Skip to main content

Kemuliaan al-Qur'an


KEMULIAAN AL-QUR’AN


Bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan rahmat. Pada bulan ini, jiwa-jiwa yang suci akan tampak nyata, dan semangat meraih derajat keimananan paling tinggi dan semakin kuat. Pada bulan ini, kecintaan kepada al-Qur’ân, keinginan untuk mentadabburinya dan mentaatinya semakin bertambah. Kaum Muslimin bagai tidak mau lepas dari al-Qur’an, yang merupakan sebaik-baik teman yang tidak pernah membosankan perkataannya. Barangsiapa membacanya seolah-olah dia sedang berbicara dengan ar-RahmânAllâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ ﴿١٥﴾ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allâh, dan Kitab yang menerangkan. Dengan Kitab itulah, Allâh menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan Kitab itu pula) Allâh mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. [al-Mâidah/5:15-16]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya al-Qur’ân ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” [al-Isra’/17:9].Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba di dunia dan di akhirat selain memandang dan membaca al-Qur’an sepanjang waktu serta mentadabburi (merenungi)nya. Amalan ini akan membuat seorang hamba mengetahui berbagai kebaikan dan keburukan serta kondisi para pelakunya, juga akan menampakkan gambaran hakikat dunia. Amalan ini juga membawa para pelakunya seakan berada diantara umat-umat terdahulu sembari menyaksikan adzab dan siksa yang Allâh Azza wa Jalla timpakan kepada umat-umat terdahulu tersebut.
Orang yang mentadabburi (merenungi) al-Qur’ân seakan melihat proses tenggelamnya kaum Nûh juga Fir’aun beserta pengikutnya; Mereka juga seakan mendapati bekas-bekas petir yang menyambar kaum ‘Ad dan Tsamûd. Orang yang mentadabburi al-Qur’ân akan mengetahui dan memahami hakikat jalan kebaikan beserta buah yang akan diraih oleh para pelakunya juga akan mengetahui hakikat jalan keburukan beserta akibat yang akan menimpa para pelakunya. Allâh telah menjadikan al-Qur’ân ini sebagai pembeda antara yang haq dan yang bathil. Orang yang mencari petunjuk dari al-Qur’ân, maka Allâh akan memuliakannya, sebaliknya barangsiapa mencari petunjuk dari selain al-Qur’ân, maka kehinaan pasti akan menimpanya.
Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu menemui Nafi’ bin Abdil Hârist di ‘Usfân – beliau adalah wakil dari Umar di Mekah, Umar bertanya, “Siapa yang kau jadikan pemimpin bagi penduduk lembah?” Nâfi’ Menjawab, “Ibnu Abza.” Umar bertanya lagi, “Siapakah dia?” Nafi’ menjawab lagi, “Salah seorang mantan budak kami.” Umar bertanya, “Kalian mengangkat seorang mantan budak?” Nafi’ berkata, “Dia pandai membaca (hafal) al-Qur’ân dan dia juga alim dibidang farâ’id (ilmu waris).” Lantas Umar berkata, “Sesungguhnya Nabi kalian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda.
إِنَّ اللَّهَ يَرْفَعُ بِهَذَا الْكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ بِهِ آخَرِينَ
Sesungguhnya Allâh akan mengangkat derajat suatu kaum dengan sebab al-Qur’ân, dan menghinakan yang lainnya dengan sebab al-Qur’ân.” [HR. Muslim]. Al-Qur’ân adalah cahaya yang tidak bisa dipadamkan. Dia adalah jalan yang tidak pernah tersesat orang yang melaluinya; Dia sumber keimanan dan ilmu; Dia hidangan para Ulama dan penyejuk hati; Dia adalah undang-undang kehidupan, juga obat (penyembuh).
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى
Katakanlah, “Al-Qur’ân itu adalah petunjuk dan penawar bagi kaum Mukmin. Dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan, sedang al-Qur’ân itu suatu kegelapan bagi mereka. [Fusshilat/41: 44]
Al-Qur’ân adalah kitab yang dijaga oleh Allâh Azza wa Jalla . Para pengikut hawa nafsu sangat berharap dan terus berusaha agar bisa menghapus ayat-ayat al-Qur’an beserta hukum-hukumnya dengan air laut agar tidak tersisa, tetapi itu sebatas keinginan yang tidak akan terwujud dan usaha yang tidak akan pernah berhasil, karena mereka tidak akan bisa mengalahkan Allâh Azza wa Jalla yang menjaga al-Qur’an.
Inilah dia kitab Allâh Azza wa Jalla yang turun melalui Jibril Alaihissallam. Lalu apakah yang telah dan yang akan kita lakukan dengannya? Akankah kita menjadikannya sebagai petunjuk dan undang-undang bagi kita dalam kehidupan kita? Ataukah hanya menjadi pajangan di rak buku, tidak tersentuh kecuali di bulan Ramadhân? Apakah kita akan berpegang teguh dengannya ataukah kita seperti unta yang kehausan di tengah padang pasir sambil membawa air di punggunghnya? Atau telinga kita seperti corong, ayat-ayat al-Qur’ân masuk melalui telinga kanan lalu keluar melalui telinga kiri?
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahîhnya, bahwa Allâh Azza wa Jalla berfirman pada Nabi-Nya.
إِنَّمَا بَعَثْتُكَ لِأَبْتَلِيَكَ وَأَبْتَلِيَ بِكَ، وَأَنْزَلْتُ عَلَيْكَ كِتَابًا لَا يَغْسِلُهُ الْمَاءُ، تَقْرَؤُهُ نَائِمًا وَيَقْظَانَ
Sungguhnya Aku mengutusmu dalam rangka untuk mengujimu dan menguji yang lain denganmu dan aku menurunkan sebuah kitab yang tidak bisa di cuci dengan air, kamu membacanya tatkala tidur dan terjaga.”
Inilah al-Qur’ân, kitab pegangan kaum Muslimin, yang mengatur tata cara hidup setiap insan. Maka wahai kaum Muslimin! Hendaklah kita bertakwa kepada Allâh! Hendaklah kita memperlihatkan amalan kita terkait kitab Allâh ini dengan cara membaca, mentadabburinya dan selanjutnya mengamalkannya.
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا ۖ فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan diantara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allâh. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. [Fathir/35:32]
Hendaklah kita senantiasa bertakwa kepada Allâh! Hendaklah kita memanfaatkan bulan yang penuh berkah ini dengan membaca al-Qur’ân dan mentadabburi ayat-ayatnya, meraup faidah sebanyak-banyaknya dari pelajaran dan nasehat yang ada padanya. Karena di dalam al-Qur’ân terdapat berita orang sebelum dan sesudah kita. Alangkah beruntung orang yang mentadabburinya dengan benar; juga alangkah berutung orang yang hati dan kulitnya bergetar serta takut saat mendengar ayat-ayat al-Qur’ân lalu ia bergegas mengingat Allâh.
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. [Qâf/50:37]

