Jika Nilai Kebenaran Dirusak..
Sebagian
perkara yang kita alami dari fitnah-fitnah di dunia ada yang kesesuaian
sifatnya dengan fitnah Dajjal.
Apa
yang terjadi di Indonesia sekarang ini dan kehancuran Pemerintahan di Suriah, tampaknya tidak lepas
dari finah Dajjal.
Mudah-mudahan perjuangan
menegakkan kebenaran di Indonesia akan terwujud
SEJARAH permusuhan antara
ahlul haq dan ahlul batil adalah sejarah panjang yang terus terulang dari masa
ke masa. Tabiat dan karakternya selalu sama; tidak akan pernah berdamai,
apalagi bersanding mesra. Keduanya bagai timur dan barat. Bagai air dan minyak
yang tidak akan pernah bisa melebur.
Sejarah
permusuhannya sudah dimulai di surga, sejak Adam diciptakan, yaitu saat Iblis
menolak perintah Allah untuk sujud hormat kepada Adam. Maka sejak itulah Iblis
bersumpah untuk menyesatkan Adam dan keturunannya. Sejak itu pula terbelah dua
kelompok besar di alam semesta; hizbullah dan hizbusysyaithan.
Allah Subhanahu
Wa Ta’ala berfirman:
Sesungguhnya
Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami
katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”, maka mereka pun
bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud. Allah
berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku
menyuruhmu?” Menjawab iblis, “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya
dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah.” Allah berfirman: “Turunlah
kamu dari surga itu; karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya,
maka keluarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina.” Iblis
menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan.” Allah
berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis
menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan
(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi
terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar
Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya.(Al-A’raf: 11-18)
Dajjal,
mitra abadi Iblis dalam menyesatkan Bani Adam:
•
Dalam perjalanan panjang menggoda Bani Adam, Iblis merasakan kegagalan
berulang-ulang. Selama 10 abad pertama, bisa dikatakan Iblis gagal lantaran
tidak mampu membuat manusia menyekutukan Allah, walaupun Iblis mampu menggoda
mereka untuk melakukan dosa lainnya.
•
Hingga datanglah ‘kabar gembira’ akan lahirnya seorang anak keturunan Nabi Nuh
dari jalur Yafits yang akan menjadi sekafir-kafir manusia dengan segala
kelebihan yang dimilikinya.
•
Sosok tersebut adalah Dajjal laknatullah yang diberi berbagai keistimewaan, di
antaranya umur yang panjang dan berbagai kemampuan layaknya Iblis.
Rasulullah Shalallaahu
‘Alahi Wasallam bersabda:
Sesungguhnya
Allah tidak mengutus seorang Nabi, melainkan Nabi tersebut telah memperingatkan
kaumnya dari fitnah Dajjal. Nabi Nuh telah memperingatkan umatnya akan fitnah
Dajjal, demikian pula para Nabi sesudahnya. Ketahuilah, sesungguhnya Dajjal
akan muncul di antara kalian (maksudnya pada masa umat ini yang merupakan umat
terakhir, pent) dan perkara Dajjal itu tidak samar lagi bagi kalian. Demikian
pula perkara Rabb kalian tidak samar lagi bagi kalian (beliau bersabda demikian
sebanyak tiga kali). Sesungguhnya Rabb kalian tidak buta sebelah mata-Nya.
Adapun Dajjal adalah makhluk yang buta mata sebelah kanannya, seakan-akan
matanya adalah buah anggur yang terapung.”
Dalam
riwayat Muslim: “…Akan tetapi aku akan mengatakan kepada kalian sebuah
perkataan (tentang sifat Dajjal) yang belum pernah diucapkan oleh seorang Nabi
pun sebelumku. Ketahuilah oleh kalian, sesungguhnya Rabb kalian tidaklah buta
sebelah mata-Nya. Sebaliknya, Dajjal itu buta sebelah matanya.”
Dajjal,
raja pendusta yang memalingkan Bani Israel dari ajaran Tauhid menuju Paganisme:
•
Dalam proses menggoda manusia, Dajjal menjelajah ke segenap penjuru dunia.
Dajjal juga membutuhkan mitra untuk proyek besarnya. Dajjal membutuhkan para
pengikut yang loyal dengan ajaran Iblis, punya kemampuan dan kekuatan besar.
•
Dalam proses menemukan kaum yang akan dijadikan sebagai mitra dan partnernya,
maka Dajjal melihat bahwa Bani Israel adalah suatu kaum dengan karakter yang
paling mewakili. Maka sejak awal perjumpaan Dajjal dengan bani Israel, Dajjal
terus mewariskan semua program perusakan manusia.
•
Semua penyimpangan Bani Israel tidak bisa dilepaskan dari fitnah Dajjal.
