Di perjalanan Nabi saw beberapa kali berjumpa dengan
sekelompok kaum hamba-hamba Allah, mereka berkata, “Assalamualaika (keselamatan
untukmu) wahai Nabi terakhir , Assalamualaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi
yang setelahnya adalah hari kebangkitan.” Maka Jibril berkata kepada Nabi
Muhammad saw, “jawablah salam mereka.” Maka Nabi saw menjawab salam mereka.
Nabi saw bertanya, “Siapa mereka wahai jibril?” Jibril menjawab, “mereka adalah
Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa.” Di perjalanan Nabi saw melewati Nabi
Musa yang sedang shalat dikuburnya yang terletak di bukit pasir merah (gunung
Nebo). Postur tubuhnya adalah tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan
kulitnya, seperti laki-laki dari suku Syanuah. Dalam shalatnya Nabi Musa
berkata dengan suara yang sangat lantang, “Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi
Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad).” Maka Nabi
Muhammad saw mengucapkan kepadanya salam, maka Nabi Musa menjawab salamnya dan
berkata, “Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?” Jibril menjawab, “ini
Ahmad.” Maka Nabi Musa berkata, “selamat datang nabi dari bangsa Arab yang
memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi
Muhammad saw dengan keberkahan.” Berkata Nabi Musa kepada Nabi Muhammad saw,
“mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu.” Kemudian mereka meneruskan
perjalanan. Di perjalanan Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril, “Siapa
hamba mulia tadi wahai Jibril?” Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin
Imran. Nabi bertanya, “terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan
lantang dan tegas?”Jibril menjawab, “kepada Tuhannya.” Jibril berkata,
“sesungguhnya Allah taa’la telah memaklumi ketegasannya.”
Kemudian di
perjalanan Nabi saw melalui pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu
ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi saw
melihat lampu-lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasul saw bertanya, “Siapa
itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Beliau adalah ayahmu Nabi Ibrahim.”
Kemudian keduanya saling bertukar salam. Lalu Nabi Ibrahim bertanya kepada Jibril,
“Siapa ini wahai Jibril?” “ini adalah putramu Ahmad”, jawab Jibril. Maka Nabi
Ibrahim berkata, “selamat datang wahai Nabi dari bangsa arab yang tidak bisa
membaca dan menulis, yang menyampaikan Risalah Tuhannya, dan memberi nasihat
pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu
malam ini dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan yang paling
lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar
permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah.” Kemudian Nabi
Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad saw dengan keberkahan. Nabi saw melanjutkan
perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di kota Baitul
Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani.
Maka para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw, “wahai Rasulullah bagaimana
neraka jahanam itu?”, “Seperti bara api yang membara.” Jawab Rasulullah.
Kemudian Nabi saw melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul
Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan. Kemudian Nabi saw turun dari Buroq dan
dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para nabi sebelumnya
mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu
dan meletakkan jarinya kepada batu tersebut sampai tembus berlubang dan
kemudian Buroq di kaitkan dilobang tersebut. Rasulullah saw memasuki masjid
dari pintu yang matahari dan bulan condong kearahnya. Kemudian Nabi saw dan
Jibril shalat dua rakaat dan tidak mengunggu lama sampai berkumpullah manusia
yang sangat banyak. Maka Nabi Muhammad saw mengenali bahwa mereka itu adalah
para nabi, di antara mereka ada yang sedang shalat berdiri, yang ruku’, dan
yang sujud. Kemudian seorang mengumandangkan adzan dan iqomah. Mereka berdiri
berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng
tangan Rasulullah saw menuntunnya sampai mengedepankannya. Nabi saw shalat dua
rakaat sebagai imam bersama mereka. Diriwayatkan dari ka’ab, bahwa Jibril
mengumandangkan adzan dan turunlah malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan
seluruh rasul dan para nabi. Nabi Muhammad saw menjadi imam bagi para rasul,
nabi dan malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya, “Wahai Muhammad!
apakah engkau tahu siapa mereka yang shalat di belakangmu? Nabi menjawab,
“tidak.” Jibril berkata, “mereka adalah seluruh nabi dan rasul yang telah
diutus oleh Allah.”