Bulan Ramadhan dinamakan bulan Al-Qur`ân karena pada bulan itu Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur`ân sebagai petunjuk bagi manusia ke jalan kebenaran, dan sebagai pembeda antara yang haq dengan yang bathil. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ
“(beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur`ân sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang haq dan yang bathil).” [al-Baqarah/2:185]. Al-Qur’ân merupakan sumber dari segala hukum Islam. Dengan Al-Qur`ân itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seluruh manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَىٰ عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا
“Maha Suci Allah yang telah menurunkan al-Furqân (Al-Qur`ân) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam”. [al-Furqân/25:1]. Demikian pula dengan Sunnah Nabi. Hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki peran yang berdampingan dengan Al-Qur`ân menjadi pedoman hukum dalam syariat Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. [al-Hasyr/59:7]. Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan Al-Qur`ân secara berangsur-angsur. Wahyu pertama turun saat Ramadhan pada malam Lailatul-Qadr, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`ân) pada malam kemuliaan. [al-Qadr/97:1].Usia Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat itu ialah 40 tahun sebagaimana masyhur disebutkan oleh kalangan ahli ilmu. Usia yang ideal bagi seseorang dalam mencapai kesempurnaan nalar, akal dan pengetahuan.Al-Qur`ân turun dari sisi Allah Ta’ala kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan perantaraan Malaikat Jibril Alaihissallam. Dia adalah pemimpin para malaikat. Allah Ta’ala mensifati Malaikat Jibril dengan firman-Nya:
إِنَّهُ لَقَوْلُ رَسُولٍ كَرِيمٍ﴿١٩﴾ذِي قُوَّةٍ عِنْدَ ذِي الْعَرْشِ مَكِينٍ﴿٢٠﴾مُطَاعٍ ثَمَّ أَمِينٍ
Sesungguhnya Al-Qur`ân itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril), yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai ‘Arsy, yang ditaati disana (di alam malaikat) lagi dipercaya. [at-Takwîr/81:19-21].
Juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَىٰ﴿٥﴾ذُو مِرَّةٍ فَاسْتَوَىٰ
Yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat. Yang mempunyai akal yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli. [an-Najm/53:5-6]. Dari uraian singkat di atas, kita bisa mengerti bahwa Al-Qur`ân memiliki kedudukan yang tinggi. Al-Qur`ân merupakan wahyu dari Rabbul-‘alamin, penguasa alam semesta, Dzat yang Mahakuasa atas segala sesuatu, yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Al-Qur`ân diturunkan kepada manusia paling agung dan mulia semenjak Allah menciptakan manusia yang pertama hingga manusia yang terakhir. Pemimpin sekaligus pemimpin para nabi dan rasul. Beliau adalah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Al-Qur`ân diturunkan dengan perantara makhluk yang taat kepada Allah, yaitu malaikat. Bahkan merupakan malaikat terbaik dan pemimpin para malaikat. Dialah Malaikat Jibril. Dan Al-Qur`ân diturunkan pada waktu yang sangat mulia, yaitu bulan Ramadhan. Bahkan malam diturunkan Al-Qur`ân merupakan malam lailatul-qadr, malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Allah Azza wa Jalla berfirman.
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ﴿١﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ﴿٢﴾لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ﴿٣﴾تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ﴿٤﴾ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur`ân) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabbnya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. [al-Qadr/97:1-5]. Kemuliaan Al-Qur`ân lainya, yaitu ia akan tetap terjaga kemurniaannya hingga hari Kiamat. Dan masih banyak lagi keistimewaan yang terdapat pada Al-Qur`ân.
Setelah mengetahui kedudukan Al-Qur`ân, maka sebagai seorang Muslim, kita wajib mempedulikan Al-Qur`an. Kita lakukan amal-amal kebaikan berkaitan dengan kitab yang mulai ini.