Kejahatan dan kelicikan Bani Israel, pendustaan risalah, pelecehan syariat,
pembunuhan para nabi dan rasul, pemalingan dari akidah tauhid menjadi trinitas
dan paganis, perubahan teks Injil dan Taurat, munculnya kitab Talmud, dan
seabrek kejahatan Bani Israel, semuanya merupakan bagian dari fitnah Dajjal.
Karenanya,
tidaklah seorang nabi Bani Israel yang diutus, melainkan semuanya mengingatkan
kaumnya akan bahaya fitnah Dajjal. Bukti bahwa ajaran Bani Israel hakikatnya
adalah ajaran pagan Dajjal bahwa setiap kali nabi dan rasul diutus kepada
mereka, maka sebagian besar menentang ajaran itu, bahkan hingga tingkat para
pemuka agama Bani Israel tidak mengenali hakikat ajaran para nabi tersebut.
Yang demikian itu terjadi lantaran ajaran yang diyakini oleh Bani Israel adalah
ajaran pagan yang bertolak belakang dengan ajaran para nabi dan rasul.
Semua
fitnah yang ada merupakan gerbang menuju terbukanya fitnah terbesar di akhir
zaman. Dari Hudzaifah ra, dia berkata:
Dajjal
disebut-sebut di dekat Rasulullah saw, lalu beliau bersabda, “Sungguh aku,
sungguh fitnah sebagian kalian lebih kutakuti daripada fitnah Dajjal. Tiada
seorang pun yang selamat dari fitnah sebelumnya kecuali dia juga selamat
darinya. Tiada satu fitnah pun yang diciptakan sejak terjadinya dunia ini, yang
kecil maupun yang besar, kecuali tersia-siakan karena fitnahnya Dajjal.”
Akan
ada fitnah-fitnah yang akan dialami umat ini sebelum kemunculan Dajjal. Ada
keterkaitan fitnah-fitnah ini dengan fitnah Dajjal, sehingga bagaimana pun
sebagian perkara yang kita alami dari fitnah-fitnah itu ada yang bersesuaian
sifatnya dengan fitnah Dajjal.
Hari
ini kita hidup di zaman yang seluruh fitnah berkumpul menjadi satu. Umat Islam
abad 21 hidup dalam kepungan 3 fitnah sekaligus; fitnah peperangan dan
pembantaian antar-sesama muslim, fitnah harta dan kesenangan dunia, dan fitnah
gelapnya pemikiran dan ideologi sesat yang dipasarkan secara sistemik dan
holistik
Ketika
kita hidup di era Dajjal. Ahmad Thomson menyebutkan tiga macam pola dasar
pengelompokan sosial:
•
Pertama, masyarakat pedalaman sederhana yang hidup selaras dengan alam namun
tidak mengikuti syariat kenabian dalam peribadatan.
•
Kedua, masyarakat Islam yang selaras dengan alam dan mengikuti syariat
kenabian.
•
Ketiga, masyarakat kafir (komunis)yang hidup tidak selaras dengan alam semesta
dan sengaja menolak syariat Sang Pencipta.
Masyarakat
pertama perlahan semakin menghilang seiring laju perkembangan teknologi dan
informasi. Walaupun eksistensi mereka akan tetap ada, namun mayoritas kita
tidak berada di kelas itu.
Adapun
jenis kelompok kedua, gambaran yang paling ideal terjadi pada generasi terbaik
umat Islam; sahabat, tabi’in, dan tabi’ut tabi’in. Adapun masyarakat ketiga,
inilah jenis masyarakat yang paling mendominasi dunia; masyarakat yang
bermusuhan dengan alam semesta dengan beragam aktivitas eksploitasi alam -juga
manusianya- secara liar. Semua itu dilakukan untuk memenuhi nafsu mereka dan
dalam upaya menentang syariat Pencipta mereka. Inilah masyarakat kafir yang
kehidupan mereka tunduk di bawah kendali Iblis melalui sistem Dajjal dan kaki
tangannya.
Inilah
era kita hidup, era yang tanpa sadar menyeret kaum muslimin masuk dalam pusaran
permainan mereka untuk selanjutnya mustahil bisa keluar darinya. Pola hidup
masyarakat kelas ini telah menjadi sesuatu yang sistemik, berlaku secara
global, dan menjangkau seluruh bidang kehidupan manusia. Aktivitas politik,
sosial, ekonomi, budaya, militer, pemikiran dan peradaban, semuanya berada
dalam kendali sistem kufur ini.
Inilah
zaman yang oleh Nabi disebut sebagai zaman fitnah, zaman yang semua sistem
kenabian telah dijungkirbalikkan, serta norma dan nilai kebenaran dirusak tanpa
ada yang tersisa.Sangat berat hidup di era ini; era Dajjal, era seluruh
masyarakat dunia telah buta, yang karenanya si mata satu merasa pantas menjadi
raja.*/Andriy (dikutip dari buku Dunia Akhir Zaman,
karya Abu Fatiah Al-Adnani)
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com
Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com
Comments
Post a Comment