Diriwayatkan oleh al-Imam al-Hakim dan disahihkan al-Imam
al-Baihaqi dari sahabat Abu Hurairah. Nabi Muhammad saw berjumpa dengan arwah
para nabi dan rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim
as, “segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya)
dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali
kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku
dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian.” Nabi Musa
as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepadaku
secara langsung dan menjadikan kehancuran Fir’aun dan keselamatan Bani Israil
karena sebab perjuangan tanganku, dan menjadikan sekelompok dari umatku sebagai
petunjuk akan kebenaran dan dengan kebenaran mereka berbuat adil.” Nabi Daud as
memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang menjadikan untukku kerajaan
yang agung dan melunakkan besi dan menundukkan untukku gunung -gunung yang
bertasbih dan juga burung, dan memberikanku hikmah dan Fashl Al Khithob.” Nabi
Sulaiman as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang menundukkan
untukku angin, menundukkan kepadaku syaitan-syaitan, mereka bekerja untukku apa
yang aku mau dari membangun gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan
piring-piring seperti kolam dan periuk-periuk yang kokoh, dan mengajariku
bahasa burung dan memberikanku segala macam kemuliaan dan menundukkan kepadaku
tentara syaitan dan burung, dan memuliakanku dari segala hamba-hamba-Nya yang
beriman, dan memberikan kepadaku kerajaan yang agung yang tidak pantas untuk
seorangpun setelah aku, dan menjadikan kerajaanku bersih tidak ada hisab dan hukuman.”
Nabi Isa bin Maryam as memuji kepada Allah, “Segala puji bagi Allah yang telah
menjadikanku sebagai Kalimat-Nya (kalimat-Nya, Nabi Isa diciptakan Allah dengan
kalimat “Kun Fa Yakun”) sebagai tanda kebesaran-Nya, dan menjadikan perumpaanku
seperti Nabi Adam, Allah menciptakannya dari tanah dan Allah katakan: “jadilah,
maka terjadi (Kun Fa Yakun).” Dan segala puji bagi Allah yang telah
mengajarkanku ilmu Al Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil, dan menjadikanku
penyembuh penyakit buta dari lahir dan penyakit belang, aku mampu menghidupkan
orang mati dengan izin Allah. Allah mengangkatku, menyucikanku, dan melindungi
aku dan ibuku dari syaitan yang terkutuk, maka tidak ada celah bagi syaitan
untuk mengganggu kami.”
Setelah itu, setiap nabi dan rasul ‘alaihimus salam memuji kepada Allah dengan pujian yang indah atas anugrah yang Allah khususkan untuk mereka. Kemudian berkata Nabi Muhammad saw, “kalian semua telah memuji Allah, dan aku pun akan memuji Allah atas karunia yang Allah khususkan kepadaku.” Kemudian Nabi saw memulainya dengan mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah mengutusku sebagai rahmat untuk alam semesta dan menyeluruh ke seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Menurunkan kepadaku al–Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu. Menjadikan umatku sebaik-baiknya umat yang pernah ada, menjadikan umatku sebagai umat moderat dan menjadikan umatku sebagai golongan awal (yang masuk surga) dan golongan akhir (yang lahir ke muka bumi). Segala puji bagi Allah yang telah melapangkan dadaku, menghapus dariku dosa-dosaku, meninggikan sebutanku, dan yang menjadikanku pembuka dan penutup.
Maka berkata Nabi Ibrahim as, ”Dengan semua ini, Nabi Muhammad saw mengungguli kalian wahai para nabi.” Para nabi dan rasul saling berbicara dan berdiskusi tentang perkara hari kiamat. Merekapun bertanya kepada Nabi Ibrahim as dan beliau menjawab, “saya tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” lalu mereka kembali bertanya kepada Nabi Musa, beliau menjawab,”aku tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” Mereka pun bertanya kepada Nabi Isa as dan beliau menjawab, ”Adapun waktu terjadinya, sungguh tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan dari apa yang telah sampai kepadaku bahwasanya ketika Dajjal keluar dan aku membawa dua bilah pedang, ketika Dajjal melihatku dia akan meleleh seperti melelehnya timah, dan Allah akan membinasakannya ketika ia melihatku, hingga pada saat itu bebatuan pun akan berkata: ”Wahai muslim di bawahku ada seorang kafir bersembunyi maka kemarilah dan bunuhlah dia, dan Allah akan membinasakan mereka semua. Kemudian kembalilah para manusia ke tempat masing masing. Dan pada saat itu keluarlah Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun berbondong bondong dari tempat-tempat yang tinggi memasuki kota-kota. Tidak mereka datang ke suatu tempat kecuali mereka hancurkan dan bumi hanguskan dan mereka tidak melewati air kecuali mereka meminumnya hingga habis, sehingga seluruh manusia mengadu kepadaku, lalu akupun berdoa kepada Allah atas mereka, maka Allah hancurkan mereka dan binasakan mereka semua, sampai bumi menjadi busuk karena bau bangkai busuk mereka. Kemudian Allah pun turunkan hujan lebat yang membawa bangkai mereka sampai ke laut. Dan dari apa yang sampai kepadaku bahwa jika hal itu semua sudah terjadi maka waktu kedatangan hari kiamat hanya tinggal seperti keluarga yang menunggu perempuan hamil tua, tidak tau kapan mengagetkan mereka dengan kelahirannya di malam atau di siang hari.”
