memori Anda insyaa Allah.
19- Shalat malam.
Shaat malamlah setidaknya dua raka’ah. Hanya mulai dengan dua raka’ahshalat tahajjud dan beroa. Ini akan membantu insyaa Allah.
Dalam hadits yang indah nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam berrkata, “Tuhan kami turun setiap malam ke langit bumi saat sepertiga terakhir malam dimulai. Dia mengatakan: “Apakah ada permohonan untuk Ku jawab? Apakah ada pencari pertolongan-Ku sehingga Aku akan memberi mereka? Apakah ada pencari pengampunan sehingga saya akan memaafkan mereka? “(Diepakati)
“Doa yang dipanjtkan saat ahajud adalah seperti anak panah yang tidak melewati target” ( Imam Syafi’i)
Gunakan mushaf yang sama.
Saya telah menggunakan mushaf yang sama (buku; Qur’an) sejak usia 14 tahun. Ini adalah saran yang biasanya diberikan asatizah saya (guru). Alasannya adalah, ketika Anda menggunakan mushaf yang sama, mata Anda terbiasa dengan cara itu ditulis dalam buku, warna, dekorasi dll, sehingga membuat pikiran mejadi terbiasa untuk itu, insyaa Allah.
4- Mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
Ini mungkin sulit, tapi mungkin Allah membuatnya mudah bagi Anda; lepaskan lagu Anda, musik, pop, rock. Dua hal berlawanan tidak dapat hidup berdampingan satu sama lain. Tentu saja, ada pendapat yang berbeda tentang hal ini. Tapi apakah Anda lebih suka mendengarkan musik daripada mendengarkan pembacaan Al-Qur’an yang dikatakan untuk menenangkan dan menentramkan hati seseorang? (Q.S. 13:28)
• Saya akan mendengarkan pembacaan Al-Qur’an yang sedangsaya hafal atau surat berikutnya, mengulanginya saat melakukan kegiatan-kegiatan saya. Kata-katanya akan memasuki pikiran bawah sadar Anda. Anda akan menemukan
20- Berdoalah. Selalu mencari bantuan Allah.
Jangan meremehkan kekuatan doa. Sungguh menakjubkan untuk melihat betapa besarnya manfaat doa sebenarnya.
Rasulullah (Shalallahu ‘alaihi wasallam) mengatakan; “Sesungguhnya Tuhanmu adalah murah hati dan pemalu. Jika hamba-Nya mengangkat tangannya kepada-Nya (dalam permohonan) Ia menjadi malu untuk mengembalikan mereka dalam keadaan kosong. “(H.R. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi)
• Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (Q.S. 40:60)
• “…Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,…”(2: 186)
Ketahuilah bahwa tidak ada yang lebih didambakan Allah lebih dari seorang hamba berdoa kepada-Nya. (H.R. Tirmidzi).
Jadi mintalah Allah untuk membuat pikiran dan hati Anda mudah untuk mengingat firman-Nya. Mintalah kepda-Nya untuk memperkuat memori Anda untuk mengingat dan tidak melupakan apa yang telah Anda hafal, beberapa orang mengalami kesulitan dalam menghafal, mereka merasa sulit untuk mengingat dan mudah melupakan, meminta Allah untuk memperkuat itu. Mintalah Allah untuk menghapus kemalasan Anda.
21- Doakanlah orang lain.
Pada saat-saat Anda berdoa untuk diri sendiri, sisipkan doa untuk orang lain ke dalam doa Anda juga, barangkali mereka membutuhkan barakah Allah. Lagi pula, Anda mungkin juga mendapatkan keuntungan dari itu.
“Doa seorang muslim untuk saudaranya (Muslim) tanpa sepengetahuannya mudah diterima, satu malaikat diutus untuk menyertainya, setiap kali ia membuat doa bermanfaat bagi saudaranya malaikat yang diutus mengatakan”aamiin dan mungkin Anda juga sama-sama diberkati. “(H.R. Muslim)
22- Mintalah orang tua Anda untuk mendoakan Anda.
