Skip to main content

Kisah Isra Mi'raj Rasulullah SAW #2



Kisah Isra Mi'raj Rasulullah SAW #2 


Di perjalanan Nabi saw beberapa kali berjumpa dengan sekelompok kaum hamba-hamba Allah, mereka berkata, “Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir , Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan.” Maka Jibril berkata kepada Nabi Muhammad saw, “jawablah salam mereka.” Maka Nabi saw menjawab salam mereka. Nabi saw bertanya, “Siapa mereka wahai jibril?” Jibril menjawab, “mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa.” Di perjalanan Nabi saw melewati Nabi Musa yang sedang shalat dikuburnya yang terletak di bukit pasir merah (gunung Nebo). Postur tubuhnya adalah tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari suku Syanuah. Dalam shalatnya Nabi Musa berkata dengan suara yang sangat lantang, “Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad).” Maka Nabi Muhammad saw mengucapkan kepadanya salam, maka Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata, “Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini Ahmad.” Maka Nabi Musa berkata, “selamat datang nabi dari bangsa Arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad saw dengan keberkahan.” Berkata Nabi Musa kepada Nabi Muhammad saw, “mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu.” Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril, “Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?” Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya, “terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?”Jibril menjawab, “kepada Tuhannya.” Jibril berkata, “sesungguhnya Allah taa’la telah memaklumi ketegasannya.” 

Kemudian di perjalanan Nabi saw melalui pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi saw melihat lampu-lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasul saw bertanya, “Siapa itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim.” Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril, “Siapa ini wahai Jibril?” “ini adalah putramu Ahmad”, jawab Jibril. Maka Nabi Ibrahim berkata, “selamat datang wahai Nabi dari bangsa arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan Risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan yang paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah.” Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad saw dengan keberkahan. Nabi saw melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Maka para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, “wahai Rasulullah bagaimana neraka jahanam itu?”, “Seperti bara api yang membara.” Jawab Rasulullah. 

Kemudian Nabi saw melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan. Kemudian Nabi saw turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu tersebut sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq di kaitkan dilobang tersebut. Rasulullah saw memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong kearahnya. Kemudian Nabi saw dan Jibril shalat dua rakaat dan tidak mengunggu lama sampai berkumpullah manusia yang sangat banyak. Maka Nabi Muhammad saw mengenali bahwa mereka itu adalah para nabi, di antara mereka ada yang sedang shalat berdiri, yang ruku’, dan yang sujud. Kemudian seorang mengumandangkan adzan dan iqomah. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah saw menuntunnya sampai mengedepankannya. Nabi saw shalat dua rakaat sebagai imam bersama mereka. Diriwayatkan dari ka’ab, bahwa Jibril mengumandangkan adzan dan turunlah malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh rasul dan para nabi. Nabi Muhammad saw menjadi imam bagi para rasul, nabi dan malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya, “Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang shalat di belakangmu? Nabi menjawab, “tidak.” Jibril berkata, “mereka adalah seluruh nabi dan rasul yang telah diutus oleh Allah.”


Diriwayatkan oleh al-Imam al-Hakim dan disahihkan al-Imam al-Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah. Nabi Muhammad saw berjumpa dengan arwah para nabi dan rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim as, “segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian.” Nabi Musa as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepadaku secara langsung dan menjadikan kehancuran Fir’aun dan keselamatan Bani Israil karena sebab perjuangan tanganku, dan menjadikan sekelompok dari umatku sebagai petunjuk akan kebenaran dan dengan kebenaran mereka berbuat adil.” Nabi Daud as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan untukku kerajaan yang agung dan melunakkan besi dan menundukkan untukku gunung -gunung yang bertasbih dan juga burung, dan memberikanku hikmah dan Fashl Al Khithob.” Nabi Sulaiman as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang menundukkan untukku angin, menundukkan kepadaku syaitan-syaitan, mereka bekerja untukku apa yang aku mau dari membangun gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti kolam dan periuk-periuk yang kokoh, dan mengajariku bahasa burung dan memberikanku segala macam kemuliaan dan menundukkan kepadaku tentara syaitan dan burung, dan memuliakanku dari segala hamba-hamba-Nya yang beriman, dan memberikan kepadaku kerajaan yang agung yang tidak pantas untuk seorangpun setelah aku, dan menjadikan kerajaanku bersih tidak ada hisab dan hukuman.” 