Nabi Muhammad saw merasakan dahaga yang amat sangat. Maka Jibril pun datang dengan gelas berisi arak dan gelas berisi susu, maka Nabi saw memilih susu. Jibril berkata kepadanya, “engkau memilih Fitrah (kesucian), jikalau engkau meminum arak maka umatmu akan menyimpang dan tidak ada yang mengikutimu melainkan sedikit.” Di dalam riwayat yang lain, gelas tersebut ada tiga, yang ketiga di dalamnya berisi air, Jibril berkata padanya, “kalau kau meminumnya maka umatmu akan tenggelam.” Riwayat lain menyebutkan yang ketiga itu berisi madu pengganti dari air. Rasulullah saw melihat di samping kiri Shokhrahk (batu yang diatasnya sekarang dibangun Qubbah Ash Shokhrakh) bidadari-bidadari surga. Nabi saw memberi salam kepada mereka lalu mereka menjawab salamnya, dan beliau menyapa mereka dan mereka menyambut sapaan Rasulullah saw.
Setelah itu, setiap nabi dan rasul ‘alaihimus salam memuji kepada Allah dengan pujian yang indah atas anugrah yang Allah khususkan untuk mereka. Kemudian berkata Nabi Muhammad saw, “kalian semua telah memuji Allah, dan aku pun akan memuji Allah atas karunia yang Allah khususkan kepadaku.” Kemudian Nabi saw memulainya dengan mengucapkan, “Segala puji bagi Allah yang telah mengutusku sebagai rahmat untuk alam semesta dan menyeluruh ke seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Menurunkan kepadaku al–Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu. Menjadikan umatku sebaik-baiknya umat yang pernah ada, menjadikan umatku sebagai umat moderat dan menjadikan umatku sebagai golongan awal (yang masuk surga) dan golongan akhir (yang lahir ke muka bumi). Segala puji bagi Allah yang telah melapangkan dadaku, menghapus dariku dosa-dosaku, meninggikan sebutanku, dan yang menjadikanku pembuka dan penutup.
Maka berkata Nabi Ibrahim as, ”Dengan semua ini, Nabi Muhammad saw mengungguli kalian wahai para nabi.” Para nabi dan rasul saling berbicara dan berdiskusi tentang perkara hari kiamat. Merekapun bertanya kepada Nabi Ibrahim as dan beliau menjawab, “saya tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” lalu mereka kembali bertanya kepada Nabi Musa, beliau menjawab,”aku tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” Mereka pun bertanya kepada Nabi Isa as dan beliau menjawab, ”Adapun waktu terjadinya, sungguh tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan dari apa yang telah sampai kepadaku bahwasanya ketika Dajjal keluar dan aku membawa dua bilah pedang, ketika Dajjal melihatku dia akan meleleh seperti melelehnya timah, dan Allah akan membinasakannya ketika ia melihatku, hingga pada saat itu bebatuan pun akan berkata: ”Wahai muslim di bawahku ada seorang kafir bersembunyi maka kemarilah dan bunuhlah dia, dan Allah akan membinasakan mereka semua. Kemudian kembalilah para manusia ke tempat masing masing. Dan pada saat itu keluarlah Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun berbondong bondong dari tempat-tempat yang tinggi memasuki kota-kota. Tidak mereka datang ke suatu tempat kecuali mereka hancurkan dan bumi hanguskan dan mereka tidak melewati air kecuali mereka meminumnya hingga habis, sehingga seluruh manusia mengadu kepadaku, lalu akupun berdoa kepada Allah atas mereka, maka Allah hancurkan mereka dan binasakan mereka semua, sampai bumi menjadi busuk karena bau bangkai busuk mereka. Kemudian Allah pun turunkan hujan lebat yang membawa bangkai mereka sampai ke laut. Dan dari apa yang sampai kepadaku bahwa jika hal itu semua sudah terjadi maka waktu kedatangan hari kiamat hanya tinggal seperti keluarga yang menunggu perempuan hamil tua, tidak tau kapan mengagetkan mereka dengan kelahirannya di malam atau di siang hari.”