1. Membaca Dan Menghafalkan Al-Qur`ân.

Membaca Al-Qur`ân merupakan langkah awal seseorang bermuamalah dengan Al-Qur`ân. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan agar kita rajin membacanya, sebagaimana tertuang dalam sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
اقْرَؤُوْا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيْعًا ِلأَصْحَابِهِ
Bacalah Al-Qur`ân, karena ia akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya. [HR Muslim].
Ketahuilah, Allah menjadikan amalan membaca Al-Qur`ân termasuk sebagai salah satu yang bernilai ibadah kepada-Nya. Allah memberikan pahala bacaan Al-Qur`ân bukan per surat atau per ayat, akan tetapi pahalanya per huruf dari Al-Qur`ân yang kita baca. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
لاَ أَقُوْلُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَ لاَمٌ حَرْفٌ وَمِيْمٌ حَرْفٌ
Aku tidak mengatakan alif lam mim itu satu huruf. Akan tetapi alif adalah satu huruf, lam adalah satu huruf dan mim adalah satu huruf. [HR at-Tirmidzi].

2. Mentadabburi Dan Mempelajarinya Al-Qur`ân.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
Maka, apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur`ân, ataukah hati mereka terkunci? [Muhammad/47:24]. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman.
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
Ini adalah sebuah Kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran. [Shâd/38:29].