Nabi Isa bin Maryam as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai Kalimat-Nya (kalimat-Nya, Nabi Isa diciptakan Allah dengan kalimat “Kun Fa Yakun”) sebagai tanda kebesaran-Nya, dan menjadikan perumpaanku seperti Nabi Adam, Allah menciptakannya dari tanah dan Allah katakan: “jadilah, maka terjadi (Kun Fa Yakun).” Dan segala puji bagi Allah yang telah mengajarkanku ilmu Al Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil, dan menjadikanku penyembuh penyakit buta dari lahir dan penyakit belang, aku mampu menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Allah mengangkatku, menyucikanku, dan melindungi aku dan ibuku dari syaitan yang terkutuk, maka tidak ada celah bagi syaitan untuk mengganggu kami.” 

Setelah itu, setiap nabi dan rasul ‘alaihimus salam memuji kepada Allah dengan pujian yang indah atas anugrah yang Allah khususkan untuk mereka. Kemudian berkata Nabi Muhammad saw, “kalian semua telah memuji Allah, dan aku pun akan memuji Allah atas karunia yang Allah khususkan kepadaku.” Kemudian Nabi saw memulainya dengan mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah mengutusku sebagai rahmat untuk alam semesta dan menyeluruh ke seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Menurunkan kepadaku al–Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu. Menjadikan umatku sebaik-baiknya umat yang pernah ada, menjadikan umatku sebagai umat moderat dan menjadikan umatku sebagai golongan awal (yang masuk surga) dan golongan akhir (yang lahir ke muka bumi). Segala puji bagi Allah yang telah melapangkan dadaku, menghapus dariku dosa-dosaku, meninggikan sebutanku, dan yang menjadikanku pembuka dan penutup. 

Maka berkata Nabi Ibrahim as, ”Dengan semua ini, Nabi Muhammad saw mengungguli kalian wahai para nabi.” Para nabi dan rasul saling berbicara dan berdiskusi tentang perkara hari kiamat. Merekapun bertanya kepada Nabi Ibrahim as dan beliau menjawab, “saya tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” lalu mereka kembali bertanya kepada Nabi Musa, beliau menjawab,”aku tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” Mereka pun bertanya kepada Nabi Isa as dan beliau menjawab, ”Adapun waktu terjadinya, sungguh tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan dari apa yang telah sampai kepadaku bahwasanya ketika Dajjal keluar dan aku membawa dua bilah pedang, ketika Dajjal melihatku dia akan meleleh seperti melelehnya timah, dan Allah akan membinasakannya ketika ia melihatku, hingga pada saat itu bebatuan pun akan berkata: ”Wahai muslim di bawahku ada seorang kafir bersembunyi maka kemarilah dan bunuhlah dia, dan Allah akan membinasakan mereka semua. Kemudian kembalilah para manusia ke tempat masing masing. Dan pada saat itu keluarlah Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun berbondong bondong dari tempat-tempat yang tinggi memasuki kota-kota. Tidak mereka datang ke suatu tempat kecuali mereka hancurkan dan bumi hanguskan dan mereka tidak melewati air kecuali mereka meminumnya hingga habis, sehingga seluruh manusia mengadu kepadaku, lalu akupun berdoa kepada Allah atas mereka, maka Allah hancurkan mereka dan binasakan mereka semua, sampai bumi menjadi busuk karena bau bangkai busuk mereka. Kemudian Allah pun turunkan hujan lebat yang membawa bangkai mereka sampai ke laut. Dan dari apa yang sampai kepadaku bahwa jika hal itu semua sudah terjadi maka waktu kedatangan hari kiamat hanya tinggal seperti keluarga yang menunggu perempuan hamil tua, tidak tau kapan mengagetkan mereka dengan kelahirannya di malam atau di siang hari.”