Nabi Muhammad saw merasakan dahaga yang amat sangat. Maka Jibril pun datang dengan gelas berisi arak dan gelas berisi susu, maka Nabi saw memilih susu. Jibril berkata kepadanya, “engkau memilih Fitrah (kesucian), jikalau engkau meminum arak maka umatmu akan menyimpang dan tidak ada yang mengikutimu melainkan sedikit.” Di dalam riwayat yang lain, gelas tersebut ada tiga, yang ketiga di dalamnya berisi air, Jibril berkata padanya, “kalau kau meminumnya maka umatmu akan tenggelam.” Riwayat lain menyebutkan yang ketiga itu berisi madu pengganti dari air. Rasulullah saw melihat di samping kiri Shokhrahk (batu yang diatasnya sekarang dibangun Qubbah Ash Shokhrakh) bidadari-bidadari surga. Nabi saw memberi salam kepada mereka lalu mereka menjawab salamnya, dan beliau menyapa mereka dan mereka menyambut sapaan Rasulullah saw.
Tidak pernah seorang makhluq terlihat tangga yang lebih indah
darinya. Terdapat anak tangga dari perak dan dari emas, tangga itu berasal dari
surga firdaus berhiaskan permata, sebelah kanan dan kirinya berdiri malaikat.
Maka naiklah Nabi saw dan Jibril hingga sampai ke sebuah pintu dari pintu-pintu
langit dunia yang di kenal dengan pintu Hafadhah, dijaga oleh malaikat bernama
Isma’il dan dia adalah penjaga langit dunia, bersemayam di udara, tidak pernah
naik ke langit dan tidak pernah turun ke bumi kecuali di hari wafatnya Nabi
Muhammad shalallahu alaihi wa salam. Dia memiliki bawahan 70.000 malaikat dan
setiap satu dari bawahannya memiliki 70.000 tentara malaikat. Jibril meminta
dibukakan pintu langit, maka ditanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku
Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab,
“Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah
baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj) ?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka
disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya,
beliau adalah saudara dan khalifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah
beliau dan sebaik-baiknya khalifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya
tetamu yang telah datang.”
Maka dibukakanlah bagi keduanya. Ketika keduanya
masuk, mereka mendapati Nabi Adam as, beliau adalah bapak bagi seluruh umat manusia.
Nabi Adam dengan bentuk sebagaimana keadaannya saat diciptakan Allah.
Disodorkan kepadanya arwah para nabi dan keturunannya yang mu’min, maka berkata
Nabi Adam, “arwah yang suci dan jiwa yang suci, jadikanlah mereka di Illiyyiin
(tempat yang tinggi di surga).” Lalu disodorkan kepadanya arwah dari
keturunannya yang kafir, maka Nabi Adam berkata, “arwah yang kotor dan jiwa
yang kotor tempatkanlah di Sijjin (tempat paling bawah di jahanam).” Di samping
kanan Nabi Adam terdapat arwah-arwah dan suatu pintu yang keluar darinya bau
yang harum wanginya, dan di samping kiri nya terdapat arwah-arwah dan suatu
pintu yang keluar darinya bau yang sangat busuk. Apabila dia menoleh kekanannya
dia tersenyum gembira, dan jika menoleh ke samping kirinya dia sedih dan
menangis. Nabi Muhammad saw memberi salam kepadanya dan Nabi Adam menjawab
salamnya kemudian dia berkata, “Selamat datang untukmu wahai anak yang sholeh
dan Nabi yang sholeh.” Nabi Muhammad saw bertanya kepada Jibril, “Siapa dia
wahai Jibril?”, Jibril menjawab, “Dia adalah ayahmu Nabi Adam, dan arwah itu
adalah anak keturunannya, yang berada di sebelah kanannya adalah calon penghuni
surga, yang berada di kiri adalah calon penghuni neraka. Apabila dia menoleh ke
kanannya dia tersenyum gembira, dan jika menoleh ke kirinya dia sedih dan
menangis. Pintu yang di samping kanannya adalah pintu surga yang jika dia
melihat keturunannya memasukinya maka dia tertawa gembira. Pintu di samping
kirinya adalah pintu neraka, jika dia melihat keturunannya memasukinya maka dia
sedih dan menangis.”