3. Mengajarkan Al-Qur`ân.

Al-Qur`ân merupakan sebaik-baik ilmu. Barangsiapa yang menyebarluaskan dan mengajarkannya kepada orang lain, maka ia akan mendapatkan balasan yang terus mengalir Allah Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ صَدَقَةٍ جَارِيَّةٍ أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
Apabila manusia meninggal dunia, maka terputuslah segala amalannya kecuali tiga perkara, (yaitu) shadaqah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya. [HR Muslim].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda.
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Qur`ân dan mengajarkannya. [HR Bukhari].
4. Mengamalkannya. Demikianlah kewajiban seseorang yang telah mengetahui sebuah ilmu. Hendaklah ia mengamalkannya. Suatu ilmu tidak akan berguna jika tidak pernah diamalkan. Karena buah dari ilmu ialah amal. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya akan memberi balasan berdasarkan amal yang dikerjakan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Sesungguhnya kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. [ath-Thûr/52:16]
جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. [al-Wâqi`ah/56:24].
Berkaitan dengan seorang ahlul-qur`an, Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud pernah berkata: “Pengemban Al-Qur`ân harus bisa dikenali saat malam hari ketika manusia tertidur lelap, saat siang hari ketika manusia berbuka, dengan tangisnya ketika menusia tertawa, dengan wara’nya ketika manusia berbaur, dengan diamnya ketika manusia larut dalam pembicaraan yang tidak bermanfaat, dengan kekhusyuannya ketika manusia bersikap angkuh, dan dengan sedihnya ketika manusia bersuka cita”. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita sebagai ahlul-qur’an. Yaitu orang-orang yang selalu menyibukkan diri dengan membaca, mempelajari, mengajarkan dan mengamalkan al Qur’an. Sehingga pada hari Kiamat, Al-Qur`ân mendatangi untuk memberi syafaat bagi kita di hadapan Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Sebagai wujud memuliakan Al-Qur`ân, hendaklah kita menjaga adab-adab saat membacanya.
1. Membacanya dalam keadaan yang paling sempurna. Yaitu dengan bersuci, menghadap kiblat dan duduk dengan sopan.
2. Membacanya dengan tartil dan tidak tergesa-gesa. Karena tidak layak seseorang membaca Al-Qur`ân dengan terlalu cepat, sehingga dalam waktu kurang dari tiga hari ia telah selesai mengkhatamkan bacaannya. Padahal terdapat sebuah riwayat tentang ashabus-sunnan dan dishahihkan at-Tirmidzi, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ قَرَأَ الْقُرْآنَ فِي أَقَلَّ مِنْ ثَلاَثِ لَيَالٍ لَمْ يَفْقَهْهُ
Barangsiapa yang (mengkhatamkan) membaca Al-Qur`ân dalam waktu kurang dari tiga hari maka ia tidak dapat memahaminya.
3. Selalu khusyu’ ketika membacanya, menampakkan kesedihan, dan berusaha menangis.
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad yang jayyid, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
اُتْلُوْا الْقُرْآنَ وَابْكُوْا. فَإِنْ لَمْ تَبْكُوْا فَتَبَاكُوْا
Bacalah Al-Qur`ân dan menangislah. Apabila kamu tidak bisa menangis, maka berpura-puralah menangis.

4. Hendaklah memperindah suaranya.

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari Sahabat Abu Hurairah, bahwasanya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَمْ يَتَغَنَّ بِالْقُرْآنَ
Bukan golongan kami orang yang tidak membaca Al-Qur`ân dengan irama.
5. Seorang yang membaca Al-Qur`ân hendaklah menyembunyikan suaranya jika ia khawatir akan menimbulkan riya, atau sum’ah pada dirinya, atau apabila dikhawatirkan akan mengganggu orang yang sedang shalat.
Selanjutnya, hendaklah seorang muslim berusaha memperbanyak hafalan Al-Qur`ân di dadanya, karena hal ini termasuk tanda keimanan seseorang, dan salah satu tanda orang yang diberi ilmu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِي صُدُورِ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلَّا الظَّالِمُونَ
Sebenarnya, Al-Qur`ân itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang zhalim.[al-Ankabut/29:49]
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang senantiasa membaca al-Qur’ân, mentadabburinya lalu mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.
 [Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun XI/1428H/2007M dan Edisi 02/Tahun XVIII/1435H/2014M dengan sedikit perubahan)
 ****************************

* Prof.Syeikh Saud bin Ibrahim bin Muhammad Al-Syuraim, PhD adalah Imam Besar Mesjidil Haram dan mantan Hakim Pengadilan Tinggi Mekkah dan mantan Dekan Fakultas Kehakiman Universitas Umm al-Qura. Diantara guru Syaikh beliau adalah: Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Abdullah bin al-Jibrin, Abdullah bin Abdul Aziz bin Aqil, Abdurrahman al-Barrak, Abdul Aziz ar-Rajhi, Fahd al-Humain, Abdullah al-Ghayydan, dan Shalih bin Fauzan al-Fauzan. 


