Skip to main content

Tarbiyah Puasa Ramadhan


Tarbiyyah Puasa Ramadhan


Beberapa hari sudah, berlalu bulan Ramadhan yang mulia ini….Beberapa kali sudah, ibadah Puasa Wajib kita lakukan di bulan suci ini…Beberapa rakaat sudah, Taraweh kita jalani…Sahur dan buka puasa Ramadhan pun sudah mulai terbiasa kita lakukan…Ta’jil dan ifthar jama’i pun sudah mulai akrab di telinga kita…Baca Al-Qur’an, kuliah subuh dan berbagai kajian Ramadhan pun kembali bermunculan dengan semarak

Namun, lihatlah hati kita, adakah kekhusyukan bertambah? Lihatlah amal kita, adakah keihklasan bertambah dan perhatian terhadap benarnya ibadah juga bertambah? Ingatlah, Allah hanya melihat hati dan amal seorang hamba! Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
إِنَّ اللهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَلاَ إِلَى أَمْوَالِكُمْ وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada bentuk tubuh dan harta kalian, akan tetapi melihat kepada hati-hati dan amal-amal kalian (HR. Muslim).
Tiga bentuk tarbiyyah dalam madrasah puasa Ramadhan, manakah yang sudah kita raih?
Hamba Allah yang menjalani ibadah puasa Ramadhan hendaknya melakukan tiga bentuk intropeksi diri (muhasabah) berikut ini,
  1. Muhasabah hubungan dengan Allah Ta’ala. Adakah hubungan kita dengan Allah Ta’ala semakin dekat?
  2. Muhasabah hubungan (sikap) dengan diri sendiri. Adakah jihad kita semakin gencar melawan jiwa yang ammaratun bis suu`, suka memerintahkan kepada keburukan?
  3. Muhasabah hubungan dengan orang lain. Adakah mu’amalah kita dengan saudara kita yang seiman semakin lembut dan baik?
Itulah tiga bentuk tarbiyyah (pendidikan) dari Madrasah Puasa Ramadhan! Ketiga perkara tersebut terkumpul dalam hadits berikut:

عَنْ أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: « اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ»
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdir Rahman Muadz bin Jabal radhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskannya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkata hadits hasan Shahih dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Mengapa demikian? Bukankah Madrasah Puasa Ramadhan merealisasikan kandungan hadits di atas? Perhatikanlah! Hadits di atas mengandung tiga bentuk tarbiyyah (pendidikan) agar seorang hamba menjadi baik dan semakin baik, yaitu Ash-Shalaah wal-Ishlah,

Pertama: Baiknya hubungan dengan Allah Ta’ala, dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
« اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ»
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.”
Kedua: Baiknya hubungan (sikap) dengan diri sendiridalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam:
« وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا»
“Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskannya”.

Ketiga: Baiknya hubungan dengan orang laindalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
«وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ»
“Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah dalam khuthbah jumatnya yang berjudul “Ramadhan Madrasah Shalah wal Ishlah”:

هذا الحديث العظيم عدَّه العلماء في جوامع كلِم الرسول صلى الله عليه وسلم ؛ لأنه جمَع للمسلم كل ما يحتاج إليه في باب الصلاح والإصلاح ؛ صلاحه فيما بينه وبين الله ، وصلاحه فيما بينه وبين نفسه ، وصلاحه في تعامله مع عباد الله تبارك وتعالى . فهو حديث جامعٌ عظيم في باب تحقيق الصلاح والإصلاح
“Ulama mengelompokkan hadits yang agung ini ke dalam Jawami’u Kalim Rasulillah shallallahu ‘alaihi wa sallam (sabda yang singkat, namun luas cakupannya), karena mengumpulkan untuk seorang muslim, seluruh apa yang dibutuhkannya dalam upaya agar dirinya menjadi baik (Ash-Shalah) dan upaya melakukan perbaikan (Al-Ishlah), meliputi:
  • Kebaikan hubungan dirinya dengan Allah,
  • Kebaikannya dalam bersikap terhadap diri sendiri,
  • Kebaikannya dalam bermu’amalah dengan hamba-hamba Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Maka (kesimpulannya) Hadits tersebut adalah Hadits universal lagi agung dalam merealisasikan Ash-Shalah (kebaikan) dan Al-Ishlah (perbaikan)”