Ketika saya mulai menghafal Al-Qur’an di bulan pertama, saya mengatakan kepada ibuku niat saya dan meminta orang tua saya untuk mendoakan saya. Ini sangat membantu.
“Rasulullah (Shalallahu ‘alaihi wasallam) mengatakan; Tiga permohonan tidak akan ditolak oleh Allah, doa dari orang tua untuk anaknya, orang yang berpuasa dan musafir. “(H.R. Al-Baihaqi, at-Tirmidzi)
Itu semua, saya berharap hal ini membantu / bermanfaat dengan cara apapun bahkan jika itu sedikit. Saya masih memiliki banyak muraja’ah untuk dilakukan. Silakan doakan saya. Semoga Allah memudahkan Anda dalam menghafal / merevisi hafalan Qur’an. Semoga Allah memudahkan urusan kita. Terima kasih khusus kepada teman-teman saya atas dukungannya!
Baarakallahu fiik.
Kiat-kiat Sebelum menghafal AL-QUR'AN :
🔹 Ikhlaskan niat, menghafal AL-QUR'AN adalah murni karena keterpanggilan bukan paksaan sehingga hati benar-benar Khalis karena ALLAH semata.
🔹 Jangan terlibat dengan amalan syirik seperti jin dll. atau thariqat sesat yg meninggalkan syariat.
🔹 Kondisikan diri kita selalu dekat dengan ALLAH melalui puasa dan nawafil sehingga jiwa sentiasa rindu dengan ALLAH sehingga ketika menghafal terasa ringan, mudah, dan cepat.
🔹 Jangan mengejar khatamnya tapi kejarlah _mutqin_nya atau mantapnya bahkan RASULULLAH SAW dan para sahabat sedikit ayatnya yg dihafal yaitu 5 ayat tapi murajaahnya yang banyak.
🔹Gunakan waktu yang tenang dan bagus untuk memulai hafalan yaitu pagi sebelum Shubuh ketika Tahajjud dan habis Shubuh sampai waktu Dhuha serta menjelang Maghrib dan habis Maghrib untuk menghafal dan murajaah hafalan.
🔹Ingat betul-betul ....! Menghafal AL-QUR'AN itu yang paling susah adalah murojaahnya bukan mengkhatamkannya, oleh sebab itu jangan menambah hafalan kecuali setelah betul2 mutqin, sebab kalau sudah mutqin mengulangnya sangatlah mudah sebaliknya jika tidak mutqin ( mantap ) ketika proses menghafalnya mengulangnya sangatlah susah.
********************************
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com
Kiat-kiat Sebelum menghafal AL-QUR'AN :
🔹 Ikhlaskan niat, menghafal AL-QUR'AN adalah murni karena keterpanggilan bukan paksaan sehingga hati benar-benar Khalis karena ALLAH semata.
🔹 Jangan terlibat dengan amalan syirik seperti jin dll. atau thariqat sesat yg meninggalkan syariat.
🔹 Kondisikan diri kita selalu dekat dengan ALLAH melalui puasa dan nawafil sehingga jiwa sentiasa rindu dengan ALLAH sehingga ketika menghafal terasa ringan, mudah, dan cepat.
🔹 Jangan mengejar khatamnya tapi kejarlah _mutqin_nya atau mantapnya bahkan RASULULLAH SAW dan para sahabat sedikit ayatnya yg dihafal yaitu 5 ayat tapi murajaahnya yang banyak.
🔹Gunakan waktu yang tenang dan bagus untuk memulai hafalan yaitu pagi sebelum Shubuh ketika Tahajjud dan habis Shubuh sampai waktu Dhuha serta menjelang Maghrib dan habis Maghrib untuk menghafal dan murajaah hafalan.
🔹Ingat betul-betul ....! Menghafal AL-QUR'AN itu yang paling susah adalah murojaahnya bukan mengkhatamkannya, oleh sebab itu jangan menambah hafalan kecuali setelah betul2 mutqin, sebab kalau sudah mutqin mengulangnya sangatlah mudah sebaliknya jika tidak mutqin ( mantap ) ketika proses menghafalnya mengulangnya sangatlah susah.
********************************
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com
Comments
Post a Comment