Nabi Muhammad saw merasakan dahaga yang amat sangat. Maka Jibril pun datang dengan gelas berisi arak dan gelas berisi susu, maka Nabi saw memilih susu. Jibril berkata kepadanya, “engkau memilih Fitrah (kesucian), jikalau engkau meminum arak maka umatmu akan menyimpang dan tidak ada yang mengikutimu melainkan sedikit.” Di dalam riwayat yang lain, gelas tersebut ada tiga, yang ketiga di dalamnya berisi air, Jibril berkata padanya, “kalau kau meminumnya maka umatmu akan tenggelam.” Riwayat lain menyebutkan yang ketiga itu berisi madu pengganti dari air. Rasulullah saw melihat di samping kiri Shokhrahk (batu yang diatasnya sekarang dibangun Qubbah Ash Shokhrakh) bidadari-bidadari surga. Nabi saw memberi salam kepada mereka lalu mereka menjawab salamnya, dan beliau menyapa mereka dan mereka menyambut sapaan Rasulullah saw.



Tidak pernah seorang makhluq terlihat tangga yang lebih indah darinya. Terdapat anak tangga dari perak dan dari emas, tangga itu berasal dari surga firdaus berhiaskan permata, sebelah kanan dan kirinya berdiri malaikat. Maka naiklah Nabi saw dan Jibril hingga sampai ke sebuah pintu dari pintu-pintu langit dunia yang di kenal dengan pintu Hafadhah, dijaga oleh malaikat bernama Isma’il dan dia adalah penjaga langit dunia, bersemayam di udara, tidak pernah naik ke langit dan tidak pernah turun ke bumi kecuali di hari wafatnya Nabi Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Dia memiliki bawahan 70.000 malaikat dan setiap satu dari bawahannya memiliki 70.000 tentara malaikat. Jibril meminta dibukakan pintu langit, maka ditanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj) ?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan khalifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya khalifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.” 

Maka dibukakanlah bagi keduanya. Ketika keduanya masuk, mereka mendapati Nabi Adam as, beliau adalah bapak bagi seluruh umat manusia. Nabi Adam dengan bentuk sebagaimana keadaannya saat diciptakan Allah. Disodorkan kepadanya arwah para nabi dan keturunannya yang mu’min, maka berkata Nabi Adam, “arwah yang suci dan jiwa yang suci, jadikanlah mereka di Illiyyiin (tempat yang tinggi di surga).” Lalu disodorkan kepadanya arwah dari keturunannya yang kafir, maka Nabi Adam berkata, “arwah yang kotor dan jiwa yang kotor tempatkanlah di Sijjin (tempat paling bawah di jahanam).” Di samping kanan Nabi Adam terdapat arwah-arwah dan suatu pintu yang keluar darinya bau yang harum wanginya, dan di samping kiri nya terdapat arwah-arwah dan suatu pintu yang keluar darinya bau yang sangat busuk. Apabila dia menoleh kekanannya dia tersenyum gembira, dan jika menoleh ke samping kirinya dia sedih dan menangis. Nabi Muhammad saw memberi salam kepadanya dan Nabi Adam menjawab salamnya kemudian dia berkata, “Selamat datang untukmu wahai anak yang sholeh dan Nabi yang sholeh.” Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril, “Siapa dia wahai Jibril?”, Jibril menjawab, “Dia adalah ayahmu Nabi Adam, dan arwah itu adalah anak keturunannya, yang berada di sebelah kanannya adalah calon penghuni surga, yang berada di kiri adalah calon penghuni neraka. Apabila dia menoleh ke kanannya dia tersenyum gembira, dan jika menoleh ke kirinya dia sedih dan menangis. Pintu yang di samping kanannya adalah pintu surga yang jika dia melihat keturunannya memasukinya maka dia tertawa gembira. Pintu di samping kirinya adalah pintu neraka, jika dia melihat keturunannya memasukinya maka dia sedih dan menangis.” 

Di perjalanan tersebut Nabi saw menyaksikan tempat makan yang dihidangkan potongan daging lezat yang tidak didekati oleh seorang pun. Ada juga tempat makan yang dihidangkan daging rusak dan busuk yang dikerubungi oleh manusia yang banyak. Nabi saw bertanya, “Siapa mereka wahai Jibril?” Jibril menjawab, “mereka adalah umatmu yang meninggalkan sesuatu yang halal kepada sesuatu yang haram.” Diriwayat yang lain, Nabi saw bertanya, “Siapa gerangan mereka itu wahai malakat jibril?” Jibril menjawab, “mereka itu adalah orang-orang yang melakukan perzinaan, mereka menghalalkan perkara yang telah Allah haramkan bagi mereka, sedangkan perkara yang Allah telah halalkan bagi mereka, mereka tinggalkan.” 

Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok kaum yang perut mereka sangat besar bagaikan rumah, di dalam perut mereka ular-ular ganas mencabik lambung mereka yang terlihat dari luar perut mereka. Setiap kali salah seorang dari mereka mencoba bangkit berdiri, maka dia selalu tersungkur jatuh dan seraya berkata, “Ya Allah jangan datangkan hari kiamat”. Mereka mengikuti jalannya Fir’aun dan pengikutnya, dan mereka diinjak-injak oleh setiap yang melalui mereka. Mereka menjerit dan merintih kepada Allah. Maka Nabi Muhammad saw bertanya, “Wahai Jibril siapa mereka itu?” Jibril menjawab, “mereka itu sebagian dari umatmu yang melakukan praktek riba dan memakan harta riba, mereka tidak berdiri melaikan bagaikan orang yang kesurupan setan.” 

Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok kaum yang bibir mereka seperti bibir onta, dan dibukalah mulut mereka, lalu ditelankan kedalamnya batu yang amat besar. Di dalam riwayat lain disebutkan, ditelankan ke dalam mulut mereka batu yang besar dari neraka jahanam, membakar dan merobek-robek bagian dalam tubuh mereka hingga tembus dari bagian bawah tubuh mereka. Mereka menjerit dan merintih kepada Allah. Nabi saw bertanya, “Wahai Jibril siapakah mereka itu?” Jibril menjawab, “mereka itu adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan cara yang dzolim dan sesungguhnya harta anak yatim yang mereka makan di dalam perut mereka itu adalah api jahannam, dan sungguh mereka akan di membusuk di dalam neraka.” Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok wanita yang sedang digantung dengan diikat payudara mereka, dan sekelompok wanita yang lain sedang digantung terbalik dengan kaki di atas.Nabi saw pun bertanya, “Wahai Jibril siapakah gerangan mereka itu?”Jibril menjawab, “mereka adalah wanita-wanita yang melakukan perzinaan, dan membunuh anak mereka.” 

Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok kaum yang sedang dipotong-potong daging dari bagian tubuh mereka dan kemudian mereka dijejalkan daging mereka tersebut untuk dimakannya, sambil diserukan kepada mereka, “makanlah dagingmu sebagaimana kamu memakan daging saudaramu.” Maka Nabi saw bertanya, “Siapakah mereka itu wahai jibril?” Jibril menjawab, “mereka itu adalah sekelompok umatmu yang suka mencela, menfitnah, dan mengolok-olok kejelekan orang lain dengan kedipan mata mereka dan ucapan mereka.” Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok orang pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim dengan cara dzolim, dan para pezina, serta pelaku kemaksiatan lainnya dalam keadaan yang sangat buruk bahkan lebih buruk dari apa yang telah disaksikan dalam perjalanan tersebut. 

Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanannya hingga naik ke langit ke dua. Jibril meminta dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj)?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.” Maka dibukakanlah bagi keduanya. Setelah mereka masuk ke langit kedua, Nabi saw bertemu dengan dua saudara sepupu, yaitu Nabi Isa bin Maryam as dan Nabi Yahya bin Zakariya as. Pakaian dan rambut keduanya sangat mirip dan bersama mereka sekelompok dari kaum mereka. Nabi Isa as bertubuh sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek, rambut yang lurus dan kulit yang mendekati putih kemerahan seperti seorang yang baru keluar dari mandi uap. Rasulullah mengatakan bahwa Nabi Isa itu mirip dengan sahabat ‘Urwah bin Mas’ud Ats Tsaqofi. Nabi Muhammad saw memberi salam kepada keduanya dan Nabi Isa dan Nabi Yahya menjawab salamnya serta menyambutnya dengan mengatakan: “Selamat datang wahai saudara yang soleh serta Nabi yang soleh”, lalu mereka mendoakan Rasulullah saw dengan kebaikan. 

Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanannya hingga naik ke langit ke tiga. Jibril meminta dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj) ?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.” Maka dibukakanlah bagi keduanya. Setelah mereka masuk ke langit ketiga, Nabi saw bertemu dengan Nabi Yusuf as dan bersamanya sekelompok dari kaumnya. Nabi Muhammad saw memberi salam kepadanya dan Nabi Yusuf menjawab salamnya serta menyambutnya dengan mengatakan, “Selamat datang wahai saudara yang soleh serta Nabi yang soleh”, lalu Nabi Yusuf mendoakan Rasulullah saw dengan kebaikan. Sesungguhnya Nabi Yusuf telah dianugerahkan Allah setengah dari ketampanan. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Nabi Yusuf adalah manusia yang paling indah yang pernah diciptakan Allah, dan Allah menjadikan ketampanan dan keindahannya di atas seluruh manusia, bagaikan rembulan di malam purnama antara bintang-bintang. Maka Nabi saw bertanya, “Siapa dia wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Dia adalah saudaramu Nabi Yusuf as.” 

Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanannya hingga naik ke langit ke empat. Jibril meminta dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj)?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.” Maka dibukakanlah bagi keduanya. Setelah mereka masuk ke langit keempat, Nabi saw bertemu dengan Nabi Idris ‘alaihissalam. Sesungguhnya Allah telah mengangkatnya kepada derajat yang tinggi. Nabi Muhammad saw memberi salam kepadanya dan Nabi Idris menjawab salamnya serta menyambutnya, “Selamat datang wahai saudara yang soleh serta Nabi yang soleh”, lalu Nabi Idris mendoakan Rasulullah saw dengan kebaikan. 

Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanannya hingga naik ke langit ke lima. Jibril meminta dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj) ?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.” Maka dibukakanlah bagi keduanya.

(Bersambung)



Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   ...

Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari Based on Fath al-Bari

  Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari   Based on Fath al-Bari Ibn Hajar Biography of Imam al-Bukhari    Biography of Ibn Hajar Asqalaani   Explanation Based on Fath al-Bari Ibn Hajar:  1       2     3       4       5       6      7       8       9       10       11       12       13       14      15       16      17     19     20      21      22      23       24      25       26       27       28       29       30&31    

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM)

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM) Untuk bisa memahami Qur’an dengan utuh, kita sangat memerlukan bantuan buku tafsir yang berisikan penjelasan dari para sahabat Nabi dan para ulama setelahnya tentang makna dan kandungan al-Qur’an. Mengapa? Sebab tidak bisa dan tidak boleh kita menafsirkan al-Qur’an sendiri tanpa bimbingan para ulama. Sebab tanpa bimbingan mereka kita bisa tersesat jauh dari jalan yang benar.  Untuk memahami al-Qur’an bisa saja kita mencoba untuk menerjemahkannya kata per kata sendiri, tanpa merujuk ulama atau buku tafsir yang mu’tabar (dikenal dan diakui validitasnya), akan tetapi bagaimana kalau ternyata yang kita pahami itu salah? Bagaimana kalau ternyata yang kita pahami bertentangan dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan para ulama? Nah karenanya, untuk memahami al-Qur’an gunakankan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Tafsir Ibnu Katsir, yang merupakan salah satu kitab tafs...