وإذا تأملتَ في مدرسة الصيام وجدتَ أنها محققةً هذه الأمور الثلاثة التي اشتمل عليها هذا الحديث الجامع العظيم
“Dan jika Anda memperhatikan madrasah puasa (Ramadhan), niscaya Anda akan mendapatkan bahwa madrasah tersebut  merealisasikan ketiga perkara yang tercakup dalam Hadits universal dan agung ini.”
Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdir Rahman Muadz bin Jabal radhiyallahu’anhuma, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda,

اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada. Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapus keburukan tersebut. Bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik” (HR. Tirmidzi, dan beliau berkata, Hadits Hasan Shahih dan dishahihkan oleh Al-Albani)
Perhatikanlah! Hadits di atas mengandung tiga bentuk tarbiyyah (pendidikan) agar seorang hamba menjadi baik dan semakin baik (Ash-Shalaah wal-Ishlah).

Tiga bentuk Tarbiyyah tersebut adalah:

Pertama, Baiknya hubungan dengan Allah Ta’ala (Taqwallah)dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam :
اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ
“Bertakwalah kepada Allah di mana pun engkau berada.”

Kedua, Baiknya hubungan (sikap) dengan diri sendiridalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapus keburukan tersebut”.

Ketiga, Baiknya hubungan dengan orang laindalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wasallam,
وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah dalam khuthbah Jum’atnya yang berjudul “Ramadhan Madrasah Shalah wa Ishlah” mengatakan,
وإذا تأملتَ في مدرسة الصيام وجدتَ أنها محققةً هذه الأمور الثلاثة التي اشتمل عليها هذا الحديث الجامع العظيم
“Dan jika Anda memperhatikan madrasah puasa (Ramadhan), niscaya Anda akan mendapatkan bahwa madrasah tersebut  merealisasikan ketiga perkara yang tercakup dalam Hadits yang universal dan agung ini.”
Berikut penjelasannya:
1. Tentang baiknya hubungan dengan Allah Ta’ala Taqwallah
Maka ketahuilah, bahwa puasa Ramadhan merupakan madrasah yang sangat agung dalam merealisasikan ketakwaan. Perhatikanlah bagaimana Allah Azza wa Jalla membuka Ayat-Ayat tentang puasa dalam surat Al-Baqarah dengan firman-Nya,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ 
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa (Ramadhan) sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa” (Al-Baqarah : 183). Kemudian Allah Jalla wa ‘Ala tutup Ayat-Ayat puasa dalam Surat tersebut dengan firman-Nya,

كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
“Demikianlah Allah menerangkan Ayat-Ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa” (Al-Baqarah: 187).
Jadi -sekali lagi- puasa Ramadhan merupakan madrasah yang sangat agung dalam merealisasikan ketakwaan, karena seorang yang melakukan puasa Ramadhan, merasa diawasi oleh Allah baik saat sendirian maupun ketika bersama orang lain, bersabar menghindari pembatal puasa dan perkara yang mengurangi pahala puasanya. Dan pada diri orang yang berpuasa dengan baik ada kekhusyu’an hati dan ketenangan tingkah laku sehingga berhati-hati dalam bersikap dan tidak terburu-buru, semua ini merupakan bentuk-bentuk ketaqwaan!


Oleh karena itulah, dalam sebuah Hadits, Allah Tabaraka wa Ta’ala  berfirman,

الصِّيَامُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Sesungguhnya ibadah puasa itu khusus dilakukan untuk-Ku semata dan Aku sendiri yang membalasnya (dengan pahala yang hanya Aku yang mengetahui besar dan banyaknya)” (HR. Al-Bukhari).
Demikian istimewanya ibadah puasa itu karena memang dalam puasa terdapat realisasi takwa yang sangat besar dan bahwa puasa adalah ibadah yang menjadi rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya.