Di perjalanan tersebut Nabi saw menyaksikan tempat makan
yang dihidangkan potongan daging lezat yang tidak didekati oleh seorang pun.
Ada juga tempat makan yang dihidangkan daging rusak dan busuk yang dikerubungi
oleh manusia yang banyak. Nabi saw bertanya, “Siapa mereka wahai Jibril?”
Jibril menjawab, “mereka adalah umatmu yang meninggalkan sesuatu yang halal
kepada sesuatu yang haram.” Diriwayat yang lain, Nabi saw bertanya, “Siapa
gerangan mereka itu wahai malakat jibril?” Jibril menjawab, “mereka itu adalah
orang-orang yang melakukan perzinaan, mereka menghalalkan perkara yang telah
Allah haramkan bagi mereka, sedangkan perkara yang Allah telah halalkan bagi
mereka, mereka tinggalkan.”
Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok kaum
yang perut mereka sangat besar bagaikan rumah, di dalam perut mereka ular-ular
ganas mencabik lambung mereka yang terlihat dari luar perut mereka. Setiap kali
salah seorang dari mereka mencoba bangkit berdiri, maka dia selalu tersungkur
jatuh dan seraya berkata, “Ya Allah jangan datangkan hari kiamat”. Mereka
mengikuti jalannya Fir’aun dan pengikutnya, dan mereka diinjak-injak oleh
setiap yang melalui mereka. Mereka menjerit dan merintih kepada Allah. Maka
Nabi Muhammad saw bertanya, “Wahai Jibril siapa mereka itu?” Jibril menjawab,
“mereka itu sebagian dari umatmu yang melakukan praktek riba dan memakan harta
riba, mereka tidak berdiri melaikan bagaikan orang yang kesurupan setan.”
Di
perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok kaum yang bibir mereka seperti bibir
onta, dan dibukalah mulut mereka, lalu ditelankan kedalamnya batu yang amat
besar. Di dalam riwayat lain disebutkan, ditelankan ke dalam mulut mereka batu
yang besar dari neraka jahanam, membakar dan merobek-robek bagian dalam tubuh
mereka hingga tembus dari bagian bawah tubuh mereka. Mereka menjerit dan
merintih kepada Allah. Nabi saw bertanya, “Wahai Jibril siapakah mereka itu?”
Jibril menjawab, “mereka itu adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim
dengan cara yang dzolim dan sesungguhnya harta anak yatim yang mereka makan di
dalam perut mereka itu adalah api jahannam, dan sungguh mereka akan di membusuk
di dalam neraka.” Di perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok wanita yang
sedang digantung dengan diikat payudara mereka, dan sekelompok wanita yang lain
sedang digantung terbalik dengan kaki di atas.Nabi saw pun bertanya, “Wahai
Jibril siapakah gerangan mereka itu?”Jibril menjawab, “mereka adalah
wanita-wanita yang melakukan perzinaan, dan membunuh anak mereka.”
Di
perjalanan Nabi saw menyaksikan sekelompok kaum yang sedang dipotong-potong
daging dari bagian tubuh mereka dan kemudian mereka dijejalkan daging mereka
tersebut untuk dimakannya, sambil diserukan kepada mereka, “makanlah dagingmu
sebagaimana kamu memakan daging saudaramu.” Maka Nabi saw bertanya, “Siapakah
mereka itu wahai jibril?” Jibril menjawab, “mereka itu adalah sekelompok umatmu
yang suka mencela, menfitnah, dan mengolok-olok kejelekan orang lain dengan
kedipan mata mereka dan ucapan mereka.” Di perjalanan Nabi saw menyaksikan
sekelompok orang pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim dengan cara
dzolim, dan para pezina, serta pelaku kemaksiatan lainnya dalam keadaan yang
sangat buruk bahkan lebih buruk dari apa yang telah disaksikan dalam perjalanan
tersebut.
Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan perjalanannya hingga naik ke
langit ke dua. Jibril meminta dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa
ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang
bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah
telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj)?”
Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan, “Selamat datang
baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan kholifah, dan
sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan
sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.” Maka
dibukakanlah bagi keduanya. Setelah mereka masuk ke langit kedua, Nabi saw
bertemu dengan dua saudara sepupu, yaitu Nabi Isa bin Maryam as dan Nabi Yahya
bin Zakariya as. Pakaian dan rambut keduanya sangat mirip dan bersama mereka
sekelompok dari kaum mereka. Nabi Isa as bertubuh sedang, tidak terlalu tinggi
dan tidak terlalu pendek, rambut yang lurus dan kulit yang mendekati putih
kemerahan seperti seorang yang baru keluar dari mandi uap. Rasulullah
mengatakan bahwa Nabi Isa itu mirip dengan sahabat ‘Urwah bin Mas’ud Ats
Tsaqofi. Nabi Muhammad saw memberi salam kepada keduanya dan Nabi Isa dan Nabi
Yahya menjawab salamnya serta menyambutnya dengan mengatakan: “Selamat datang
wahai saudara yang soleh serta Nabi yang soleh”, lalu mereka mendoakan
Rasulullah saw dengan kebaikan.
Kemudian Nabi Muhammad saw melanjutkan
perjalanannya hingga naik ke langit ke tiga. Jibril meminta dibukakan pintu
langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku Jibril”. Jibril
ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab, “Bersamaku Muhammad”
lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah baginya (untuk perjalanan
Isra dan Mi’raj) ?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka disambut dengan ucapan,
“Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya, beliau adalah saudara dan
kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah beliau dan sebaik-baiknya
kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya tetamu yang telah datang.”
Maka dibukakanlah bagi keduanya. Setelah mereka masuk ke langit ketiga, Nabi
saw bertemu dengan Nabi Yusuf as dan bersamanya sekelompok dari kaumnya. Nabi
Muhammad saw memberi salam kepadanya dan Nabi Yusuf menjawab salamnya serta
menyambutnya dengan mengatakan, “Selamat datang wahai saudara yang soleh serta
Nabi yang soleh”, lalu Nabi Yusuf mendoakan Rasulullah saw dengan kebaikan.
Sesungguhnya Nabi Yusuf telah dianugerahkan Allah setengah dari ketampanan.
Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Nabi Yusuf adalah manusia yang paling
indah yang pernah diciptakan Allah, dan Allah menjadikan ketampanan dan
keindahannya di atas seluruh manusia, bagaikan rembulan di malam purnama antara
bintang-bintang. Maka Nabi saw bertanya, “Siapa dia wahai Jibril?” Jibril
menjawab, “Dia adalah saudaramu Nabi Yusuf as.”
Kemudian Nabi Muhammad saw
melanjutkan perjalanannya hingga naik ke langit ke empat. Jibril meminta
dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab, “Aku
Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab,
“Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah
baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj)?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka
disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya,
beliau adalah saudara dan kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah
beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya
tetamu yang telah datang.” Maka dibukakanlah bagi keduanya. Setelah mereka
masuk ke langit keempat, Nabi saw bertemu dengan Nabi Idris ‘alaihissalam.
Sesungguhnya Allah telah mengangkatnya kepada derajat yang tinggi. Nabi
Muhammad saw memberi salam kepadanya dan Nabi Idris menjawab salamnya serta
menyambutnya, “Selamat datang wahai saudara yang soleh serta Nabi yang soleh”,
lalu Nabi Idris mendoakan Rasulullah saw dengan kebaikan.
Kemudian Nabi
Muhammad saw melanjutkan perjalanannya hingga naik ke langit ke lima. Jibril
meminta dibukakan pintu langit, maka di tanya, “Siapa ini?” Jibril menjawab,
“Aku Jibril”. Jibril ditanya kembali, “Siapa yang bersamamu?”. Jibril menjawab,
“Bersamaku Muhammad” lalu ditanya lagi, “Apakah telah datang panggilan Allah
baginya (untuk perjalanan Isra dan Mi’raj) ?” Jibril menjawab, “Ya” Maka mereka
disambut dengan ucapan, “Selamat datang baginya, semoga Allah memuliakannya,
beliau adalah saudara dan kholifah, dan sungguh sebaik-baiknya saudara adalah
beliau dan sebaik-baiknya kholifah, dan sungguh beliau adalah sebaik-baiknya
tetamu yang telah datang.” Maka dibukakanlah bagi keduanya.
(Bersambung)
Comments
Post a Comment