Arti Penting Tadabbur al-Qur'an
Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburkan ayat-ay tnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”.Allah Azza wa Jalla memerintahkan manusia untuk mentadabburi Al-Quran agar mereka memahami dan menghayati kandungannya dengan benar.
Kata tadabbur (yang terambil dari bahasa Al-Qur'an) mengandung arti merenungkan, memikirkan dan menghayati sehingga siapapun yang melakukannya dapat menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.Az Zamakhsyari mengatakan,
تأمُّله والنظر في إدباره وما يؤول إليه في عاقبته ومنتهاه ، ثم استعمل في كل تأمل؛ فمعنى تدبر القرآن : تأمل معانيه وتبصر ما فيه”
Ringkasnya, tadabbur lebih pelan, dalam dan luas daripada istidlal. Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata, “Apabila kami mempelajari sepuluh (10) ayat Al-Qur’an dari Nabi shalallahu alaihi wassalam, kami tidak melanjutkannya dengan ayat setelahnya sehingga kami mengamalkannya.” Perintah untuk Menadabburi Al-Qur'an yaitu ada tiga ayat yang berisi perintah untuk mentadabburi Al-Quran. Perintah ini disebutkan dalam konteks peringatan terhadap kaum kafir dan kaum munafik agar mereka mau berpikir.
Pertama, dalam QS An-Nisâ’, 4:82, Allah Swt. berfirman,
“Mengapa mereka tidak mentadabburkan Al-Quran? Jika Al-Quran itu (datang) dari selain Allah, pasti mereka menemukan di dalamnya perselisihan yang banyak.”
Kedua, dalam QS Muhammad, 47:24:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَىٰ قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا
”Maka apakah mereka tidak mentadabburkan Al-Quran? Ataukah hati mereka terkunci?”
Ketiga, QS Shâd, 38:29:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburkan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
Aspek Penghayatan (tadabbur) Al-Quran itu juga sangat penting. Melalui ayat-ayat al-Quran yang mulia ini, Allah Ta’ala mengingatkan agar kita tidak menjadi lalai sebagaimana lalainya kaum kafir dan munafik. Salah satunya dengan tidak mengabaikan aspek penghayatan (tadabbur) Al-Quran, yaitu kita membaca Al-Quran tetapi lalai, terlena, dan dipermainkan oleh pikiran dan nafsu sehingga kita tidak menghayatinya.
Lalu, bagaimana caranya kita mentadabburi Al-Quran? Syaikh Isham bin Shalih Al-Uwayyid dalam bukunya Fannu At-Tadabbur fil Qur’an Al-Karim (Seni Tadabbur Al-Quran) menjelaskan bahwa langkah pertama untuk mentadabburi Al-Quran adalah menghadirkan di dalam hati dan diri kita keyakinan penuh —sebelum kita mulai membacanya— bahwa Al-Quran adalah KEKAYAAN YANG PALING BERHARGA bagi kita. Al-Qur'an adalah segalanya bagi kita. Al-Qur'an adalah ruh (nyawa), tanpanya kita adalah mayat yang berjalan. Al-Quran adalah CAHAYA, tanpanya kita buta dalam menapaki kehidupan di dunia. Al-Qur'an adalah PETUNJUK, tanpanya kita hanyalah binatang ternak yang tersesat.
Keyakinan itu harus kita hadirkan di dalam hati, perasaan dan pikiran kita sebelum kita mulai membaca ayat-ayat Al-Qur'an, untuk selanjutnya mempelajari kandungan maknanya. Nilai dan kedudukan Al-Quran bisa kita perhatikan dari bagaimana Allah Ta’ala mensifati Al-Quran dengan banyak sifat KEAGUNGAN, KEBERKAHAN dan KEBAIKAN yang jumlahnya tidak kurang dari 25. Beberapa di antaranya adalah:
Al-Qur'an sebagai al-Haqq (kebenaran), al-Huda (petunjuk), al-Ilmu (ilmu), al-Burhan (bukti yang nyata), al-Muhaimin (saksi dan pemberi keputusan), al-Barakah (keberkahan), al-Mau’izhah (nasihat), as-Syifa’ (kesembuhan atau obat), at-Tadzkirah (peringatan), an-Nuur (cahaya), ash-Shidq (kebenaran atau kejujuran), al ‘Aliy (tinggi), al-Karim (mulia), al-Mushaddiq (yang membenarkan), al-Furqan (pembeda antara kebenaran dan kebatilan), dan lainnya.
**********************
Kontributor: Tim Tasdiqul Qur'an.or. id; Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar,MA, CPIF, Email: ustazsofyan@gmail.com
**********************
Kontributor: Tim Tasdiqul Qur'an.or. id; Editor: Ustaz Sofyan Kaoy Umar,MA, CPIF, Email: ustazsofyan@gmail.com
Comments
Post a Comment