2. Tentang madrasah ibadah puasa Ramadhan merealisasikan bentuk Tarbiyyah yang kedua, yaitu baiknya sikap terhadap diri sendiri, maka hadits berikut menunjukkan bahwa seorang hamba saat bulan Ramadhan tertuntut untuk melakukan amal-amal shaleh, selain untuk mengharap keridhoan Allah, juga dalam rangka melebur dosa-dosanya.
 Ini semakna dengan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam,
وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا
“Iringilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut akan menghapuskan keburukan tersebut.”
Berikut ini beberapa amalan yang bisa melebur dosa seorang hamba di bulan Ramadhan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ وَالْجُمُعَةُ إِلَى الْجُمُعَةِ وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ
Antara shalat yang lima waktu, antara jum’at yang satu dan jum’at berikutnya, antara Ramadhan yang satu dan Ramadhan berikutnya, di antara amalan-amalan tersebut akan diampuni dosa-dosa selama seseorang menjauhi dosa-dosa besar” (HR. Muslim). Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan (shalat tarawih) karena beriman dan mencari pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barangsiapa melaksanakan shalat pada malam lailatul qadar karena beriman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni” (HR. Al-Bukhari).
Hadits yang lainnya semisal ini hakikatnya mendorong seseorang yang menjumpai bulan Ramadhan untuk menunaikan ibadah puasa dan ibadah-ibadah yang lainnya, yang bisa menjadi pelebur dosa-dosanya, karena ia mengetahui bahwa di antara sifat jiwa itu adalah ammaratun bis suu`, suka memerintahkan kepada keburukan dan iapun mengetahui bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Seluruh anak keturunan Nabi Adam banyak melakukan dosa dan sebaik-baik orang yang banyak melakukan dosa adalah orang-orang yang banyak bertaubat” (HR Ibnu Maajah, dihasankan oleh Syaikh Al-Albani).

Adapun akhlak yang mulia dan mu’amalah dengan sesama dengan akhlak yang baik, maka madrasah ibadah puasa Ramadhan pun mendorong akan hal itu. Ketahuilah, bahwa puasa memiliki pengaruh terhadap akhlak yang baik. Madrasah puasa adalah madrasah yang agung dan diberkahi. Dalam madrasah ini jiwa dididik, hati dilembutkan agar mencintai akhlak yang mulia dan adab Islam yang tinggi. Dalam madrasah ini juga anggota badan diperintahkan untuk berakhlak mulia. Oleh karena itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
“Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
-‏الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلا يَرْفُثْ وَلا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ ـ مَرَّتَيْنِ
“Puasa itu adalah perisai, maka janganlah (seseorang yang sedang berpuasa) mengucapkan ucapan yang kotor, dan janganlah bertindak bodoh, dan jika ada orang yang memusuhinya atau mencelanya, maka katakan “Saya sedang puasa” -dua kali-” (HR. Al-Bukhari).
Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata,

قَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ! إِنَّ فُلَانَةَ – يُذْكَرُ مِنْ كَثْرَةِ صَلَاتِهَا وَصِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا – غَيْرَ أَنَّهَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا ؟ قَالَ : هِيَ فِي النَّارِ .

قَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ ! فَإِنَّ فُلَانَةَ – يُذْكَرُ مِنْ قِلَّةِ صِيَامِهَا وَصَدَقَتِهَا وَصَلَاتِهَا – وَإِنَّهَا تَصَدَّقُ بِالْأَثْوَارِ مِنْ الْأَقِطِ وَلَا تُؤْذِي جِيرَانَهَا بِلِسَانِهَا ؟ قَالَ : هِيَ فِي الْجَنَّةِ

“Seseorang bertanya Wahai Rasulullah! Sesungguhnya ada seorang wanita yang terkenal dengan banyaknya shalat, puasa dan shodaqahnya, hanya saja ia dikenal pula suka menyakiti tetangganya dengan lisan. Beliau sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Dia masuk Neraka.’ Lalu orang tersebut berkata lagi, ‘Wahai Rasulullah! sesungguhnya ada seorang wanita yang dikenal sedikit puasa, shodaqah, dan shalatnya, dan dia bershadaqah dengan sepotong keju, namun ia tidak menyakiti tetangganya dengan lisannya. Beliau sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Dia masuk Surga’” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Mundziri).