Comments

Popular posts from this blog

Tafsir al-Quran

  TAFSIR AL-QUR'AN Bacaan Al-Quran (Al-Quran Recitation) Tafsir As-Su'udi, Al-Baghawi, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, At-Thabari ( Arabic)   Al-Quran Terjemah Per Kata dan Tafsir (Kemenag RI, Jalalain, Ibn Katsir & Al-Misbah )   Al-Quran dan Terjemahannya (Indonesia & English, Bacaan Oleh Al-Afasi ), Tafsir Kemenag dan Aspek Terkait   Tafsir Kemenag RI, Bacaan Oleh Al-Husary Learn Quran Tafsir (Jalalain, Ibnu Katsir, Kemenag RI dan Al-Azhar )   TafsirWeb (Al-Muyassar, Al-Mukhtasar,  Al-Wajiz, As-Sa'di, Sawi , dll)    Tafsir al-Mukhtasar fi Al-Quran al-Karim (Indonesia)       Tafsir Hidayatul Insan - Al Ustadz Marwan Bin Musa   Belajar Al-Quran Kata Per Kata   Tafsir NU Online    Tafsir Al-Mukhtasar fi Al-Quran Karim (English)   Maududi Tafhimul Quran Tafsir (English)   Ibn Kathir Al-Quran Tafsir ( English )   Tafsir Ibn Katheer & Ma’arif ul-Quran (in English, Arabic, Urdu )      Tafsir Ibn Abbas (English)    Tafsir Kashani (English)   Tafsir Kashf Al-Asrar (English)

Darul Quran Mina (DQM)

Darul Qur'an Mina (DQM) Profil & Kegiatan Darul Qur'an Mina (DQM) Wakaf Bangunan DQM   Update Laporan Donasi Wakaf Bangunan DQM    Youtube DQM Channel (English)   Youtube Kajian Tafsir   Youtube Belajar Bahasa Arab   Murattal & Tadabbur al-Quran:  Murattal al-Qur'an Berbagai Qari Masyhur (MP4)   Murattal Al-Quran Qari Utama (MP4)   The Glorious Noble Qur'an -Syaikh Abu Bakr Ash-Shatery, Eng Trans (MP4)   Tadabbur/Tafsir al-Quran (MP3 &MP4)   Tafsir Al-Quran   Ilmu al-Quran (Ulumul Quran) -MP4 Tajwid/Ilmu Tajwid    Belajar Membaca & Tadabbur al-Qur'an (Html,MP3 dan MP4)   Kajian Hadist (Study of Hadith)    Murattal al-Quran Semua List Qari Masyhur (MP3)   Murattal Al-Quran Semua Qori (MP3)   Perpustakaan Audio Quran MP3 Semua Qari   Murattal Al-Quran 30 Juz (MP3 Audio)   List Murattal Al-Qur'an (MP3 Audio) & Tafsir   Al-Quran Digital (Display Ayat dan Terjemahan), Murattal Oleh Syaikh Abdulrahman al-O

Update Laporan Donasi Wakaf Tanah & Bangunan Darul Quran Mina (DQM)

Update Laporan Wakaf  Bangunan Darul Quran Mina (DQM) Yayasan Pembangunan Islam Mina , SK Kementerian Hukum & HAM RI No. AHU.0006005.AH.01.04.2017 1. Kantor Pusat (HQ):  Alamat: Darul Quran Mina (DQM), Lampeuneurut Ujong Blang, Darul Imarah, Aceh Besar, INDONESIA 23352.  Kebutuhan Dana:  - Tanah seluas 364 M2 & 1 Unit Bangunan: Rp 998,000,000,- -  3 unit Balai Pengajian: Rp 26,600,000,- ************************************** Transfer Wakaf Bangunan DQM ke No Rekening (Acc): 📟 No. Acc Bank Aceh Syari'ah : 62002200105180 Kode Bank 116  (Swift Code: PDACIDJ1) 📟 No. Acc Bank Syariah Indonesia: 7147283126 Kode Bank 451  (Swift Code: BSMDIDJAXXX  ) 📟 No. Acc Bank CIMB Niaga Syariah: 761968078600 Kode Bank 022  (Swift Code: BNIAIDJA XXX ) Semuanya a.n: Sofyan Kaoy Umar  Konfirmasi setelah Transfer:  WA: +6281234582087 (Ust.Sofyan Kaoy Umar, MA, CPIF), Ketua Pengurus Yayasan Pembangunan Islam Mina Khusus  bagi  muhsinin Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia &am