Skip to main content

Mutiara Akhlak Salaf


Mutiara Akhlak Salaf


Diantara keagungan akhlak salaf adalah: sedikit tertawa dan tidak bergembira secara berlebihan apabila mendapatkan kenikmatan dunia. Bahkan mereka mengkhawatirkan apa yang diperolehnya. Baik itu berupa pakaian, kendaraan, pernikahan, bahkan jabatannya. Lain halnya dengan orang yang cinta terhadap dunia. Para salaf takut bila kenikmatan dunianya termasuk kenikmatan akhirat yang dipercepat hanya dirasakan di dunia saja.

Umar bin Al-Khaththab berkata, “Kalaulah aku tidak takut kebaikanku berkurang, aku akan mengikuti pola hidup kalian yang enak. Namun aku telah mendengar Allah menjelaskan tentang suatu kaum:
أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا
Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu(saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya” (Al-Ahqaaf : 20).

Sebagian salaf berkata, “Jika engkau melihat seseorang yang mengajakmu berlomba untuk dunia, maka ajaklah ia berlomba dalam urusan agama”. Al-Hasan Al-Bashri berkata, “Yang kuketahui, bahwa sebagian dari orang-orang sholih itu berusaha keras agar Allah tidak melihatnya tertawa, sampai ia mendapatkan kepastian antara dua tempat kembalinya, di surga ataukah di neraka”.

Menghidupkan Malam
Diantara akhlak salaf adalah, kedisiplinan mereka menghidupkan malam untuk beribadah kepada Allah. Baik di musim panas maupun musim dingin.Hal ini untuk melaksanakan sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam– :

عليكم بقيام الليل فإنه دأب الصالحين قبلكم و هو قربة إلى ربكم و مكفرة للسيئات و منهاة عن الإثم و مطردة للداء على الجسد
Hendaknya kalian menghidupkan malam, karena merupakan kebiasaan orang sholih sebelum kalian, sebagai upaya mendekatkan diri kepada Rabb kalian, juga sebagai penghapus kesalahan, mencegah dari perbuatan dosa, serta guna mengusir penyakit dari badan” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Albani dalam Irwa’ al Gholil)

Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu– mengerjakan sholat tahajud ketika banyak pasang mata telah terlelap. Kemudian terdengarlah dengungan seperti dengungan lebah hingga pagi. ‘Abdul ‘Aziz bin Abi Daud berbaring di atas dipan seraya berkata, “Alangkah empuknya kamu. Tetapi dipan surga jauh lebih empuk darimu”. Ia lalu berdiri untuk mengerjakan sholat. Dan masih terus sholat hingga fajar menyingsing.

كان النبي صلى الله عليه و سلم يصلي حتى تفطر قدماه و ترم سقاه، فيقال له : أتفعل ذلك و قد غفر لك ما تقدم من ذنبك وما تأخر؟ فيقول : أفلا أكون عبدا شكورا..
Nabi-shallallahu ‘alaihi wa sallam- biasa sholat hingga kedua telapak kaki dan betis beliau bengkak. Lantas seorang sahabat bertanya kepada beliau, ” Mengapa anda mengerjakan yang demikian? Bukankah dosa anda yang telah lalu maupun yang akan datang telah diampuni?”. Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-bersabda, “Tidakkah sudah sepatutnya aku menjadi hamba yang bersyukur.” (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasa’i)
Pesan Kematian
Diantara akhlak salafus shalih adalah, banyak mengambil pelajaran, menangis, dan memperhatikan masalah kematian. Ketika melihat iringan jenazah, mereka langsung ingat pada kematian, perihnya sekarat dan su’ul khatimah (kematian yang buruk). Sampai-sampai hati mereka berguncang saat mengingat hal-hal tersebut. Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu-, manakala melihat orang-orang yang mengusung jenazah, ia berkata , “Berangkatlah menuju Rabbmu, kami pasti akan menyusulmu”.

Ketika melihat jenazah, Makhul Ad- Dimasyqi berkata ,”Berangkatlah dulu.  Sesungguhnya kamipun memiliki ruh. Ini nasehat yang sangat mengena walau hanya sederhana. Ini juga kelalaian yang buruk; yang pertama (yang meninggal dunia) telah pergi, yang belakang  (yang masih hidup) tidak mengambil pelajaran”.

“Kami melihat jenazah, “kata Al A’masy. Namun kami lupa diri tentang siapa yang mewafatkannya. Karena kesedihan telah membutakan manusia”. Itu semua terjadi karena mereka selalu mengingat saat dirinya menjadi jenazah. Mereka menangis bukan karena mayat orang lain tetapi menangisi diri mereka sendiri.

Sudah selayaknya, orang yang pasti akan mati selalu mengingatnya. Saat kuburan menjadi tempat tidurnya. Cacing tanah menjadi kawannya. Munkar dan Nakir menanyainya. Di kuburan, perut bumi menjadi tempat tinggalnya. Hari kiamat adalah hari yang dijanjikan. Surga dan neraka telah disiapkan. Orang-orang shalih itu, tiada yang mereka pikirkan kecuali hal ini. Sebagai motivasi mereka untuk melakukan persiapan.

Maka mari sadari dan ambil pelajaran. Sebagaimana orang-orang shalih itu mengambil pelajaran. Perbanyak menangis (karena Allah) dan mengoreksi diri. Karena maut datang tanpa permisi. Di sana, ada alam (neraka) yang mengerikan tanpa tergambarkan. Mari kita memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari segala keburukan dunia dan akhirat.

*********************
Referensi : Min Akhlaq As-Salaf, karya: Ahmad Farid.
Penulis: Ahmad Anshari. Editor: Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF. Email: ustazsofyan@gmail.com




Comments

Popular posts from this blog

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   ...

Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari Based on Fath al-Bari

  Explanation of Hadith Sahih al-Bukhari   Based on Fath al-Bari Ibn Hajar Biography of Imam al-Bukhari    Biography of Ibn Hajar Asqalaani   Explanation Based on Fath al-Bari Ibn Hajar:  1       2     3       4       5       6      7       8       9       10       11       12       13       14      15       16      17     19     20      21      22      23       24      25       26       27       28       29       30&31    

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM)

Tafsir Ibnu Katsir Lengkap (PDF dan CHM) Untuk bisa memahami Qur’an dengan utuh, kita sangat memerlukan bantuan buku tafsir yang berisikan penjelasan dari para sahabat Nabi dan para ulama setelahnya tentang makna dan kandungan al-Qur’an. Mengapa? Sebab tidak bisa dan tidak boleh kita menafsirkan al-Qur’an sendiri tanpa bimbingan para ulama. Sebab tanpa bimbingan mereka kita bisa tersesat jauh dari jalan yang benar.  Untuk memahami al-Qur’an bisa saja kita mencoba untuk menerjemahkannya kata per kata sendiri, tanpa merujuk ulama atau buku tafsir yang mu’tabar (dikenal dan diakui validitasnya), akan tetapi bagaimana kalau ternyata yang kita pahami itu salah? Bagaimana kalau ternyata yang kita pahami bertentangan dengan apa yang dipahami oleh para sahabat Nabi dan para ulama? Nah karenanya, untuk memahami al-Qur’an gunakankan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan. Salah satunya yang cukup terkenal adalah Tafsir Ibnu Katsir, yang merupakan salah satu kitab tafs...