Hadits yang lainnya semisal ini hakikatnya menunjukkan bahwa puasa tidaklah sekedar menahan dari lapar dan dahaga, namun puasa juga sebuah Madrasah Tarbawiyyah (Sekolah Pendidikan) yang agung. Madrasah ini mendorong seseorang untuk bertakwa dan banyak melakukan kebaikan. Oleh karena itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memperingatkan kita dengan sabda beliau
رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش
“Betapa banyak orang berpuasa yang hanya memetik lapar dan dahaga” (HR. Ibnu Majah, Al-Hakim dan dia menshahihkannya. Al-Albani berkata: “Hasan Shahih).
Penutup
Tiga bentuk tarbiyyah di atas terkumpul dalam firman Allah ‘Azza wa Jalla berikut ini,
وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
(133) “Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Tuhan kalian dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,”
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
(134) “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.”
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَىٰ مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
(135) “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.”
أُولَٰئِكَ جَزَاؤُهُمْ مَغْفِرَةٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَجَنَّاتٌ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ وَنِعْمَ أَجْرُ الْعَامِلِينَ
(136) “Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.”
***
Penulis: Ust. Sa’id Abu Ukasyah, diringkas dari “Ramadhan Madrasah Shalah wa Ishlah” oleh Syaikh Abdur Razzaq hafizhahullah. Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com






Comments

Popular posts from this blog

Tafsir al-Quran

  TAFSIR AL-QUR'AN Bacaan Al-Quran (Al-Quran Recitation) Tafsir As-Su'udi, Al-Baghawi, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, At-Thabari ( Arabic)   Al-Quran Terjemah Per Kata dan Tafsir (Kemenag RI, Jalalain, Ibn Katsir & Al-Misbah )   Al-Quran dan Terjemahannya (Indonesia & English, Bacaan Oleh Al-Afasi ), Tafsir Kemenag dan Aspek Terkait   Tafsir Kemenag RI, Bacaan Oleh Al-Husary Learn Quran Tafsir (Jalalain, Ibnu Katsir, Kemenag RI dan Al-Azhar )   TafsirWeb (Al-Muyassar, Al-Mukhtasar,  Al-Wajiz, As-Sa'di, Sawi , dll)    Tafsir al-Mukhtasar fi Al-Quran al-Karim (Indonesia)       Tafsir Hidayatul Insan - Al Ustadz Marwan Bin Musa   Belajar Al-Quran Kata Per Kata   Tafsir NU Online    Tafsir Al-Mukhtasar fi Al-Quran Karim (English)   Maududi Tafhimul Quran Tafsir (English)   Ibn Kathir Al-Quran Tafsir ( English )   Tafsir Ibn Katheer & Ma’arif ul-Quran (in English, Arabic, Urdu )      Tafsir Ibn Abbas (English)    Tafsir Kashani (English)   Tafsir Kashf Al-Asrar (English)

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   Al-Quran Digital (Display Ayat dan Terjemahan), Murattal Oleh Syaikh Abdulrahman al-O

Update Laporan Donasi Wakaf Tanah & Bangunan Darul Quran Mina (DQM)

Update Laporan Wakaf  Bangunan Darul Quran Mina (DQM) Yayasan Pembangunan Islam Mina , SK Kementerian Hukum & HAM RI No. AHU.0006005.AH.01.04.2017 1. Kantor Pusat (HQ):  Alamat: Darul Quran Mina (DQM), Lampeuneurut Ujong Blang, Darul Imarah, Aceh Besar, INDONESIA 23352.  Kebutuhan Dana:  - Tanah seluas 364 M2 & 1 Unit Bangunan: Rp 998,000,000,- -  3 unit Balai Pengajian: Rp 26,600,000,- ************************************** Transfer Wakaf Bangunan DQM ke No Rekening (Acc): 📟 No. Acc Bank Aceh Syari'ah : 62002200105180 Kode Bank 116  (Swift Code: PDACIDJ1) 📟 No. Acc Bank Syariah Indonesia: 7147283126 Kode Bank 451  (Swift Code: BSMDIDJAXXX  ) 📟 No. Acc Bank CIMB Niaga Syariah: 761968078600 Kode Bank 022  (Swift Code: BNIAIDJA XXX ) Semuanya a.n: Sofyan Kaoy Umar  Konfirmasi setelah Transfer:  WA: +6281234582087 (Ust.Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF), Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Islam Mina Khusus  bagi  muhsinin Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia &am